Menarik sekali khotbat jum, at kali ini, khotib membawa materi “Ta’awwun (tolong menolong atau kerja sama) dengan mengambil contoh yang aktual,yakni bola, antara positif dan negatifnya.
Beliau membeberkan sisi negatif lebih dahulu pada bola, yang beliau maksud adalah para penggemarnya baik yang sekedar simpatisan maupun sudah maniak, adalah pada pertandingan kemarin (piala AFF)bahkan pertandingan piala dunia sekalipun yaitu pada pertandingan kemarin yakni,
1. Bagaimana shalat Maghrib dan Isya para penonton yang sudah ada di stadion sejak sebelum Mahgrib, bahkan ada yang sebelum Asyar.
2. Terjadinya “ihktilat (campur baur laki dan perempuan) yang bukan muhrim.
3. Pada lagu “garuda di dadaku, ada lirik lagu yang berbunyi “hari ini pasti menang , adalah sesuatu yang melampaui kemampuan manusia yakni memastikan sesuatu yang belum terjadi , yang pada akhirnya “kita kalah,. Padahal kepastian terjadinya sesuatu hanyalah rahasia Allah.
4. Dan pada saat demam piala dunia berapa banyak orang yang sengaja bangun malam antara jam 2 s/d jam 4 menjelang subuh untuk menyaksikan pertandingan tim kesayangannya, padahal pernahkah ia lakukan itu untuk shalat malam. Dan hal-hal lain yang berkaitan dengan bola yang membuat kita lalai dengan kewajiban kita baik selaku makhluk yang bersosial maupun sebagai seorang muslim.
Adapun sisi positifnya sebagai sebuah permainan kolektif , bola memerlukan kerja sama yang serasi dari kiper, bek, penyerang baik kanan kiri maupun tengah untuk meraih sebuah keberhasilan, kita pernah mengenal pemain-pemain termahal karena kepandaiannya di lapangan hijau, tapi bisakah mereka bermain sendiri ? masing-masing pemain mempunyai peran yang penting dan keahlian sesuai posisinya di lapangan, namun terkadang kita hanya mengenal mencetak gol karena hitungan angka, tanpa pernah berpikir bagaimana sulitnya kiper menangkap bola cepat yang menuju gawang.
Begitulah seharusnya seorang Muslim, masing-masing bekerja sama untuk kemajuan dakwah Islam, baik kemajuan fisik maupun non fisik, seorang dermawan janganlah tinggi hati karena besarnya sumbangan untuk membangun Masjid, perhatikan! ada sang du’afa yang tidak mau di bayar, yakni menyumbang dengan tenaga, baik sebagai tukang maupun kenek dan yang lainnya menyumbang dengan do’a bagi sang dermawan agar diberikan rizeki melimpah.
Bagaimana dengan saudara kita yang meringkuk di tahanan yang kita salahkan karena pola dakwahnya yang keras dan ofensif, lalu di tangkap penguasa karena meresahkan pihak non Muslim padahal niat mereka tulus, dan adakalanya kekerasan itu terjadi karena memang diperlukan , yakni saat lawan bertindak provokatif , meremehkan bahkan menodai kesucian agama kita, merekalah yang menggetarkan musuh-musuh Islam , yang membuat non Muslim garis keras harus berpikir dua kali untuk mengganggu Umat Islam, bukankah Islam punya Umar, Hamzah yang kekerasan sikaf mereka, mereka tujukan pada kaum kafir harbi, ghirah mereka dalam dakwah patut kita contoh, dari pada seorang Muslim yang lemah gemulai, dengan alasan “toleransi dan nasionalisme, tapi mengorbankan harga diri agamanya. Naudzu billah min dzalik.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda