MagzNetwork

niat dan proses

Diposting oleh Mastindi | 07.20 | | 0 komentar »
Niat dan perbuatan adalah satu paket yang tidak terpisahkan karena niat “I’TIQADUL QALBI  LIBTIDAIL AWAMILI (kehendak hati untuk memulai suat perbuatan)
Oleh karena itulah itulah proses menuju tercapainya tujuan jangan sekali kali mengabaikan niat awal agar maksud yang dituju dapat di raih.

Sebagai wujud kasih sayang Allah niat yang baik bila karena suatu udzur tidak terlaksana tetap mendapat ganjaran, adapun niat buruk ketika di batalkan tidak mendapat dosa.

Niat yang baik tidak menjamin berakhir baik, bila dalam prosesnya kita tidak melibatkan Allah, dan mengabaikan tujuan semula ,atau di lakukan dengan sesuatu yang dilarang.

Begitu pun tidak sedikit niat buruk dalam proses pelaksanaannya berbelok menjadi baik.

Karena itulah, perbaharui selalu (tajdidun niat) , rujukkan kembali proses menuju suatu  maksud, yang telah diniatkan untuk sesuatu yang baik, agar tidak melenceng dari tujuan semula.


Terakhir ketika kita berniat , tanyakan pada hati nurani tentang nilai kebaikan yang ada pada niat kita.. karena niat dan proses biasanya akan selalu linear.

MENJADI MUSLIM SECARA UTUH.

Diposting oleh Mastindi | 18.59 | | 0 komentar »
Dalam tafsir ibnu katsir yg menjadi asbabul dari surat 2 ayat 208 , ialah ketika beberapa orang masuk Islam mereka meminta idzin kepada rasulullah untuk tetap berhari sabat (sabtu) dan menegakkan Taurat di malam harinya, intinya menjalankan agamanya sebelumnya yang notabeni juga dari Allah, maka Allah turunkan ayat tersebut (2 :208).

mahfum mokhalafahnya , jika ajaran yang datang dari Allah saja harus ditinggalkan ketika menjadi Muslim(masuk Islam) karena sudah melengkapi ajaran sebelumnya, lalu bagaimana dengan amaliyah yang tidak bersumber dari Islam, belum pernah dicontohkan oleh Rasulullah, para sahabat , tabi'en dan tabi'et tabi'en.

belum sempurnakah ajaran Islam versi rasulullah ..

padahal masih banyak sunnah rasul yang kita tinggalkan.


belajar untuk menjadi Muslim secara totalitas, meskipun tidak sama persis dengan contohnya setidaknya kita telah berusaha secara maksimal mengambil tauladan melalui orang yang faham tentang Islam.

Mengharap Allah menolong

Diposting oleh Mastindi | 19.40 | | 0 komentar »
Sahabat..

Ketika berbagai kesulitan hidup datang tiada henti
Silih berganti, dan qadarullah semua pintu keluar seakan tertutup
sehingga tibalah pada titik kesabaran kita yang terlemah, dan
dalam kepayahan manusiawi mengeluh “kapan datang pertolongan Allah ?

sahabat...

Mungkin saat itulah waktu yang tepat  untuk introspeksi
Mungkinkah kita menuai hasil tanpa menanam benih
Bisakah kita meminta tanpa lebih dahulu memberi
Padahal kita diajarkan dalam shalat-shalat kita

“hanya kepada-Mu kami menyembah , dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan
Sejauh mana bakti sembah kita kepada Allah ?

Maksimalkah ikhtiar kita ?
Ikhlaskah tawakkal kita ?

Sahabat…

Kita mengharap pertolongan Allah..

Namun..
Pernahkah kita berpartisipasi memberikan kontribusi untuk agamaNya
Membantu mensyiarkannya
Menegakkan aturan Nya  dalam keluarga
Menjadikan syareatNya sebagai  azas hidup
Karena Allah memang mensyaratkan pertolongannya.

“jika kamu menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu.

Ujian dan cobaan

Diposting oleh Mastindi | 02.22 | | 0 komentar »
Ketika Allah menguji seorang hamba  dengan suatu musibah , ketahuilah ujian tersebut bukan semata untuk hamba tersebut, melainkan juga melibatkan yang lainnya.

Allah ingin menunjukkan,

Untuk keluarganya, sejauh mana keharmonisannya.

Untuk kerabat dan familinya ,sejauh mana kedekatan hubungan  keluarga besarnya.

Untuk tetangganya, Sejauh mana  terbina hubungan sosialnya.

Untuk rekan sejawat nya,Sejauh mana menunjukkan rasa empati nya

Untuk saudaranya yang Muslim, sejauh mana mereka menunaikan hak-hak dan kewajibannya.


Sayyidina Ali Kw. Pernah ditanya oleh seorang sahabatnya “ Wahai Ali .. berapa banyak temanmu, Ali Kw. Menjawab, “akan aku hitung mereka ketika aku mendapat musibah.

Rasulullah menegaskan lagi “ Tidak beriman salah seorang di antara kalian , sehingga kalian mencintai saudaranya, sebagaimana mencintai dirinya sendiri (al-hadits).

Menitip nasehat untuk diri sendiri

Diposting oleh Mastindi | 05.46 | | 0 komentar »
Untukmu sahabat..

Ketika aku memberi  motivasi  agar kamu bersabar, bukan berarti aku manusia super yang tahan diterpa multi musibah. 
Ketika aku memberi  tausiah  tentang  amar ma’ruf, bukan berarti aku merasa sangat alim.

Dan Ketika  aku melarangmu menjauhi maksiat , juga bukan berarti aku manusia  paling suci.

Pun aku ketika menyinggungmu agar tidak malas, bukan berarti aku manusia paling kreatif.

Ambillah pelajaran dari filosofi sebuah kompetisi , di mana penonton dapat melihat jelas bentuk lapangan, gerakan semua pemain,  arah media permainan , sedangkan engkau sebagai pemain hanya fokus kepada  lawan yang terdekat.


Begitulah kompetisi kehidupan , dan yang aku inginkan,  ketika posisi kita berganti,  berilah aku motivasi, nasihat, teguran , kunjungan, sebagaimana yang aku lakukan lebih dahulu.

mencari kesamaan dalam bersahabat

Diposting oleh Mastindi | 21.11 | | 0 komentar »
Simbol realita.

Merupakan fitrah atau manusia seseorang ketika memilih teman  atau pasangan hidupnya akan mencari titik temu atau kesamaan, bahkan kesetaraan  dalam status sosial, namun Allah mempertemukan hamba-Nya dalam titik temu yang di ridhai-Nya.

Begitu pula dalam bersahabat, setiap kita akan menjadi akrab (dekat) manakala ada titik temu yang banyak dan sama, sama-sama ada waktu ,  di hobby yang sama , tempat kerja yang sama dan kesamaan yang lain, maka semakin banyak titik temu yang sama tentu semakin dekat dan lekat persahabatan.

Sahabat..

Maka di kala titik temu di atas tak kita dapatkan , tak ada kesamaan hobby, kesamaan waktu hingga kita bisa bertemu kapan dan di mana saja, bahkan status sosial kita berbeda, masih ada titik temu yang lain , titik temu yang insha Allah berada dalam ridha serta naungan-Nya,yakni kita sama-sama satu Aqidah .

Sahabat.

konsekuensinya juga sama, bila temanmu yang sehobyy, yang  satu pekerjaan menegurmu karena kamu lalai dan tidak lagi welcome dalam kesamaannya , begitu pun aku akan  menegurmu bila kamu lalai dari jalan-Nya, Tentu bukan menurutku , karena suatu kebenaran bila menurut manusia sangat relatif..

karena itulah ..

bila aku dekat karena Allah, maka jauh pun karena Allah.



Makna Ibadah

Diposting oleh Mastindi | 16.14 | | 0 komentar »
Ibadah atau ‘ibadah secara bahasa berarti menghamba.

Adapun secara syareat ialah “segala perbuatan baik yang disenangi Allah dan diridhai-Nya baik dari lisan maupun perbuatan, dzahir maupun bathinnya.

Ibadah mempunyai garis batas yang jelas, sebagaimana yang Rasulullah saw. sampaikan  dan dinukil oleh syeh an-Nawawi al-Bantani dalam Hadits arba’in an-nabawi .

“yang halal itu jelas & yang haram juga jelas .(al-hadits).

Islam mempunyai ajaran yang sangat jelas , seterang melihat matahari di siang hari, atau melihat bulan saat purnama.


Konsekuensi dari ibadah ialah “li i’la kalimatillah (meninggikan kalimat Allah) karena ibadah ialah bentuk syiar dalam arti kata yang luas, yang menunjukkan ke universalan ajaran Islam, sebagai sebuah system nilai terpadu, yang mengatur sekali gus memberi kebebasan dalam menata setiap gerak kehidupan dari hal sepele dan yang terpenting, namun dalam garis koridor yang jelas.

Mengambil Ibrah dari pelangi

Diposting oleh Mastindi | 18.23 | | 0 komentar »
Keindahan pelangi terletak pada warna-warninya, namun jangan lupa

Warna-warni pelangi adalah satu paket yang tak terpisahkan

Itulah persatuan dengan berbagai macam latar belakang

Warna-warni pelangi saling melengkapi
Semua kita dengan kualifikasi yang berbeda berada di tempat yang berbeda bersinergi sesuai dengan keahlian yang berbeda, namun saling melengkapi karena satu tujuan yang sama.

Warna-warni pelangi semuanya polos

Tidak ada yang punya misi tertentu, kehendak  sendiri, semua ada mekanisme dan tempatnya.

Warna-warni pelangi condong  ke arah yang sama

Itulah sistem, sistem bagai cetakan dan semua kita ibarat benda cair ketika dituangkan maka akan mengikuti bentuk medianya, semua warna tunduk dengan sistem yang sama, mengarah ke satu arah yang sama.

Warna-warni pelangi mempunyai bidang batang tubuh yang sama.

Itulah karya semua punya kontribusi yang sama meski dalam bidang yang berbeda.

Warna-warni pelangi selalu saling merapat

Itulah kerja sama, dalam keindahan kolaborasi ,bukan sama-sama kerja.


Terkadang agar kepuasan dapat tercapai , kita kehilangan nalar sehat dengan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nurani kita sebagai seorang muslim.

Qaidah syara mendefinisikan “mabok, dengan “ perasaan senang , atau menyenangi sesuatu secara  berlebihan disertai berkurangnya fungsi akal, telah merasuki jiwa-jiwa yang hampa dari nilai nilai ruhiyah, sehingga melupakan dari mana dia berasal , sedang apa dan akan kemana, bukan lagi endingnya, namun klimaxnya adalah  hilangnya rasa sensitivitas kita terhadap dosa , bahkan terhadap resiko kehilangan keluarga atau teman-teman yang selalu mengajak kepada yang haq.


benar ungkapan dalam bahasa Arab" kencingi sumur zam-zam maka kamu akan terkenal.

Manfaat mengulang suatu materi

Diposting oleh Mastindi | 07.46 | | 0 komentar »
Ibnu Katsir dalam tafsirnya  menerangkan dengan sebuah hadits sebagai uraian dari surat al-‘alaq pada ayat pertamanya  , yakni malaikat Jibril sampai mengulang-ulang kalimat “IQRA sebanyak tiga kali.

Salah satu hikmah yang dapat kita ambil
ialah, suatu objek atau ayat atau kajian
ketika di ulang ulang selain akan menambah pemahaman baru, juga menambah berkembangnya pemahaman kita terhadap sesuatu ayat, bahkan dengan mengulang-ulang akan menjadika kita dari tidak tahu menjadi mengerti.
 

Rasulullah selalu mengulang ulang (muraja’ah) materi dari setiap ayat yang turun, juga membacakannya kepada para sahabat dengan mengulang ulang..

Seorang khatib jum,at , dan morabbi tidak perlu membuat 4 atau 5 konsep untuk mengisi khotbah di 4 tempat  jika berbeda dalam satu bulan , cukup satu konsep dengan sendirinya selalu mengalami perkembangan setiap kali di sampaikan.
Karena itulah jangan pernah jenuh atau bosan mendengar ceramah, khotbah atau tausiah dengan materi yang sama, meskipun benar-benar mirip , bahkan bila kita sampai hafal di situlah disebut ilmu bagi kita, karena makna ilmu adalah tahu, Dan belum disebut ilmu bila masih tertulis di buku, kitab,berupa fail di pc atau leptop kita , atau di kepingan cd atau dvd.
Dalam sebuah ungkapan dikatakan
“AL-ILMU MAKHFUDZUN, artinya (ilmu itu harus di hafal) atau dipelihara dalam memori otak kita.
 


Mencari kata yang tepat untuk menilai

Diposting oleh Mastindi | 01.16 | | 0 komentar »
Mencari ungkapan yang tepat

Selasa 24 Maret 2015 sehabis mengajar sekitar jam 20.00 mencoba mengintip kompetisi ajang pencari bakat di sebuah stasiun televisi.. pertama kali melihat entah peserta yang ke berapa, namun yang jelas seorang wanita cantik dengan lagu yang telah selesai dinyanyikan.

Beberapa orang dari tim juri sedang memberikan komentar mungkin sebagai bahan koreksi untuk penampilan berikutnya agar lebih baik, setelah memberikan koreksi pada pada lagu maka tibalah saatnya memberikan koreksi dari tata busana, sang peserta berputar memperlihatkan bagian belakangnya , pada saat itu busana yang dipakai sang calon artis dari pinggang ke atas transparan dengan motif daun di samping , sang tim juri memberikan pujian karena memang pantas sang artis memakainya lantaran kemulusan tubuhnya, tidak ada baret , kotoran bahkan polisi tidur “katanya, sambil melawak. Tidak lama sang artis pun berputar sang juri sempat memegang (maaf) tapi BH peserta sambil berkata “ini tepat agar isinya tidak terburai  kemana-mana (kurang lebih)...

Naudzu billah .. tsumma naudzu billah bin dzalik.

Dengan kaca mata apa harus menilai, kaca mata seni atau kaca mata agama.

Tentunya dari sisi mana kita memandang maka hasil penilaiannya jelas berbeda...

Tapi kita sebagai Muslim, tentunya bisa bersikap dan berkata

"Saya suka seni, tapi saya Muslim, atau malah berkata sebaliknya
"Saya Muslim, tapi kan saya suka seni..

Bila yang pertama sikap kita, tentu tolak ukurnya jelas, yakni Ridha Allah

Namun bila yang kedua, maka tolak ukurnya ialah perasaan.

Kesimpulannya ... tolong ajarkan

Ungkapan apa yang tepat untuk acara tersebut ? bila tolak ukurnya norma agama.



Saat ingin mendukung idolamu

Diposting oleh Mastindi | 18.11 | | 0 komentar »
Saat ingin membantu temanmu dari kesulitan
Ketika  ingin Mendukung idolamu agar populer
Apabila  ingin memajukan komunitasmu agar dikenal
Maka...
Buanglah egoismu
Bukalah kitab sucimu sebagai penuntun-mu
Jalankan nalarmu sebagai makhluk istimewa
Ajak nuranimu karena dialah yang selalu jujur
Adakah kemaslahatan untuk sesama
Adakah membawa kebaikan bagi dirimu
Apakah menambah Iman dan taqwamu
Atau malah
Menambah dosamu karena peranmu di sana
Menambah musuhmu karena melawan nuranimu
Namun..
Bila kamu belum mampu,
karena hubungan emosionalmu
hubungan ashabiyahmu
kesamaan hobbimu
Rasa emoh pakewuhmu
Maka..Gunakan logikamu
Adakah manfaat bagimu, anak istrimu
Kesejahteraan keluargamu..
Sahabat..
Ketika kita ingin berburu dengan membunuh
Cobalah renungkan dahulu..
Apakah untuk di makan
Apakah karena menjadi hama
Atau penyebar penyakit
Atau apakah karena membahayakan
Atau hanya untuk kepuasan
Bahwa “ saya sudah pandai menembak
Sssttttt... ada si manis di samping bertanya
Sampai segitunya biii..
Yah.. karena Agama kita sangat sempurna
Dan semua pasti.. dimintai pertanggung jawaban (QS 102:8)
Betapa seriusnya Allah.. gak percaya ?
Tanya guru nahwu dan sharrafmu..

Amar ma'ruf bahi Munkar

Diposting oleh Mastindi | 00.49 | | 0 komentar »
Sebagai Muslim kita sangat senang di sebut “Khairu ummah (ummat terbaik) namun tentunya kebanggaan itu tidak tersemat dengan sendirinya melainkan ada  sesuatu hal yang menjadi  syaratnya, yakni “amar makruf nahi mungkar.

Pada hakikatnya setiap kita adalah da’i , karena kewajiban “Tawassau bil haq & tawassau bissabr bersifat umum kepada setiap Mukmin, bahkan nabi bersabda
‘ Sampaikan dariku meski hanya satu ayat.

Lalu apakah yang disebut “MA’RUF itu ?..

Secara etimologhi “Ma’ruf maknanya “sesuatu yang di kenal, bentuk kalimatnya adalah fasif/maf’ul (objek), kalimat “Ma’ruf, bila dikembalikan kepada kata asalnya (predikat) bermakna “WANGI .

Apa korelasinya ?

Secara fitrah , manusia selalu menyenangi hal hal yang baik dalam hal perbuatan serta perkataan, dan juga menyenangi bau harum dalam hal aroma, itulah yang DIKENAL manusia secara fitrah bahkan dari hatinya yang terdalam, saya ambil contoh , pada sebuah berita harian Online  diberitakan “seorang penjahat membunuh rekannya sendiri karena pembagian hasil kejahatan yang TIDAK ADIL , apa yang tersirat dalam benak anda tentang pembagian yang TIDAK ADIL, meskipun itu hasil kejahatan , mereka menginginkan keadilan dalam pembagian , artinya ke ADIL an adalah sesuatu yang disenangi manusia siapa pun orangnya secara fitrah, karena hal itu lebih dikenal oleh nuraninya.

Lalu apakah MUNKAR itu. ?

Munkar maknanya “sesuatu yang di inkari (juga bahasa Arab) atau di hindari, perbuatan mungkar adalah perbuatan yang sangat tidak disenangi dan diinkari keberadaannya atau tidak disukai oleh manusia secara fitrah, baik karena merugikan maupun mencelakakan pihak lain.

Amar ma’ruf atau menyeru kepada yang baik dan Nahi Munkar, menghindari yang buruk adalah syarat untuk kita bisa disebut sebagai “Khairu Ummah atau ummat yang terbaik dan itu adalah tugas kita, tidak harus menunggu menjadi ustad, karena ustad itu adalah legitimasi atau pengakuan manusia saja.

Melalui ini saya mengajak kepada rekan-rekan ayoo..mulai dari diri kita , dari kesalehan personal menjadi kesalehan kolektif.


Medianya ada..yakni Ikrisma kita jadikan sebagai universitas terbuka untuk kita belajar dengan system “Tutor sebaya.

METODE DAKWAH

Diposting oleh Mastindi | 23.18 | | 0 komentar »
Islam sampai kepada kita karena tongkat estapet dakwah terus bergulir di bawa oleh para dai dari pusat Islam di Mekkah dan Madinah sehingga sampai rumah-rumah kita.
Ada metode dalam berdakwah yang masing-masing saling berhubungan (sebenarnya), ada alur atau tahapan dalam berdakwah, dan setiap tahapan tentunya punya teknik dan penyampaian yang berbeda.

Pertama : Tabligh , artinya menyampaikan,  bahasa Tabligh ialah bahasa promosi, di mana materi yang di sampaikan berupa tema, dan bahasannya mujmal atau global tidak literlux atau terperinci.

Tabligh biasanya dapat kita lihat dan dengarkan dengan jamaah yang tidak tetap atau lebih familiarnya di sebut ceramah, dalam ceramah materi yang disampaikan hanyalah garis besarnya saja dikesankan instan, tidak di bahas tehknisnya atau kaifiyahnya, contohnya, anjuran untuk melaksanakan shalat, dalam tablig atau ceramah tidak di bahas bagaimana tata cara wudhu dan shalat itu sendiri sampai ke salam, tidak di bahas .

Kedua : Taklim , maknanya belajar, jika tablig bersifat promosi maka taklim bersifat pendalaman suatu materi bahkan satu bidang disiplin ilmu, dan di taklim itulah letak sebenarnya belajar karena dalam taklim setiap ilmu di bahas pasal demi pasal bab demi bab, selain itu ada referensi berupa kitab atau buku sebagai pegangan, baik untuk mencatat maupun sebagai pokok bahasan, selain itu jamaahnya selalu tetap dan intensif kehadirannya dan itu mesti, karena bahasan selanjutan merupakan lanjutan dari pelajaran sebelumnya.

Taklim pun terbagi setidaknya menjadi dua.

Pertama : hanya sebagai wacana keilmuan dengan pendalaman objek fokusnya kepada teori.

Kedua : bersifat tarbiyah atau pembinaan , dalam taklim tarbiyah ini selain ada pendalaman suatu disiplin ilmu juga ada pengkaderan, ada doktrin doktrin khusus yang bertujuan untuk kaderisasi dakwah, biasanya model taklim seperti ini di pakai oleh sebuah organisasi besar dengan suatu tujuan.

Namun yang jelas , dakwah selain objeknya harus ada tujuannya juga harus jelas materinya bisa tetap  namun metodenya harus selalu di update, di sesuaikan dengan kemajuan jaman, agar dakwah bisa diterima semua kalangan.


Secara lughawi Da’wah adalah Masdhar atau akar kata dari DA’A, YAD’U DA’WATAN  ,makna asalnya ialah mengajak, adapun “ketika di bakukan menjadi bahasa Indonesia menjadi “DAKWAH , namun yang perlu kita ketahui  tidak semua ajakan bisa disebut dakwah, karena penggunaan setiap kata harus dikembalikan kepada, dari mana asal kata itu datang , contoh , kita tidak bisa mengatakan kepada non Muslim “ia betaqwa, karena ta’rif “taqwa khithabnya ialah kepada orang beriman dan tentunya Muslim.

memang tak semua kata “dakwah bermakna ajakan kepada jalan Allah, ada juga bermakna do’a , namun kata “Dakwah lebih familier untuk ajakan kepada jalan Allah.

berdakwah bukan hanya tugas ustad , karena cabang ilmu agama teramat banyak , ada yang bisa disampaikan berdasarkan pengalaman pribadi atau orang lain, ada juga tentunya yang harus menggunakan disiplin ilmu tertentu .

Dan untuk orang awam seperti kita , kita bisa berdakwah dengan “Arkan, yakni berdakwah secara langsung dengan contoh , atau juga dengan lisan , seperti berdakwah tentang masalah akhlaq atau prilaku.

Berdakwah antar muka, selain mengasah mental berbicara di depan khalayak ramai, juga akan menjadi benteng akhlaq bagi dirinya sendiri , karena logikanya secara psikologis seseorang akan merasa enggan dan malu manakala ia akan berbuat sesuatu yang bertentangan dengan ucapannya di depan khalayak ramai, karena tidak mungkin kan .. orang berdakwah mengajak kepada maksiat.

Mengajak satu orang berbuat baik itu bagus, namun mengajak banyak orang berbuat baik tentunya lebih bagus lagi.. kalau bukan satunya yang mau ikut ajakan kita, mungkin yang satunya lagi, harapan keberhasilan bidangnya lebih luas

Selamat kepada rekan-rekan Ikrisma untuk belajar berdakwah dengan lisan.