MagzNetwork

Bangga menjadi Muslim

Diposting oleh Mastindi | 15.29 | | 0 komentar »

Islam bukan hanya sekedar Istilah , baik secara lughawi (bahasa) maupun takrif (divinisi)

Islam mempunyai beberapa makna di antaranya, patuh, pasrah, berserah diri dan sejahtera,  seperti pada redaksi ayat pada surat 2 ayat 112, 128, 131 dan beberapa ayat lainnya

namun tidak akan muttashil/bersambung redaksinya manakala manakala dihubungkan dengan ayat ini.

Barangsiapa mencari agama selain AGAMA ISLAM, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS 3;85)

Dan ayat ini

pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai ISLAM ITU JADI AGAMA bagimu. (QS 5:3)

satu lagi

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(QS 2;208)

sejak Rasulullah di utus Non Muslim juga sudah ada, baik dari kalangan Yahudi maupun Nasrani, karena Yesus diproklamirkan sebagai tuhan lewat konsili Nizea pada tahun 325 M. Jauh Sebelum nabi yang Mulia kita lahir Tahun 570 M. Bahkan ketika “Uzair oleh orang Yahudi disebut sebagai anak tuhan.

Bila kita memahami ISLAM hanya sebatas istilah bahasa, maka sama saja kita menganggap semua agama sama lalu di mana wala atau loyalitas kita .

Padahal ekspansi ke berbagai belahan negeri yang dilakukan baik mulai dari masa Rasulullah masih hidup maupun diteruskan oleh para sahabat adalah mendakwakan Islam, sebagai satu satunya agama,namun bukan berarti memaksa. Apa mungkin nabi salah dalam memaknai Islam dan kesalahan itu terus terwariskan kepada para sahabat, tabi’en dan tabi’et tabien bahkan sampai kepada ulama ulama penerusnya bahkan sampai sekarang...

Saya Muslim saya bangga sebagai Muslim, punya Tuhan  yang tunggal, nabi yang terakhir, kitab yang jelas dan terjaga keotentikannya.

Andai tuhan kita disalib bagaimana nasib kita, menyelamatkan dirinya saja tidak bisa ketika ditangkap di bukit Golgota, bila ia penebus dosa mengapa tidak menyerahkan diri, mengapa dosa harus ditebus bukankah Ia tuhan, yang tinggal menghapus saja dosa hambanya, agar ia bisa tetap hidup sampai sekarang dan kita juga merasakan dapat melihat tuhan.

Andai kitab kita ada perjanjian baru dan lama, ada barnabas  lalu yang mana yang kita ikuti, karena isi tiap kita kontra diktif satu dengan lainnya, bahkan pengarangnya, yohanes, lukas, Matius dan Markus adalah para nabi (menurut mereka)yang hidup tidak sezaman dengan nabi Isa..
Sekali lagi saya bangga menjadi Muslim, bukan hanya sebagai Arkan (berkelakuan), namun sebagai identitas.



Dosamu sebenarnya adalah aib.

Diposting oleh Mastindi | 00.57 | | 0 komentar »

Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. (QS 20;121)

Ayat  di atas mengisahkan keadaan nabi Adam ketika melanggar larangan Allah, untuk tidak mendekati apalagi memakan buah Khuldi, tapi karena tipu daya setan yang terus dilancarkan melalui siti Hawa maka keduanya terjerumus terhadap larangan Allah.

lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, kata aurat boleh jadi adalah pengertian hakiki, yakni aurat yang sebenarnya dengan diperjelas oleh redaksi ayat setelahnya dengan kata “menutupinya dengan daun-daun , karena lenyapnya pakaian ahli surga yang mereka kenakan .

Namun saya memahaminya dari sisi majazinya, AURAT , berasal dari kata “ara, ya’uru, auratan maknanya telanjang, Adam menutupi tubuh telanjangnya tentunya karena rasa malu, perbuatan maksiat yang dilakukan oleh Adam adalah sesuatu Aib, cela yang menimbulkan rasa malu, yang mana sebagai manusia yang telah Allah ciptakan lebih mulia dari makhluk lainnya termasuk Setan masih dapat jatuh kepada tipu daya setan, yang derajatnya berada di bawah manusia .

Intinya dosa atau maksiat sebenarnya adalah sesuatu aib, cela yang seharusnya membuat malu pelakunya, sebagaimana yang dialami Adam AS, namun bagaimana bila maksiat yang dilakukan seseorang tak lagi membuat malu pelakunya ?,. dalam hal ini nabi SAW menjelaskan tentang maksiat atau dosa, ketika seorang sahabat bertanya .

“wahai Rasulullah apa dosa itu ? nabi menjawab

الاسم ما حاك في نفسك وكرهت أن يطلع الناس

Dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan hatimu dan kamu malu , tidak suka bila dilihat orang..

Begitulah yang terjadi pada nabi Adam, perbuatan maksiat yang dilakukan telah membuat keduanya seperti telanjang bulat..

Namun dalam keterangan selanjutnya berbahagialah bila rasa malu itu masih ada, karena itu bertanda kita masih punya iman, akan menjadi musibah manakala maksiat yang kita lakukan tak lagi membuat kita gelisah, hilanglah rasa salah dan berdosa ,hingga akhirnya kita berbuat dosa merasa tidak bersalah..
Hingga akhirnya nanti enggan bertaubat.//. Naudzu billah.

Menjaga lisan ciri Mukmin

Diposting oleh Mastindi | 23.15 | | 0 komentar »

والذين هم عن اللغو معرضون
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,(QS 23;3)
lanjutan dari artikel SEBELUMNYA
Ciri orang beriman selanjutnya adalah meninggalkan ucapan sia-sia “Ucapan sia-sia , artinya yang sia-sia saja ia mau tinggalkan, padahal secara syar’e mubah, apalagi yang keji, karena memang seorang Mukmin akan selalu berhati hati terhadap hal yang tidak memberi manfaat, apalagi jika sampai mendatangkan mudharat baik bagi dirinya maupun terlebih kepada orang lain sebagaimana yang di tausihkan baginda yang mulia (potongan haditsnya)
“jika kamu beriman  kepada Allah dan rasulNya hendaklah berkata yang baik atau diam..(al-hadits)
Menjaga lisan adalah implementasi dari pelaksanaan shalat , yakni “Tanha anil fahsha wal mungkar, Fahsya berarti kata-kata tak senonoh baik berupa umpatan, makian hinaan , celaan, kotor maupun kata yang tak pantas lainnya.
Seorang Mukmin, yang senantiasa menjaga posisinya dalam koridor yang diridhai Allah tentu yakin , ‘bahwa tidak ada satu huruf/lafadz yang luput dari pengawasan Allah, sebagaimana firmannya.
ما يلفظ من قول إلا لديه رقيب عتيد
Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS 50;18)
Bahkan nabi menjamin dengan sebuah haditsnya
Salamatul insan li hifdzil lisan (selamatlah manusia bila mampu menjaga lidahnya)
Ada beberapa dosa yang disebabkan lidah, dari gihab, fitnah, adu domba, ucapan keji kotor, mengumpat dan beberapa hal lagi yang mengakibatkan pelakunya terjerumus ke dalam neraka, masihkah kita tetap mengumbar ucapan sia-sia atau malah lebih mudharat lagi..ingat !.. semakin banyak kita bicara semakin banyak kita bersalah, dan semakin tahulah orang siapa kita,. Dari ucapan kita boleh jadi kata kata tak senonoh, bohong dan berderet deret hal negatif lainnya, yang menjadi menghalang kita menuju surganya..

Ciri Mukmin

Diposting oleh Mastindi | 20.03 | | 0 komentar »

1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada   berguna,
4. Dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7. Barang siapa mencari yang di balik itu  Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.
8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
9. Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
10. Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya. (QS 23: 1 s/d 11)

Maha suci Allah yang merangkai susunan ayat-Nya begitu indah dan sempurna, dalam ayat ayat di atas Allah tidak menerangkan apa keberuntungan menjadi orang beriman, namun menjelaskan sifat-sifat dan ciri-ciri orang yang beriman, dengan mengetahui sifat dan tanda, maka kita senantiasa berupa menempatkan diri dalam koridor yang Allah kehendaki agar kita senantiasa berada pada posisi makhluk yang mendapat nikmat terbesar dalam hidup yakni “IMAN.,

Ciri pertama ialah orang yang khusyu dalam shalat. Khusyu baik dalam segi teknis kaifiyah shalat, yakni tumakninah, dan khusyu dalam mengaplikasikan nilai shalat dalam kehidupan nyata seperti yang Allah jelaskan pada ayat berikut ini.
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
46. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS 2:45,46)

Lalu sejauh manakah tingkat kekhusyuan kita dalam shalat ? jawablah dengan hati nurani yang jujur dan ikhlas,. Buatlah standarnya agar kita bisa mempertahankan dan meningkatkan amaliyah shalat kita, sehingga tujuan pelaksanaan shalat “tanha ‘anil fahsha wal mungkar dapat tercapai, meski relatif.

Selamat mengukur diri sejauh mana kita menjadi mukmin dalam penilaian Allah..insya Allah bersambung.