MagzNetwork

Gangguan virus pada komputer

Diposting oleh Mastindi | 19.54 | | 0 komentar »

Pernah main PB (poin Blank) ? rasanya jengkel banget kalau lagi ngelek, sebenarnya ngelek atau putus-putus pada PB atau permainan lain yang membutuhkan resolusi grafis yang tinggi karena beberapa hal di antanya

· .VGA baik internal maupun external yang tidak support

· Ram yang terlalu kecil

· .Kemampuan prosesor (pemeroses data) yang sangat rendah

· .Hdd yang memiliki ruang simpan terllau sempit, atau ruang kosong yang minim

· .Gangguan koneksi , baik pada kabel LAN (bila di warnet) modem yg terlalu panas atau gangguan dari pusat (profider)

· .Virus

Yang terakhir ini yang akan admin bahas sesuai pengalaman,. Virus yang menginfeksi sebuah kompi, terutama pada computer warnet , baik pada clean maupun server akan mondar mandir padajaringan koneksi yang mengakibatkan leletnya looding, bahkan hang yang lebih parah adalah sering restar, terutama pada jenis Trojan.

Kecepatan pada koneksi warnet yang menggunakan paket game (sekarang familia) adalah 100.0 mpbs maka dengan asumsi tersebut bisa kita kalkulasi berapa tiap kompi mendapatkan kecepatan ? bila menggunakan 5 atau 6 komputer berikut server.

Sekarang bagaimana kalau kita tidak menggunakan pembagi banwid baik bawaan windows yang tidak diaktifkan atau tidak menggunakan aplikasi pembagi banwid baik gratisan maupun bayar, maka yang terjadi dengan mondar mandirnya virus pada jaringan koneksi masing masing kompi akan saling tarik menarik mengambil banwid , akibatnya kecepatan akan menurun pada tiap kompi dengan , tentunya semakin jelek system pada sebuah kompi (baik karena fail yang rusak atau hilang) maka semakin sedikit mendapat bagian kecepatan koneksi maka akibatnya dengan koneksi yang lambat apapun yang kita buka menjadi lelet,. Bukan hanya PB tapi juga yang lain, hal inu terjadi karena virus menghalangi kecepatan koneksi.

Virus biasanya menular ke kompi bila sudah berbentuk jaringan yakni dari kompi yang lain, melalui flash dish atau pada saat mendownload data, maka sebaiknya tiapa kompi menggunakan Difreeze (pembeku partisi) .

Solusinya pakai anti virus yang handal, pakai difreze , gunakan program Norton ghos untuk install non format pada saat kompi sudah parah kerusakan system windowsnya.

Memaknai kata tuhan

Diposting oleh Mastindi | 15.29 | | 0 komentar »

Masih ingat saat Tarbiyah dulu, morabbiku menjelaskan ta’rif atau difinisi tuhan

1. Tuhan ialah sesuatu yang kita butuhkan , namun ia tidak butuh kepada kita

2. Tuhan ialah sesuatu yang kita rela di dominasi olehnya.
Dalam sebuah kitab tarbiyah dijelaskan tuhan ialah sesuatu yang

1. Membuat kita merasa tenang, atau bisa menenangkan
2. Kita merasa terlindungi olehnya, atau bisa melindungi kita
3. Kita selalu merasa rindu
4. Sangat kita cintai

Kalau kita rangkum apa yang di sampaikan oleh morabbiku dan sebuah buku tarbiyah sebenarnya merupakan inti dari sebuah ayat yang artinya :

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS 45;23)

Apa yang didefinisikan di atas sebenarnya bersumber dari kehendak jiwa atau an-nafs, yang sifatnya sangat manusiawi atau wajar, namun apabila hal tersebut berlebihan hingga mengalahkan perasaan kita kepada sang Pencipta maka kita telah membuat andad atau tandingan, selain dari Allah, saya paparkan sebuah contoh, seorang yang sangat mencintai sesuatu seperti pekerjaan , berangkat subuh hari dan pulang larut malam lalu tidur, dan tidur pun itu sendiri adalah bahagian dari kerja , yakni persiapan untuk berangkat subuh hari,sementara shalat yang menjadikan kewajiban dia selaku muslim terabaikan, berarti dia telah merelakan dirinya di dominasi oleh pekerjaan, yang mana pekerjaan itu sangat ia butuhkan sementara pekerjaan itu tidak membutuhkan dia.

Tapi manakala semua hal tersebut di tujukan kepada Allah , yakni hanya Dia yang kita butuhkan, kita ridho seluruh hidup kita di dominasi oleh kehendak Nya, kita merasa tenang dan terlindungi saat mengingat Nya, sangat merindukan Nya dan sangat mencintai Nya, maka secara otomatis hal tersebut akan melahirkan pengorbanan dalam segala hal, dalam arti kata apa saja yang menjadi kehendaknya bukanlah suatu hal yang memberatkan untuk dilaksanakan, tapi merupakan hal yang menyenangkan saat mampu menunaikan kehendak Nya, itulah yang kita kenal sebagai ciri ke imanan.

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.(QS 33;36)

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS 2;165)

Lalu selanjutnya sejauh mana pengorbanan kita sebagai wujud rasa cinta kepada Allah ?..

kewajiban bukan paksaan

Diposting oleh Mastindi | 07.15 | | 0 komentar »




tidak ada paksaan dalam agama (QS 2;256)



ayat di atas terkadang di jadikan sebagai argumen bagi sebagian kaum muslimin untuk menghindari kewajibannya sebagai seorang muslim, padahal bukan pada tempatnya ayat tersebut di jadikan suatu alasan , padahal sebenarnya mereka malas dalam menjalankan perintah Allah.


Asbabun nuzul ayat tersebut sebenarnya berkaitan dengan teguran Allah kepada para sahabat, melalui lisan rasulullah yang menyampaikan isi kitabnya agar tidak memaksa keluarganya untuk masuk ke dalam Islam.


dalam hal ini saya akan memberikan sebuah analog atau kiasan " yakni sebuah lembaga ' katakanlah sekolah pasti !,. pasti mempunyai aturan atau etika sebagai tata tertib yang berlaku dalam lembaga tersebut, dan peraturan itu berlaku secara mutlak bagi siapa saja yang masuk dalam institusi tersebut, tapi bagi siswa/siswi yang tidak menimba ilmu di sana tentulah mereka bebas,. tidak terikat dalam aturan yang ada pada lembaga sekolah tersebut, namun sebaliknya bila mereka mendaftar dan masuk menjadi murid di sana maka aturan itu dengan sendirinya berlaku secara otomatis, dan aturan tersebut di buat tentunya dengan tujuan untuk kebaikan bersama. intinya tak ada paksaan untuk masuk dalam lembaga tersebut, namun bila sudah bergabung secara mutlak aturan yang ada harus di patuhi.


bagaimana dengan aturan Islam ? Allah maha pencipta , Dia mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya, aturan Islam (Allah) sangat Fitrah , sangat sesuai dengan sifat dasar dan karakter manusia,namun terkadang kita merasa aturan tersebut sebagai belenggu.


sebenarnya selama perintah itu menyangkut ibadah yang bersifat ritual individual, yakni hanya melibatkan dia dengan Allah, adalah haknya, antara di abaikan dan di tunaikan karena semua bertanggung jawabannya akan di tanggung sendiri oleh yang bersangkutan di hadapan Allah, namun manakala ibadah tersebut berkaitan dengan kewajibannya terhadap sesama manusia, yakni adanya hak orang lain yang harus di tunaikan , karena merupakan amanah Allah , maka mau tak mau harus di paksa, seperti zakat dan apa yang telah dipraktekkan oleh sayyidina Abu Bakar.


apa yang saya paparkan merupakan pendekatan melalui sebuah contoh, tidak sama persis memang namun paling tidak untuk mendekatkan pemahaman kita pada subuah ungkapan dengan bahasa yang dekat dengan kita, agar mudah dan sederhana dalam pengertiannya. insya Allah.. dan semoga berfanfaat


Ulama pilih tanding

Diposting oleh Mastindi | 06.12 | | 0 komentar »
Pujian Para Ulama Terhadap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Penulis: Al-Ustadz Abu Muhammad HaritsSyariah, Kajian Utama, 04 - Februari - 2009,

Keharuman nama beliau tidak hanya diakui oleh sahabat dan murid-murid beliau. Bahkan sebagian seteru beliau juga memberikan sanjungan tidak hanya berkaitan dengan keilmuan beliau tapi juga pribadinya. Di antara mereka adalah Al-Qadhi Ibnu Makhluf yang juga lawan beliau, sebagaimana telah dinukil sebelumnya.Ibnu Daqiqil ‘Ied rahimahullahu, seorang ulama yang ahli dalam dua mazhab; Maliki dan Syafi’i, menceritakan pengalamannya ketika berkumpul dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu: “Saya lihat dirinya, dalil itu seolah-olah ada di depan matanya. Dia ambil mana yang dia mau dan dia tinggalkan mana yang dikehendakinya.” Ibnu Az-Zamlakani rahimahullahu, juga mengatakan: “Terkumpul pada dirinya (Ibnu Taimiyah) syarat-syarat seorang mujtahid secara sempurna. Dia mempunyai andil besar dalam karya-karya bermutu, ungkapannya yang bernas dan sistematis.”Secara khusus, beliau memberi pujian terhadap karya Syaikhul Islam yang berjudul Raf’ul Malam ‘an A’immatil A’lam. Kata beliau: “(Ini) adalah karya tulis Asy-Syaikh Al-Imam, Al-‘Alim Al-‘Allamah, tidak ada tandingannya, hafizh mujtahid, tokoh zahid ahli ibadah, teladan, imam para imam, panutan umat, keagungan ulama, pewaris para Nabi, barakah Islam, hujjatul Islam, pemberantas bid’ah, menghidupkan sunnah. Bagian dari anugerah besar yang Allah k berikan kepada kita, yang dengannya tegaklah hujjah terhadap musuh-musuh-Nya.”Lalu beliau menulis beberapa bait memuji Syaikhul Islam
:مَاذَا يَقُولُ الْوَاصِفُوْنَ لَهُ * وَصِفَاتُهُ جَلَّتْ عَنِ الْحَصْرِهُوَ حُجَّةٌ للهِ قَاهِرَةٌ * هُوَ بَيْنَنَا أُعْجُوْبَةُ الدَّهْرِهُوَ آيَةٌ ِللْخَلْقِ ظَاهِرَةٌ * أَنْوَارُهَا أَرْبَتْ عَلَى الْفَجْرِ
Apa yang kan diuraikan mereka yang mensifatkannyaSedangkan sifat-sifatnya melampaui batasanDia adalah hujjah Allah yang menaklukkanDia adalah keajaiban masa di tengah-tengah kitaDia adalah satu ayat Allah yang nyata bagi makhluk-NyaCahayanya mengalahkan kemilau fajarIbnu Az-Zamlakani juga menyatakan:
“Apabila dia ditanya tentang satu cabang ilmu, niscaya orang yang mendengar dan melihatnya pasti menyangka Ibnu Taimiyah tidak punya ilmu lain kecuali itu, dan memastikan bahwa tidak ada satupun yang memahami seperti dia. Ahli fikih dari berbagai mazhab, jika berdiskusi dengannya, niscaya mereka memetik faedah dari beliau hal-hal yang sebelumnya tidak pernah mereka ketahui. Tidak pula pernah terdengar bahwa beliau berdebat dengan seseorang lalu kalah.
Jika dia membahas satu cabang ilmu –baik ilmu syariat atau lainnya–, niscaya beliau mengungguli orang-orang yang ahli di bidang tersebut. Beliau memiliki kelebihan dalam karya tulis, ungkapan yang berisi, runut, juga dalam pembagian dan pejelasan.”As-Subki, setelah mendapat teguran dari syaikhnya, Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu, dia mengatakan: “Adapun ucapan sayyidi (tuanku) tentang syaikh (Ibnu Taimiyah), maka hamba menyaksikan besarnya kedudukan beliau, luasnya ilmu beliau dalam hal syariat maupun logika, juga kejeniusannya, ijtihadnya, yang semua itu beliau capai melampaui keadaan yang disifatkan orang.
Hamba senantiasa mengatakan bahwa kedudukan beliau dalam diri hamba amatlah agung dan lebih mulia dari itu. Seiring dengan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada beliau, berupa sifat zuhud, wara’, diyanah (pengamalan terhadap agama), membela al-haq, berdiri di atas kebenaran tanpa tujuan lain, serta perjalanannya di atas cara hidup kaum salaf, serta capaiannya yang luar biasa, yang sangat jarang ditemukan seperti itu di zaman ini, bahkan di zaman kapanpun.” Tajuddin As-Subki sendiri merasa bangga ketika Al-Mizzi menulis biografi ayahnya Taqiyuddin As-Subki dengan gelar Syaikhul Islam, dan tidak menuliskan gelar ini kecuali hanya kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan ayahnya As-Subki. Seandainya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang mubtadi’, zindiq apalagi kafir, tentulah dia tidak rela ayahnya disejajarkan dengan Ibnu Taimiyah. Al-‘Allamah Al-Imam Qadhi Qudhah Mesir dan Syam, Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ash-Shafi ‘Utsman Ibnul Hariri Al-Anshari Al-Hanafi menegaskan: “Kalau Ibnu Taimiyah bukan Syaikhul Islam, siapa lagi?”Al-Imam Al-Mizzi (penyusun Tahdzibul Kamal) menyatakan pujiannya: “Saya tidak pernah melihat tokoh seperti dia. Diapun tidak melihat ada yang seperti dirinya. Saya tidak pernah melihat tokoh yang paling tahu tentang Al-Kitab (Al-Qur’an) dan As-Sunnah serta paling teguh mengikuti keduanya daripada beliau.”Seorang syaikh yang shalih, ahli ibadah, Abu Thahir Muhammad Al-Ba’li Al-Hanbali rahimahullahu membawakan beberapa bait syair, memuji Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Di antara pujian beliau:
يَا ابْنَ تَيْمِيَّةَ ياَ أَنْصَحَ الْعُلَمَا * يَا مَنْ لِأَسْرَارِ دِيْنِ اللهِ قَدْ فَهِمَايَا آيَةً ظَهَرَتْ فِي اْلكَوْنِ بَاهَرَةً
*
لاَ ِزلْتَ فِي سِلْكِ دِيْنِ اللهِ مُنْتَظِمًاوَكُنْتَ وَاسِطَةً فِي عَقْدِهِ أَبَدَا * تُزِيْلُ مِنْهُ اْلأذَىَ وَاْلفَحْشَ وَالسَّقَمَاجَمَعْتَ مِنْهُ الَّذِي قَد كَانَ فَرَّقَهُ * قَوْمٌ رَأَوْهُ هُدًى مِنْهُ وَكَانَ عَمَىHai Ibnu Taimiyah, hai ulama yang banyak memberi nasihatHai orang yang paham rahasia dien AllahHai ayat yang nampak cemerlang di alam semestaEngkau senantiasa tersusun di dalam dien Allah iniEngkau menjadi perantara dalam menguatkannya selamanyaEngkau lenyapkan kotoran darinya, juga kekejian dan kerusakanEngkau kumpulkan dari dien ini apa yang dahulu diserakkanOleh kelompok yang menyangkanya hidayah padahal dia butaIbnu Hajar Al-‘Asqalani rahimahullahu juga mengatakan (Fathul Bari 6/289): “...tambahan ini tidak ada sedikitpun dalam buku-buku hadits. Hal ini telah diperingatkan oleh Al-‘Allamah Taqiyuddin Ibnu Taimiyah.” Di dalam kitab lainnya (At-Talkhishul Habir 3/179), Ibnu Hajar memuji beliau sebagai Al-Hafizh. Jalaluddin As-Suyuthi (pengarang Al-Itqan dan Tafsir Jalalain) mengatakan: “Demi Allah, belum pernah kedua mata saya melihat orang yang paling luas ilmunya dan paling kuat kecerdasannya daripada seseorang yang bernama Ibnu Taimiyah, disertai sikap zuhudnya dalam berpakaian, makanan, wanita dan senantiasa tegak bersama al-haq (kebenaran) dan berjihad dengan segenap kemampuannya.”Kata beliau juga: “Ibnu Taimiyah adalah seorang syaikh, imam, Al-‘Allamah, hafizh, kritikus, ahli fiqih, mujtahid, pakar tafsir yang ulung, Syaikhul Islam. Simbol kezuhudan, salah seorang tokoh yang langka di zamannya. Beliau adalah lautan ilmu, jenius dan ahli zuhud yang sulit dicari tandingannya.” Terakhir, perhatikanlah ucapan As-Subki (ayah Tajuddin As-Subki) tentang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu, ketika menegur orang yang mencerca Ibnu Taimiyah: “Demi Allah, hai Fulan. Tidaklah ada yang membenci Ibnu Taimiyah melainkan orang yang jahil atau pengikut hawa nafsu. Adapun orang jahil, dia tidak tahu apa yang dikatakannya. Sedangkan pengikut hawa nafsu, dia dihalangi oleh hawa nafsunya dari al-haq setelah dia mengetahuinya.” Jadi, hanya ada dua kemungkinan pada diri orang-orang yang memusuhi Ibnu Taimiyah rahimahullahu; orang jahil yang tidak mengerti apa yang dia katakan, atau orang yang memperturutkan hawa nafsunya, sehingga ilmu dan kebenaran yang diketahuinya, tentang pribadi Syaikhul Islam atau pemikirannya, terkubur oleh dendam kesumat, kedengkian, dan kesesatan bid’ah yang diyakininya. Wallahul musta’an.Wafat dalam PenjaraSyaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah menghabiskan hidupnya dengan penuh kesabaran, rasa syukur dan perjuangan, baik dalam keadaan susah maupun senang.
Tidak sekalipun beliau ber-mujamalah (menjilat) dalam amar ma’ruf nahi munkar, bahkan tidak pernah beliau mundur dari perkataan yang haq, selamanya. Sikap terus terang dan keberanian beliau dalam menyuarakan yang haq, berkali-kali menyeret beliau ke penjara. Mungkin itu pula salah satu sebab beliau tidak menikah.Pada tahun 726 H, adalah akhir dari hukuman penjara yang beliau terima. Ini disebabkan pemalsuan yang dilakukan oleh musuh-musuhnya terhadap fatwa beliau tentang ziarah kubur. Sehingga seolah-olah Syaikhul Islam mengharamkan ziarah kubur terlebih lagi makam Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ditambah lagi, sikap beliau kepada Sultan Nashir Al-Qalawun yang beliau perlakukan sebagai murid. Beliau tidak segan-segan menegur dan membimbingnya, sehingga sering Baginda merasa berat. Apalagi setelah Syaikhul Islam menulis As-Siyasah Asy-Syar’iyah. Akhirnya, musuh-musuh beliau berusaha mencari kesempatan melepaskan kekuasaan pemerintah (Sultan) dari pengaruh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang tidak pernah bersikap munafik, riya, atau menjilat demi mencari keselamatan pribadi.Ibnu Taimiyah kembali dipenjarakan. Tapi yang terakhir ini lebih berat beliau rasakan. Perlakuan yang beliau terima lebih buruk dari sebelumnya. Beliau dijauhkan dari semua alat tulis dan dilarang melakukan penelitian (membaca). Hanya saja, penderitaan itu tidak berlangsung lama. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah akhirnya sakit keras beberapa hari.
Hal itu mulai dirasakan sejak dikeluarkannya semua perlengkapan tulis menulis dan membaca dari sisi beliau selama di penjara. Begitu mengetahui beliau sakit, Syamsuddin Al-Wazir meminta izin menjenguk beliau. Melihat keadaan beliau, dia meminta maaf atas semua kesalahannya selama ini. Oleh Syaikhul Islam, dia dimaafkan bahkan semua yang memusuhinya, termasuk Sultan Nashir Al-Qalawun yang memenjarakannya. Kemudian, pada malam 22 Dzul Qa’dah 728 H, wafatlah Syaikhul Imam, Al-‘Allamah Al-Faqih Al-Hafizh Az-Zahid, Al-Mujahid Syaikhul Islam Taqiyuddin Abul ‘Abbas Ahmad bin Al-Imam Syihabuddin Abul Mahasin ‘Abdul Halim bin Syaikhul Islam Abul Barakat ‘Abdus Salam bin ‘Abdullah bin Abul Qasim Muhammad bin Al-Khidhir bin Muhammad bin Al-Khidhir bin ‘Ali bin ‘Abdullah bin Taimiyah Al-Harrani Ad-Dimasyqi, di dalam tembok penjara Damaskus. Berita ini mulanya hanya diketahui orang-orang yang di dalam penjara. Kemudian, berita ini meluas hingga didengar oleh kaum muslimin. Mereka terenyak. Berita itu betul-betul menggemparkan. Akhirnya, berduyun-duyun mereka menuju ke benteng tersebut untuk melihat jenazah beliau.
Setelah itu mereka keluar, kemudian masuklah kaum wanita seperti itu juga. Setelah selesai dimandikan oleh sebagian tokoh seperti Al-Mizzi, jenazah beliau dibawa ke luar penjara. Masyarakatpun berkumpul ikut menyaksikan prosesi jenazah beliau. Mereka rela menutup pintu toko dan menghentikan aktivitas mereka demi mengiringi jenazah beliau. Kaum wanita yang tidak ikut serta, berdiri di atas rumah-rumah mereka melepas jenazah sang imam. Sebagian mereka membagi-bagi daun bidara yang dipakai untuk memandikan beliau.
Ibnu Katsir rahimahullahu memperkirakan dalam Al-Bidayah, ada sekitar 15.000 orang wanita ikut mengantar jenazah beliau.
Belum lagi yang ada di atas rumah-rumah mereka.
Semua mendoakan rahmat dan menangisi beliau. Para tentarapun ikut sibuk mengamankan prosesi jenazah tersebut.Air mata tumpah, langitpun menangis. Ratapan duka dan doa mengantar jenazah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu.
Seluruh rakyat di sekitar penjara benteng tersebut tumpah ke jalanan mengantarkan jenazah beliau. Pintu-pintu masjid Jami’ tak cukup menampung desakan rakyat banyak yang ingin mendekati jenazah beliau.
Kejadian ini tak jauh beda dengan prosesi pemakaman jenazah Imam Ahli Sunnah wal Jamaah Abu ‘Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal rahimahullahu. Di mana ketika beliau wafat di Baghdad, ratusan ribu manusia mengantar jenazah beliau ke pemakaman. Al-Imam Ahmad pernah mengatakan kepada ahli bid’ah: “Katakan kepada ahli bid’ah: ‘Keputusan antara kami dan kamu (ahli bid’ah) adalah yaumul janaiz (hari kematian)’.”Beliau dikebumikan setelah selesai shalat ‘ashar di pemakaman Shufiyah, di sebelah kuburan saudaranya Syarafuddin ‘Abdullah. Di situ pula dikebumikan salah seorang murid beliau yang terkemuka yaitu Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahumullah beberapa tahun kemudian.Setelah dikebumikan, Asy-Syaikh Al-Imam Burhanuddin Al-Fazari dan sejumlah ulama besar Asy-Syafi’iyah selama tiga hari berulang-ulang mengunjungi kuburan Ibnu Taimiyah rahimahullahu. Tidak ada yang tertinggal mengantar jenazah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ke pemakaman kecuali mereka yang lemah dan tidak dapat hadir, serta tiga orang yang sangat keras permusuhannya terhadap beliau, yaitu Ibnu Jumlah, Ash-Shadr, dan Al-Qafjari. Mereka yakin, seandainya mereka ikut keluar niscaya umat akan menyakiti bahkan membunuh mereka.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati ulama salaf yang telah wafat dan memelihara mereka yang masih hidup.1 Ibnu Katsir rahimahullahu menceritakan tentang kenyataan yang terjadi saat itu. Dan sebenarnya wanita dimakruhkan mengiringi jenazah. –ed
Untuk artikel ini admin menccopy dari sumbernya yaitu : www.asysyariah.com

Buku garansi dari Allah

Diposting oleh Mastindi | 06.46 | | 0 komentar »

Seorang anak muda datang ke sebuah toko elektronik untuk membeli satu unit DVD player, setelah mendapatkan barang yang menjadi impiannya maka ia pun bertanya tentang harga barang yang di carinya tersebut, sang pemilik toko mulai melepas harga dan anak mudapun mulai mengadakan negosiasi alias tawar menawar harga barang tersebut, singkat cerita akhirnya tercapailah harga yang disepakati.

Sang anak muda rupanya cukup berpengalaman tentang status dan jaminan sesuatu barang, maka ia pun bertanya kepada sang pemilik toko dan terjadilah dialog berikutnya.

Pembeli : ada garansinya gak nih ?

Pemilik toko : yah ! tentu ada

Pembeli : berapa lama ?

Pemilik toko : 6 bulan ! tapi ingat, garansi berlaku manakala anda memakai barang ini sesuai petunjuk penggunaan yang ada dalam buku “petunjuk pemakaian , ini bukunya !.. (pemilik toko menyodorkan buku petunjuk tersebut) maka anak muda itupun menerima dan setelah itu ia meneliti sumber buku tersebut, dan ternyata benar !. buku tersebut di terbitkan dari produsen barang tersebut.

Pembeli : terima kasih !., buku ini sangat pembantu saya dalam merawat barang ini (jujur sang pemuda)

Sebenarnya cerita di atas hanyalah tamtsil antara kita dengan Allah, Allah yang menciptakan kita, mengetahui kita, dari yang terkecil s/d yang terbesar baik kongkrit maupun abstraknya , dari ketiadaan s/d adanya bahkan s/d akhir hidup kita kelak dari zaman azali sampai dengan kebangkitan. Bukan hanya diri kita, tapi yang akan terjadi yang berkaitan dengan kita , persoalan hidup , bagaimana menjaga kelangsungan hidup kita yang ditopang oleh lingkungan, menata pranata sosial, ekonomi, politik dan sebagainya,. Allah yang tahu bagaimana mencari solusinya, karena semua yang ada adalah makhluknya (ciptaannya)

Bila sebuah perusahaan mengeluarkan buku petunjuk sebagai pelayanan purna jual dalam bentuk petunjuk pemakaian, lalu tak cukup dengan itu sebagai jaminan, produsen juga memberikan garansi atas barang produksinya, tapi dengan syarat “ pemakaian barang harus sesuai dengan buku panduan pemilik yang di keluarkan oleh perusahaan , bila tidak atau pemilik memakai buku petunjuk lain , maka jaminan tidak berlaku atau hangus.

Bagaimana dengan Allah sebagai pencipta manusia ? Dia Allah adalah maha segalanya, buku petunjuk yang diberikan Allah fungsinya bukan hanya untuk merawat manusia secara lahiriyah, tapi juga merawatnya secara batiniyah bahkan merawat semua hal, baik yang berkaitan secara langsung dengan manusia maupun tidak, dan garansinya tanpa batas, bukan hanya seumur hidup tapi sampai kembali kepada sang pencipta.

Manusia tak perlu ragu akan janji Allah, bila kita berada di jalannya, meski tubuh ini renta atau hancur baik karena perjalanan usia maupun syahid di jalan Allah , Allah akan menggantinya dengan kehidupan yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya.

Apa buku petunjuk itu ? dialah al-Qur,an yang dijelaskan secara rinci oleh Rasulullah dalam bentuk hadits, dan di jelaskan lagi oleh para ulama yang ahli di bidangnya , agar pelaksanaan buku petunjuk itu menjadi lebih dapat di fahami.

Namun manusia merasa lebih pintar, bukan ia merasa tak cukup dengan buku itu, namun malah menganggap sebagai benalu untuk kebebasan kehidupan mereka , sampai akhirnya kehancuran melanda manusia itu sendiri, benar sabda yang mulia

“Idza wusidal amru bi ghairi ahlihi, pantadziris sa’ah (bila sesuatu perkara di serahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya)

Allah pun menyindir para pembuat hukum hukum yang berusaha menandingi hukum Nya.

Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS 5:50)

Namun di antara manusia pembangkang hukum Allah, masih banyak yang berjuang untuk menegakkannya, merekalah para ulama yang istiqamah yang tak gentar dengan todongan laras senjata penyiksaan dari penguasa yang dzalim apalagi hanya sekedar vonis teroris...

Kegigihan para perantau

Diposting oleh Mastindi | 17.37 | | 0 komentar »

Mencermati kegigihan para perantau yang datang dari kampungku (madura )Giligenting khususnya boleh jadi akan berdecak kagum, betapa tidak , mereka datang ke negeri rantau tanpa membawa modal dan hanya atas dasar taawwun (saling membantu) sesama warga giligenting diiringi saling percaya mereka mengumpulkan rupiah demi rupiah dari bisa membayar kontrak, lalu membayar hutang, dilanjutkan dengan membeli tempat usaha atau rumah,. Subhanallah !...

Masih segar dalam ingatanku, boleh dikatakan ayahku termasuk pada deretan orang-orang pertama yang datang ke Jakarta, waktu itu aku masih kelas 1 (satu) SD di kampung berarti sekitar tahun 1978 pada saat itu juga masih jaya-jayanya kapal kayu, baik mesin maupun layar tapi karena sesuatu hal orang tuaku terdampar ke Jakarta setelah terlebih dahulu mampir ke Cirebon (sepupu bapak).

Pada tahun 1980an masih sangat sedikit warga kampungku yang berani datang ke Jakarta bahkan bisa dihitung dengan jari, di samping karena tidak adanya sanak saudara, mata pencaharian yang lain seperti berlayar masih sangat menjanjikan, adapun bapakku sendiri di Jakarta waktu itu sudah ada Uwak yang datang lebih awal beserta keponakannya, dan usaha awal (bahkan hingga kini) adalah membuka warung yang menjual kebutuhan sehari-hari atau kelongtong.

Pada awal pertama terjadinya peralihan usaha warga kampungku dari mayoritas berlayar Kepada mata pencaharian yang lain, ialah karena kebijakan pemerintah dalam hal pengolahan hutan dan pelayaran rakyat. Dari tahun 1980an s/d 1990an yang menjadi ciri khas perniagaan warga madura adalah membuka warung kelontong, ciri khas itu bukan hanya nampak dari jenis usahanya (warung kelontong) tapi juga dari penataan serta sarana pendukungnya, baik berupa lemari maupun rak, tak ketinggalan pada tahun berikutnya mereka mencoba membuka cabang usaha baru namun di tempat yang sama yaitu usaha “Es, baik sirop maupun jus bahkan Es batu.
Tahun pun beranjak semakin ke sana para perantau kampungku sudah berani membuka cabang usaha lain guna melebarkan sayap usahanya, kini ciri khas pun sulit di jumpai karena selain warung mereka juga membuka usaha lain dalam bidang jasa , di antaranya Travel, angkutan umum,teknisi, pengiriman barang (jakarta /madura), perpanjangan STNK/BPKB/SIM, percetakan, rental baik komputer maupun mobil dan usaha telekomunikasi baik wartel, counter maupun warnet,. Untuk kebutuhan pokok dalam sekala besar, mereka membuka Agen kelontong, agen beras , agen minyak (sekarang agen Gas), agen minuman, agen Es , adapun dalam bidang profesi meski tak banyak ada juga yang menjadi polisi, tentara, satpam, dan ada juga bidang usaha lain seperti bengkel, bakso, pecel lele, air isi ulang, ojek, tukang dll, yang mana bidang usaha tersebut hanya menjadi ciri khas dari suku tertentu, atau kalangan tertentu yang bermodal besar seperti Cina.

Dari bidang usaha yang digeluti seperti pada catatan di atas, tentunya memang tidak semuanya berhasil, baik karena tidak sesuai dengan kemampuan atau skilnya, kekurangan modal ada juga yang karena terpaksa, atau boleh juga karena tidak menguasai manajemen usahanya .

Apa yang di geluti para perantau dari madura tersebut tak lepas dari kemauan dan adanya tantangan yang melahirkan kegigihan untuk memajukannya, jatuh bangun dalam usaha sudah biasa bagi kami, walau ada yang mengatakan”faktor nasib lebih dominan, namun sebuah pepatah mengatakan “dimana ada kemauan di situ ada jalan,.pepatah arab mengatakan “man jadda wa jadda (siapa yang bersungguh sungguh ia akan berhasil) .

Jadi bila kita malas atau bermalas-malasan, kapan kita menyongsong rizeki, karena rizeki yang bentuknya kongkret “ HARUS DICARI !!!!.....

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan CARILAH karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS 62;10)

Adab makan

Diposting oleh Mastindi | 04.02 | | 0 komentar »

Islam adalah agama yang paling sempurna, adapun kesempurnaannya di wujudkan dgn adanya adab dan tata cara dalam segala hal tidak terkecuali saat kita makan,

Bagaimana adab makan dalam Islam ?

Dalam sebuah kitab (syarah tanbihul ghafilin penerbit darul-fikr yg disusun oleh ,Abu latis nasir bin Achmad bin Ibrahim as-Samarkandi pada halalan 343 pada bab Fi adabi akli
Dijelaskan “

1. sangat disukai sebelum makan kita mencuci tangan (al-hadits)

2. jangan makan makanan yang panas, karena nabi bersabda “ dinginkan makanan karena pada makanan yang panas tidak ada keberkahan

3. jangan meniup & bernafas dalam makanan dan minuman sebagaimana sabdanya “ janganlah kamu meniup makanan dan minuman karena itu seburuk buruk prilaku dalam hadits yg lain “nabi melarang meniup dan bernafas dalam bejana.

4. Jangan makan dan minum sambil berdiri “janganlah kamu minum sambil berdiri (al-hadits)

5. Memulai dengan basmalah atau membaca Bismillah fiakhirihi bila lupa (al-hadits)

6. Makan dengan tangan kanan sebagaimana sabdanya “ janganlah salah seorang di antara kamu makan dan minum dengan tangan kiri, sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kiri.

7. Sunnah untuk tidak mengambil makanan dari tengahnya

8. Mengambil dengan segera makanan yang terjatuh sabdanya “apabila jatuh sebutir makan maka hendaklah kamu mengambilnya.

9. Jangan menyisakan makanan walau hanya sedikit di piring, karena kita tidak tahu di butir mana keberkahan makanan itu beerada (al-hadits)

10. Menjilat tangan sebelum membasuhnya

11. Membaca hamdalah setelah selesai.

Inilah sedikit tata cara dalam makan, yang dalam kitab yang lain lagi kita akan menemukan adab yang lebih ringkas atau bahkan lebih disempurnakan lagi.

Merantau ke negeri lain

Diposting oleh Mastindi | 16.33 | | 0 komentar »

Seorang ibu sedang melarungkan sesuatu ditepi sebuah sungai, saat ditanya, ternyata ia sedang melarungkan ari-ari sang bayinya, dgn harapan kelak menjadi seorang perantau.

Adakah yang membanggakan dari seorang perantau, hidup dinegeri orang, jauh dari sanak saudara, bahkan pepatah mengatakan “hujan uang di negri orang lebih baik hujan batu dinegri sendiri,.

Mencari penghidupan yg lebih baik, mencari ilmu atau mengadu nasib, itulah alasannya. Merantau boleh jadi merupakan sebuah pilihan atau solusi manakala kampung halaman tak cukup memberikan lahan kehidupan bagi penghuninya, dan ini bukan sesuatu yang buruk bagi kelangsungan kehidupan di desa, boleh jadi sebuah dusun atau kampung menjadi sepi karena mayoritas penduduknya merantau,toh suatu saat , seperti pada hari raya mereka kembali.
Dan tahukah anda,.? Dana yang dikirimkan untuk sanak saudara, orang tua dari tempat perantauan itulah yang turut menggerakkan roda ekonomi di desanya,. Pernahkah kita membuat survei , berapa jumlah uang yang mengalir dari kota ke desa, berapa jumlah uang yang beredar dari akumulasi transaksi ? di pasar warung-warung dan toko-toko, selain jual beli dalam bentuk barter (tukar barang).

TKI atau tenaga kerja Indonesia, mereka juga perantau, bahkan disebut pahlawan devisa, mereka juga turut menggerakkan roda ekonomi negeri kita, bahkan dolar yang mereka kirimkan, menambah stok di pasar uang/bursa sebagai penyeimbang rupiah.
Lalu struktur pemerintahan dari RT hingga presiden yang ada di jakarta sebagian besar bukan orang Betawi, itu berarti mereka juga perantau.

Islam mengajarkan kepada kita , agar kita tidak diam di satu tempat saja dalam mencari karunia Allah,.

Allah lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur (QS 45;12)

Pesona dan makna sebuah rumah

Diposting oleh Mastindi | 02.17 | | 0 komentar »

Rumah” bagai miniatur kampung halaman, disitulah kita besar bahkan mungkin kita lahir disitu, memberikan naungan dan ketenangan dan tempat berpulang saat lelah mencari nafkah, banyak kenangan baik suka maupun duka yg kita lewati dalam sebuah rumah.

Dalam bahasa arab rumah disebuat “BAITUN, berasal dari kata kerja BATA , artinya menginap adapun baitun adalah akar katanya, berarti penginapan, itu artinya, sebuah rumah adalah sebuah istana kecil yg sangat menyenangkan siapa saja yg mampir dan bertamu, sampai rasulullah bersabda “ Baiti jannati (rumahku laksana surga bagiku), dan dalam kalimat yang lain rumah disebut “MANZILUN , artinya “tempat turun, dalam hal ini rumah sebagai “tempat berpulang, saat lelah dari safar,dan mencari nafkah, dalam sinonim yang lain rumah juga disebut “MASKANUN, artinya “ tempat yang tenang, begitulah seharusnya fungsi sebuah rumah, menenangkan dan menyejukkan bagi pemiliknya,.

Hampir setiap suku, masyarakatnya dalam setiap trah atau keluarga mempunyai sebuah “rumah besar, sebuah rumah yg menjadi symbol pemiliknya, dan semakin tua sebuah rumah semakin banyak menyimpan sejarah , sejarah sebuah keluarga berikut keturunannya, belasan, puluhan tahun bahkan ratusan tahun kemudian siapa saja yg pulang ke rumah itu berarti “masih satu darah yg dikenal dgn DINASTI.

Pernahkah anda mendengar tentang ‘Aura, inner bauty atau pesona ? walau rumah adalah benda mati dia memiliki aura atau pesona yang berkaitan dgn pemiliknya, itulah sebabnya rasulullah pernah bersabda

“ jangan jadikan rumahmu seperti kuburan, yang didalamnya tak pernah terdengar bacaan al-Qur,an dan tidak pernah dijadikan tempat shalat al-hadits)

Sebuah rumah akan hilang pesonanya manakala sang pemilik memutus hubungan dengannya (rumah), atau sebaliknya menjadi lebih menyenangkan bila sang pemilik selanjutnya adalah orang yang shaleh, dan tentunya pancaran dari rumah itu akan menyenangkan bagi yang hatinya merasa ada kecocokan dgn inner bautynya, ibarat masjid sebagai “rumah Allah, maka tentunya yang senang tinggal di dalamnya adalam orang beriman , karena orang beriman didalam masjid ibarat ikan didalam air, cocok,..

Wahyu keprabon, itulah orangtua kita menyebutkan, angker & nyaman bagi sebuah rumah sebetulnya bisa diciptakan oleh pemilik atau penghuninya, bagimana perasaan anda bila dihidangkan makanan & minuman yg sangat enak namun dipersilahkan dengan cara kasar ?, atau sejumput goreng singkong dan secankir teh, namun dihidangkan dengan wajah ceria,..

Ingin meresapi inner bauty atau pesona sebuah rumah ? energy positif ataukah negative yang kita rasakan ?

Mohon maaf, bukan bermaksud takabbur (naudzu billah) rumah yang kami tempati kini beserta keluarga dahulunya disebut “rumah setan, betapa tidak,. Pemiliknya konon katanya selalu melakukan praktek ritual setiap malam tertentu, bahkan dilantai atas kerap ditemui makluk halus yang menakutkan, al-hamdulillah ketika kami pindah ke rumah tersebut dengan membawa serta santri-santri dari rumah lama, hal yg diceriterakan tak pernah terjadi, nyaman dan menyenangkan bahkan ada yg mengatakan kalau rumahku memakai AC, itulah kesan setiap ibu-ibu majlis taklim yg hadir mengaji,. Semoga insya Allah..

kesalahn dalam Qurban

Diposting oleh Mastindi | 06.12 | | 0 komentar »

Mendekati hari raya haji atau Qurban (‘idul adha) jadi teringat peristiwa beberapa tahun silam, waktu itu kebetulan ibu mertrua berkorban seekor kambing yang lumayan besar yg diserahkan kpd panitia qurban, berbarengan “kalau tidak salah , istriku ingin sekali sate kambing, maka malam harinya, melalui seorang ikhwan yg juga panitia, ibu mertua memesan paha belakang kambing dari Qurbannya utk istriku , dia bilang akan disampaikan kpd ustadz sebagai ketua panitia, esoknya sebagaimana disunnahkan pemilik menyaksikan, maka ibu menyuruhku untuk mewakilinya sambil meminta pesanannya.

sebagaimana biasa sebelum penyembelehan sang ustadz memberikan tausia kpd yg hadir berkenaan dgn qurban, saat itulah sang ustadz mengatakan bahwa yg berqurban dilarang meminta bagian dari hewan qurbannya meski hanya sekerat daging, dia berlogika , “karena hewan yang dikorbankan akan menjemput pemiliknya kelak pd hari Qiamat menuju padang masyar, maka kita dilarang mengambil bagian agar dijemput dgn hewan yg utuh, tidak buntung kakinya , atau kepalanya karena kita sebagai pemiliknya mengambil bagian di dunia, tak satupun dalil keluar baik dari al-Qur,an maupun hadits dlm masalah ini, yah !.. hanya dalil “aqli (logika)

dgn perasaan kecewa dan heran akhirnya aku pulang, namun sebelumnya dgn bercanda aku bilang kpd salah seorang teman yg juga menjadi panitia, “kalau hewan yg kita korbankan berupa kambing mungkin gak apa-apa kalau di naiki 1 orang tapi kalau sapi tega banget yah, yg korban kalau harus naik semua 7 orang,.. “hus !.. dia ustad yg dituakan disini, balas temenku, dgn perasaan yg agak dongkol (maklum darah muda he he) aku bilang “ belajar lagi deh tuh ustadz !..

Berkata sufyan atsauri dari Mansur bin Ibrahim tentang ayat (makanlah hewan Qurban sebagiannya QS 22;28) bersabda “ adalah org Musyrik mereka tidak makan dari sembelihan mereka, maka diringankan bagi muslimin, siapa yang ingin makan , makanlah, siapa yang tidak maka jangan makan, (HR Mujahid dan “atha) sayarah Tafsir Ibnu Katsir Jus 2 halaman 225 cet. Qairo

Para ahli tafsir menjelaskan, kalimat MIN bermakna sebagian (ba’dun) maka pemilik boleh membagi menjadi 2 sebagian

1 bagian untuk yg berqurban, 1 bagian lagi untuk fakir miskin.

Dalam pendapat yang lain dijelaskan menjadi 3 bagian.

1 bagian untuk yg berQurban, 1 bagian untuk fakir Miskin, 1 bagian utk hadiah (berarti boleh juga di berikan kepada yang mapu)

Bila anda bisa membaca kitab kuning silahkan dibuka dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir jus dua dari halaman 225 s/d beberapa halaman berikutnya , tepatnya surat al-Hajj dari ayat 28, atau juga bisa dilihat pada kitab Fiqhus sunnah sayyid Sabiq pada jus lima bab Qurban .

Bagaimana jika yg punya tidak doyan, atau ia ingin memberikan keseluruhan hewan Qurban karena ia sdh terbiasa menjadi makanannya, atau hewan tersebut dikirimkan ke tempat musibah ? hal ini dibolehkan oleh Jumhur ulama, karena yg tidak boleh bukan masalah makan atau tidaknya, tapi yg diinginkan rasulullah agar Qurban umatnya menyelisihi Qurban Musyrikin, berarti masalahnya pada I’tiqad dalam hati, apakah yg kita yakini seperti logika ustadz di atas, atau Karena alasan tersebut ?(tidak doyan dan ingin memberikan semuanya)
Akhirnya benarlah apa yang disampaikan Allah dalam al-Qur,an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS 17;36)

Mohon maaf !..bukan hendak menggurui , tapi betapa banyak orang yg tidak brkompeten mengeluarkan pendapat dgn logika yg ia tidak tahu bahkan bertentangan dgn sumber aslinya, yaitu al-Qur,an, wallau a’lam.

jangan remehkan shalat

Diposting oleh Mastindi | 16.35 | | 0 komentar »

Saat mengisi majlis Taklim ibu ibu dalam bab shalat, dan sangsi bagi yang meninggalkannya, seorang jamaah curhat “

Ibu. Saya ingin sekali shalat, tapi moshalla di tpt kerja sangat sempit, mesti berdesakan di tambah lagi jam istirahat yg hanya 15 menit, kapan waktu makannya ? mukena juga gantian..

Saya. Bagaimana dgn tempat , maksud saya PT yang lain ? apa juga sama ?

Ibu . di PT tpt kerja temen yg agak jauhan enggak berdesakan, soalnya moshallanya agak besar dan ada marbootnya, lebih bersih dan mukenanya juga banyak, kata temen saya yg kerja di sana,.

Saya. Kok gak pindah aja kesana ?

Ibu. Yah ! di sana gajinya kecil jarang lemburannya.

Saya . jam berapa berangkat kerja,. Apa bapak tidak kerja ?

Ibu,. Jam 5 subuh, pulang jam 10 malam, bapak kerja ngojek..

Dialog di atas, dan apa yg dikeluhkan ibu tadi sebenarnya juga mewakili ibu ibu atau jamaah yang lain, sebenarnya, masalah mereka bisa di atasi dgn dialog, yang difasilitasi serikat kerja yang ada, toh para taipan itu (pemilik perusahaan) rata rata adalah orang asing, semestinya mereka tunduk pada aturan yg ada di negri ini, yaitu memberikan kesempatan ibadah dan tempat yg memadai utk karyawannya, menurut asumsi saya, ada dua hal yang menjadi pokok permasalah saya dalam hal ini,

Pertama : pemilik perusahaan yang rata-rata ateis atau paling tidak tidak se Aqidah dgn karyawannya, sehingga mereka bersikap masa bodoh.

Kedua ; para karyawan itu sendiri yang tidak begitu merasa perlu, menjalankan kewajiban agamanya termasuk shalat sehingga mereka mengabaikan hal trsebut. Hal ini disebabkan karena mereka bekerja seperti robot atau di porsil sedemikian rupa, atau karena tuntutan kebutuhan keluarga yang begitu besar.

Pindah tempat kerja, mungkin itulah solusinya, tapi gaji kecil menjadi pertimbangan, disinilah mungkin yang perlu diperjelas,. Sebab besar kecil itu relative, pertanyaannya !.kenapa yg kerja di tempat yang dianggap bergaji kecil itu juga bisa hidup, menafkahi keluarganya, bahkan mungkin bisa menabung,? jawabannya ,. Mungkin itulah yang disebut “Berkah, sebab rizeki yg tidak berkah bagaikan uap, mudah memuai tak jelas kemana arah perginya,mudah hilang hanya dgn tiupan angin, yang ada kurang dan kurang..

Dalam sebuah ayatNya Allah berfirman “

Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali, (QS 4;97)

Andai saja kita menyadari betapa pentingnya pengabdian terhadap sang pencipta, mungkin kita tak akan sempat ke mana mana, ingin ibadah dan ibadah, meski ibadah bukan hanya shalat, kerja yg halal juga bernilai ibadah, bahkan kata rasulullah, “seorang yg mati disebabkan pekerjaan halalnya, maka matinya adalah syahid, (tentu tak setinggi shahid membela agama Allah di medan perang), tapi shalat adalah ibadah utama yang menjadi barometer bahkan menjadi sayarat diterimanya amal yang lain,. Intinya “bila shalat ditinggalkan maka semua amal yg lain dianggap batal/tidak ada, naudzu billa..

Misionaris di tempat kerja

Diposting oleh Mastindi | 07.34 | | 0 komentar »


Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiinsiapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah,hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS 2;62)

Ayat di atas mengingatkan saya pada peristiwa beberapa tahun yang lalu saat seorang akhwat, curhat tentang kristenisasi di perusahaan tempat ia bekerja, sebagai seorang aktivis da’wah yang sudah ditarbiyah ruhiyahnya, tentu ia tak dapat dgn mudah dipengaruhi sang misionaris meski misionaris itu adalah atasannya, namun yang membuat ia gundah misi itu juga dilancarkan kepada karyawan yang lain, karena tidak mustahil jabatan sang misionaris sebagai atasan akan mampu menggoyahkan ke imanan karyawan yang lain terlebih bagi yang tak punya pijakan dan dasar agama yang cukup, di tambah lagi kemampuan berkomunikasi sang misionaris yang mampu menohok keyakinan seorang muslim yg masih labil,.

Yang membuat sang akhwat gundah, karena sang misionaris menggunakan ayat al-qur,an di atas untuk melancarkan misinya, aneh memang, tapi begitulah kepintaran mereka dalam melakukan praktek kristenisasi , hal ini mereka anggap penting karena dgn menggunakan ayat al-qur,an keyakinan sorang muslim akan goyah, betapa tidak , kitab (al-Qur,an) yg mereka dan kita sucikan malah mendukung argumentasi sang misionaris , mereka mengatakan

“ untuk masuk surga tidak perlu harus menjadi seorang Muslim, karena itu hanya identitas yg bersifat duniawiyah saja, nama agama Cuma kulit, kita boleh jadi Yahudi, Nasrani, Shabi’in dan apa saja yang penting beriman kepada Allah, dan berbuat baik, maka semua akan di beri pahala dan balasan surga .

Logis memang apa yg mereka ucapkan, tapi ingat itu adalah langkah awal mereka untuk menanamkan keraguan akan ke imanan kita kepada Allah, lambat laun bila dlm hal ini mereka berhasil, sang korban akan menganggap semua agama adalah sama, inilah yang disebut teori Piramida , atau corong terbalik, atau seperti jari jari motor/sepeda walaupun banyak, namun menuju \satu titik yaitu As roda , itulah tuhan yang dalam pandangan Islam di sebut Allah, dalam Nasrani di sebut Yesus, dan dalam Yahudi di sebut Uzair, atau nama yg lain yg intinya adalah tuhan yg sama, atau dia dia juga.. menurut mereka.

Kristenisasi bukan isu, kecuali bagi yg tak pernah menerjuni atau berhadapan langsung dgn misionaris, bila kita kaji dan mengambil tafsir ayat ini (saya menjadikan kitab syarah Ibnu katsir sebagai rujukan) pada hal 105 jus 1 Ibnu katsir menjelaskan ‘

“ orang Yahudi yg di maksud adalah para pengikut nabi Musa AS. yang setia menjalankan syareat Taurat , sebelum di robah oleh tangan jahil manusia setelahnya dan juga setia menjalankan sunnah nabi Musa, begitupun Nasrani yg di maksud adalah pengikut Nabi Isa AS. Yang masih konsisten menjalankan syareat nabi Isa dan menjalankan sunnah sunnahnya sehingga datang nabi Muhammad SAW. Adapun orang shabiin , adalah suatu golongan diantara Majusi , Yahudi dan Nasrani bahkan diantara mereka tidak beragama, pendapat yg lain mengatakan mereka adalah firqah atau golongan dari ahli kitab yang membaca atau mengikuti Zabur (nabi Daud) untuk itulah Abu Hanifah dan abu Ishak membolehkan sembelihan mereka.

Lalu bagaimana dengan kitab samawi yang di bawa para nabiyallah, Injil, Taurat, Zabur dan suhub, rasulullah pernah bersabda, “untuk kitab kitab itu jangan mengingkari seluruhnya namun juga jangan mempercayai seluruhnya, yaitu imanilah sebagiannya saja, (al-hadits),. Sarjana teologi barat sendiri mengakui , bahwa injil 90 persennya sudah tidak otentik.

Ibnu Abi hatim meriwayatkan dari sa’id bin Jubair, ia mengatakan seperti apa yang di dapat dari abi Talhah “ bahwa setelah ayat di atas turun maka Allah menurunkan ayat lain yang menjelaskan puncak ke imanan mereka, ialah apabila telah datang nabi yg terakhir, seperti apa yg di janjikan baik dalam Zabur, Taurat dan Injil maka maka tidak ada pilihan bagi mereka kecuali mengikuti syareat nabi Muhammad , yang tentunya menjadi penyempurna dari syareat nabi mereka , maka bila mereka berpaling kpd ajaran nabi Muhammad aqidah dan amal mereka akan sia2 (al-hadits)

Adapun ayat setelahnya ialah terdapat dalam surat al-Imran ayat 85

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS 3;85)

Bila sang misionaris menggunakan ayat al-Qur,an sebagai bahan misi untuk mendukung argumentasinya, maka perlu kita perjelas maksud ayat tersebut, karena yakinlah “bahwa mereka sebenarnya hanya asal mencomot ayat ayat tertentu untuk menguatkan pendapat mereka, karena mereka faham, umat Islam sangat sedikit yang mengerti al-Qur,an, hanya saja yg perlu mereka waspadai umat islam punya sifat fanatisme yang kuat terhadap agamanya, inilah yg menjadi sasaran untuk dilunturkan oleh mereka. Wallau a’lam




musibah bangsa ini

Diposting oleh Mastindi | 01.56 | | 0 komentar »

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu bertakwa".
Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, Maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmatNya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi. (QS 2:63/64)

Ayat di atas merupakan kisah dari umat nabi Musa AS yaitu bani Israel,. (syarah tafsir Ibnu Katsir jus 1 hal. 107 cet. Qairo Mesir) yang mendurhakai dakwah yg disampaikan nabi Musa.
Al-Qur,an dalam beberapa ayatnya mengususng kisah nabi terdahulu dan umatnya agar menjadi pelajaran bagi kita, karena yang namanya sejarah adalah cerita yg selalu berulang pada kehidupan setelahnya dgn pelaku yg berbeda namun dgn idiologi yang nyaris sama, dalam kisah tersebut Allah mengangkat gunung (menurut Ibnu Abbas) atau menurut pendapat yg lain Bukit Sinai di atas pemukiman bani Israel hingga besarnya mampu menaungi tempat tersebut (al-a’raf 171) sebagai peringatan bagi bani Israel , dalam tex ayatnya selanjutnya kita fahami “bahwa adzab yg ditimpakan kepada mereka adalah karena meninggalkan ajaran nabi Musa dalam hal ini adalah Taurat.

Lalu bagaimana dgn musibah yg menndera bangsa kita yg datang silih berganti, susul menyusul dan menimpa bukan hanya kpd mereka yg durhaka, tapi juga menimpa orang orang yg shaleh, inilah saatnya kita intropeksi boleh jadi pola dakwah para da’I sudah tidak sesuai dgn kondisi yg ada, karena sabda rasulullah “Khutubuhun bi qudari ‘uqulihim , artinya dakwai mereka sesuai dgn kemampuan mereka (al-hadits) atau bahkan para da’I sudah meninggalkan mereka para penduduk kaki gunung yg kurang peduli terhadap kwajiban agamanya, atau mungkin ini adalah teguran juga bagi para peminpin,. Masih segar dalam ingatan kita, bagaimana seorang Istri pejabat terkemuka di Jogja menentang RUU APP (Rancangan undang undang anti pornografi dan porno aksi) yang sekarang menjadi undang undang, pada saat itu ia bersama masyarakat Bali,. lebih dari itu, para pemimpin kita secara struktur birokrasi dari RT hingga presiden mayoritas Islam, tapi anehnya mengapa hukum Allah begitu sulit ditegakkan, yang ada para ulama yang brusaha istiqamah di jalan Allah malah di dzalimi.

Akhirnya, hanya kepada Allah kita memohon, bertaubat untuk slanjutnya kembali kepada jalanNya, karena hanya dengan rachmat dan pertolonganNya kita masih diberikan kesempatan untuk beramal yang shaleh sebagai bekal di kemudian hari, bukan sesuatu yang sulit bagiNya untuk menimpakan adzab yg lebih dasyat lagi bila Ia berkhendak karena kepadanya segala sesuatu itu tunmduk baik secara suka rela ataupun terpaksa.

Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri atau pun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. (QS 13;15)

Memahami Tauhid

Diposting oleh Mastindi | 01.14 | | 0 komentar »

Maha benar Allah yg telah menurunkan al-Qur,an dlm bahasa Arab, bhs tertua yg tetap exis dan mempunyai banyak makna .

Kalimat tauhid(lailaha illallahu)yg sering kita baca setiap hari dalam shalat , ternyata banyak mengandung pemahaman yang amat dalam bila kita pelajari dari jalur yg benar, yaitu dari gramatika bahasa arabnya, yang insya Allah benar benar menjadi kunci surga bagi kita,. Bila kita mau menelaah kekayaan kandungan maknanya.

1. Lafadz LA dlm lafadz tauhid, bukan bermakna Nahi (larangan) atau Nafi (peniadaan) namun bermakna Istigharul jinsi (peniadaan segala Jenis) yakni segala jenis Tuhan,
2. Sudah umum La ini masuk kepada kalimat Nakirah (kalimat bermakna umum atau banyak), dan menashabkan dgn Fathah dgn membuang Tanwin .
3. Dan La ini juga membuang atau menyembunyikan kalimat berita yg ada di belakang kata benda di depannya, (ILAHA)dan disinilah letak pengakuan dalam hati kita , apa yang ada dalam hati kita yang ada di belakang kata tuhan saat kita mengucapkan “Tidak ada Tuhan .......... selain Allah ? pilihlah , “ Tidak ada tuhan, yang wajib di sembah/yang wajib di taati/yang wajib di cintai,. Selain Allah, adakah 3 kalimat tersebut dalam hati kita, atau bahkan terganti dgn yang lain, atau tidak ada sama skali ?bila tidak ada yuk !.kita evaluasi lagi syahadat kita, karena syahadat adalah Ikrar , janji dan sumpah kita.

4. Lafadz ILLA merupakan Istisna (pengecualian) dari Tuhan tuhan yg ditiadakan, dalam hal ini kalimat ALLAH mayoritas ulama ilmu Nahwu membaca Fathah dgn pertimbangan sebagai pengecualian dari kalimat ILAHA (tuhan) juga badal (pengganti).

Pantas orang arab jahiliyah tdk dgn mudahnya membaca dua kalimat syahadat, karena mereka faham benar konsekwensinya , yakni harus meninggalkan sesembahan yg selain Allah, mereka kwartir akan dimusuhi kaumnya, karena logika melahirkan kenyataan seperti pepatah arab “tarkul ‘adah ‘adawah (meninggalkan adat (kebiasaan) akan menimbulkan permusuhan) tidak percaya ! di sekitar kita banyak kesyirikan yg timbul dari peraktek kejawen,. Cobalah larang, tentang, nasihati,. Bagaimana responsnya ?