MagzNetwork

Membaca

Diposting oleh Mastindi | 16.34 | | 0 komentar »

Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (QS 16;98)

Membaca merupakan langkah awal untuk memahami & mengamalkan isi al-Qur,an, bila saat membaca saja kita diperintah untuk berlindung dari godaan Setan yg terkutuk terlebih lagi saat kita mengamalkannya.

Setan tak kan pernah diam saat seorang hamba akan beramal shaleh, kegigihannya dalam menggoda manusia terbukti dalam kisah terjerumusnya nabi Adam ke dalam maksiat pohon Khuldi, bila usaha gigihnya dapat dikalahkan, dia membisikkan perasaan ‘Ujub bagi korbannya, yakni perasaan bangga dapat berbuat baik saat banyak orang meninggalkannya.
Setan selalu membisikkan rasa was was bagi korbannya agar pelaku menjadi ragu atau malah terlalu berani, ragu berbuat baik karena maksiat jauh lebih menjanjikan dalam pandangan matanya, padahal sifatnya hanya duniawi namun berani berbuat dosa karena merasa ada ampunan setelah taubat, ingatlah salah satu dosa besar, ialah dosa yg sengaja dilakukan dgn niat setelahnya akan bertaubat karena itu berarti melecehkan Allah.

tahu lalu faham

Diposting oleh Mastindi | 08.03 | | 0 komentar »

Rabbi zidni ‘ilma war zuqni fahma (ya Allah beri aku pengetahuan dan beri aku pemahaman)

Doa di atas menjadi bacaan wajib santri santri di rumah sesaat sebelum mulai belajar,.. lalu apa bedanya tahu dan faham ? ku coba mencari tahu penjelasannya.

Aku menjadi ingat tentang istilah nabi dan rasul yang didefinisan oleh para Ulama, yaitu nabi ialah orang yang mendapat wahyu untuk dirinya sendiri dan dia bukan rasul,. Adapun rasul ialah yang mendapat wahyu untuk dirinya dan orang lain dan rasul juga seorang nabi., tadak sama memang tapi istilah ini menjadi inspirasi untuk aku memahami tentang tahu dan faham.

Tahu suatu hal belum berarti seseorang itu mengerti apa yang dilihat dan di dengarnya namun jika seseorang faham akan sesuatu berarti itu meliputi tahu dan mengerti maka menjadi syarat yang cukup untuk menyampaikannya pada orang lain, intinya “tahu itu hanya bisa untuk konsumsi sendiri, tapi kalau kita faham berarti sudah bisa meyampaikannya pada orang lain.
“sampaikan dariku meski hanya satu ayat “ begitulah bunyi sebuah hadits,.. namun bukan berarti asal menyampaikan tanpa memperhatian qaidah aidah ke ilmuan yang berkaitan dgn perkara yang kita sampaikan., rasulullah memberi contoh dalam hal ini , saat beliau menyampaikan dan menyuruh sesuatu beliaulah yang lebih dahulu menjadi pelaksananya, seorang dai akan mantap dan penuh percaya diri dalam menyampaikan suatu hal bila dia cukup memahami karena mengalaminya sendiri bahkan bila bisa secara detail & spesipik hal yang ia jadikan materi dakwahnya.

Menyampaikan materi keagamaan tidaklah sama dengan menyampaikan materi yang bersifat umum, katakanlah seorang insinyiur memberikan presentasi yang salah tentang struktur sebuah jembatan yang akan dilintasi beban seberat 200 ton (misalnya) , maka akibat yang terjadi dari kesalahan tersebut adalah tidak kokohnya sebuah jembatan baik dari segi usia maupun kemampuan dalam menopang sebuah beban dan akibat paling fatal roboh,.. konsekwensinya yg terburuk adalah imej yg buruk tuk sang insinyiur, namun ketahuilah sifatnya hanyalah duniawiah,. Namun bagaimana jika seorang yang baru mengerti tentang suatu hal, apalagi berkaitan dengan masalah hukum hukum dan disiplin keilmuan tertentu yang ia kurang fahami lalu ia sampaikan pada orang lain hanya dengan modal “TAHU,. Lalu yang mendengar menyampaikan lagi pada orang lain, dan orang lain itu menyampaikan pada orang lain lagi dan seterusnya, maka yang terjadi jauh lebih fatal dari sekedar rubuhnya “sebuah jembatan .

Tuk rekan sekalian,,. salah satu sisi baik adanya situs pertemanan semacam fecebook menjadi hal yang positif untuk menghidupkan al-qur,an karena banyak juga yang menjadikan ayat al-Qur,an sebagai mengisi status sebuah akun, namun kita sudah cukup fahami bersama tentu tidaklah cukup memahami agama hanyalah lewat facebook yang serba terbatas halamannya, di tambah lelahnya jari mengetik uraian suatu hal,hingga yang terjadi tak jarang suatu perkara disampaikan apa adanya, atau secara global, lalu kalau begitu kapan kita faham suatu perkara, paling tidak sekedar tahu…
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(QS 17;36)

koruptor

Diposting oleh Mastindi | 23.25 | | 0 komentar »

Beberapa bulan ini kita dihadapkan pada tontonan dari sebuah kondisi yang sangat miris, kondisi social yang saling bertolak belakang, yakni yg kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin, dan ternyata kini terkuak sudah kebobrokan sebagian birokrat kita dalam birokrasi, penyalah gunaan wewenang, dalam bentuk korupsi dan kolusi kini menemukan lawannya yakni kerja keras dari KPK (komisi pemberantasan korupsi), mereka para kuroptor mulai tidak bisa tidur nyenyak terlebih saat akan di audit harta kekayaannya, walau sebenarnya kegelisahan mereka tidaklah ada apa apanya dari pada penderitaan masyarakat karena ulah mereka,.. hingga tiba saat giliran masa apes mereka nanti di depan pengadilan,..
Allah berfirman.

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.(QS 36;65)
Betapapun ayat diatas menjelaskan kondisi manusia dihadapan Allah pada hari Qiamat, namun telah kita maklumi bersama kiamat itu ada dua 1. Kiamat Qubra (yaitu hancurnya alam semesta) 2. Kiamat sughra atau kecil yakni hancurnya nama baik, hilangnya kepercayaan, strata social , economi dll.

Pada saat seorang tervonis menjadi tersangka, lalu naik menjadi terdakwa, maka segala ucapan dan segudang argumentasi takkan dipercaya lagi, itulah mungkin sebagai makna kiasan dari MULUT YG TERKUNCI, karena pada waktu itu bukti bukti hasil kejahatan dan penyelewenang yang Nampak seakan berbicara sebagai bukti hasil pekerjaan jahat tangannya, ini juga sebagai kiasan dari TANGAN YG BERBICARA, lalu semua jaringan yang ibarat lingkaran setan mulai bersaksi tentang keterlibatannya, dalam Mafia kejahatannya, karena tentu mereka tak ingin di penjara sendiri, padahal berbuat dosanya secara kolektif, ini juga kiasan dari KAKI MEREKA MENJADI SAKSI, kaki adalah instrument atau alat untuk berjalan, sebuah gurauan tentang seorang yg kehilangan mengatakan “pasti pelakunya orang dekat “ yah ! kalau tdk dekat bagaimana tangannya dapat meraih, tapi jangan lupa yg membuat tangan itu dapat sampai ke TKP adalah KAKI,…

Koruptor jauh lebih jahat dari perampok yang paling sadis sekalipun, karena perampok hanya merampok orang kaya dan korbannya dapat dihitung dgn sebelah jari tangan, namun koruptor merampok tidak pandang sasaran, kaya, miskin bahkan fakir juga menjadi korbannya karena yg dirampok adalah uang rakyat, uang yg seharusnya diperuntukkan untuk rakyat,…

Koruptor selalu disimbulkan dgn lambang seekor tikus, disebut tikus karena suka menggerogoti bungkus,. Tikus selalu berusaha mencari celah utk mengambil makanan, dan rakusnya tikus apapun akan dimakannya, dari makanan, minuman, alat rumah tangga, sabun, kayu, bahkan kabel yg mengandung strum tegangan tinggi,..
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.(QS 2;188)

kajian

Diposting oleh Mastindi | 17.05 | | 0 komentar »

31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

32. Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS 2;31/32)

Ada 3 hal yang menjadi kajian kita dalam 2 ayat di atas 1. Mengajarkan 2.Nama nama benda 3. Pengakuan malaikat.

Saat Allah menjelaskan maksudNya kpd malaikat untuk menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi , maka malaikat protes sebagaimana termaktub pada ayat yg sebelumnya.
Kemuliaan Adam yg diberikan oleh Allah dalam ayat ini adalah ILMU, bukan bentuk fisik, itulah yang menjadi tolak ukur kemuliaannya, bukankah kemuliaan seseorang berkaitan erat dgn ilmunya, seperti etika yang baik tentunya dimiliki oleh mereka yang mengetahui atau mengelmui akhlaq, yaitu bagimana berkata dan bersikap, dan ayat yg kali pertama turun juga tentang motivasi mencari ilmu dgn membaca,. IQRA,..!. dan ilmu itu dikembangkan oleh manusia dengan Allah berikan motoriknya berupa hawa nafsu, nafsu itulah yg membuat manusia selalu ingin maju, untuk mendapatkan fasilitas kemudahan dalam menikmati hidupnya, dan ini tidak dimiliki oleh malaikat,. Dalam sebuah ayat Allah berfirman

“Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(QS 96;5)

Sesuatu yg tidak diketahui itulah yg menjadi tantangan bagi manusia utk menembusnya dan tentunya dgn pengetahuan, sebagaimana juga yang menjadi pernyataan Allah,

Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.(QS55;33)

Makna dari kekuatan pada ayat di atas tentunya bukan kekuatan fisik melainkan kekuatan ilmu.
Allah mengajarkan kepada Adam nama nama. Kalimat “ASMA tidak sekedar bermakna nama biasa melainkan yg dimaksud adalah sifat dari setiap benda (seperti dinyatakan oleh Alm.Prof.
“ebadur Rachman dari ICMI) karena memang kalimat ASMA mempunyai makna SIFAT seperti ketika kita mengatakan “Asmaul Husna, yg artinya sifat sifat yg baik, dari sini kita bisa memahami manfaat suatu benda dapat diketahui melalui sifat benda itu, suatu contoh sifat air yg diantaranya mengalir dari tpt yg tinggi, oleh krn itulah aliran air dapat dipakai utk menggerakkan sebuah kincir yg dihubungkan dgn sebuah turbin dan Travo agar dapat menghasilkan tenaga listrik, begitupun api dgn sifatnya yang mebakar maka manusia dapat banyak mengambil manfaat untuk kehidupannya.

Yang terakhir adalah pengakuan malaikat terhadap ke Maha sucian Allah dari maksud penciptaan manusia, yang asalnya mereka pertanyakan, ternyata manusia punya kemampuan yang tdk dimiliki oleh malaikat.

memahami etika doa 1

Diposting oleh Mastindi | 15.59 | | 0 komentar »

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS 2 ;186)

Bila kita fahami secara seksama ayat diatas dengan rasa bahasa yang halus, banyak hal yag dapat kita ambil I’tibar tentang masalah doa

Pertama: kalimat HAMBA HAMBAKU, betapa sangat perhatiannya Allah kpd hambaNya dengan memadukan kalimat Hamba dengan Aku (Allah) menjadi hamba “HAMBAKU, betapa dekatnya perhatian dan sayangNya kpd ciptaan Nya.

Kedua : kalimat BERTANYA, hal ini menunjukkan keperdulian seorang hamba kepada rabnya, dan pengakuan jujur seorang hamba betapa lemah dan tergantung kepada Allah, hal ini tidaklah mungkin dilakukan orang seorang hamba yg punya sifat takabbur, merasa dirinya cukup hingga tdk memerlukan pertolongan Allah, apalagi mengingat azbabun nuzul ayat ini berkenaan dgn pertanyaan seorang arab badui atau dusun, ia bertanya: "Apakah Tuhan kita itu dekat, sehingga kami dapat munajat/memohon kepada-Nya, atau jauh, sehingga kami harus menyeru-Nya?" Nabi SAW terdiam, hingga turunlah ayat ini (S. 2: 186) sebagai jawaban terhadap pertanyaan itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Marduwaih, Abussyaikh dan lain-lainnya dari beberapa jalan, dari Jarir bin Abdul Hamid, dari Abdah as-Sajastani, dari as-Shalt bin Hakim bin Mu'awiyah bin Jaidah, dari bapaknya yang bersumber dari datuknya.)

Ketiga, : AKU INI DEKAT, dekatnya Allah kepada kita tentu dengan pengertian konotatif/ kiasan bukan denotatif / yg sebenarnya., maksudnya makna dari kalimat QARIB itu dekat, namun caranya tidak diketahui, dan dekatnya Allah tergantung juga dgn kedekatan kita kepadaNya, dalam sebuah hadits Qudsi dijelaskan “bila hambaKu mendekat kepadaku sambil berjalan, maka Aku akan mendekat dgn berlari, bila hambaku mendekat kepadaku satu hasta maka Aku akan mendekat satu jengkal,. Intinya semakin dekat kita dgn Allah maka semakin dekat Allah kepada kita. Lalu apa yang menyebabkan kita jauh dari Allah ? Dosa !.. itulah jawabnya, karena dosa ibarat dinding yg menjadi sekat kita dgn Allah , semakin banyak dosa kita semakin tebal dinding itu, maka semakin jauh kita dgn Allah, tirulah sebabnya di antara permulaan doa yg diajarkan oleh para ulama ialah memulai doa dgn Istighfar, agar dgn istighfar dosa dosa kecil kita menjadi terkikis dan dinding kita dgn Allah menjadi lebih tipis, itu artinya kita menjadi dekat dgn Allah.

Ke Empat: AKU MENGABULKAN PERMOHONAN ORANG YANG BERDOA APABILA IA MEMOHON KEPADA-KU, sebenarnya tidak berdoapun Allah tahu segala kebutuhan kita, itulah sebabnya sebuah hadits menjelasakan “sebaik baik doa adalah membaca “hamdalah, atau memuji Allah, . sangat wajar karena besarnya nikmat Allah yg diberikan kepada kita sebagian besarnya TANPA KITA MEMINTANYA, “subhanallah...
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,(QS 50;16)
Namun Allah mengajarkan pada hambanya, agar tidak berdiam diri teradap hal primer yg menjadi kebutuhan pokoknya tanpa ia meminta, dan meminta atau berdoa kpd Allah tentunya harus diiringi dengan usaha nyata yg disebut ikhtiar, karena Allah hanya akan merubah keadaan yang ada pada diri kita bila kita sendiri berupaya sebagai wujud kesungguhan kita kepada sesuatu yang ingin kita capai.

Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaannya sendiri (QS 13;11)

dalam hal ini kadang Allah menguji hambanya dgn bala atau musibah karena sayang kepada hambanya,. Ibarat seorang ibu yang karena sangat sayang Kpd anaknya timbul rasa gemasnya, maka ia mencubitnya, tujuannya untuk mendengar tangisnya, mendengar ratapnya lalu ia menghiba mengharap dekapan sang ibu

Ke Lima : , MAKA HENDAKLAH MEREKA ITU MEMENUHI (SEGALA PERINTAH-KU) , hal ini merupakan konpensasi dari penciptaan manusia , bukankah kita telah mengikat janji dengan Allah 17 kali dalam shalat sehari semalam, iya ka na’budu wa iya ka nasta’en, “(hanya kepada Engkau kami menyembah , dan hanya Kpd Engkau kami memohon pertolongan,) dan ini menjadi syarat terkabulnya doa kita oleh Allah, memenuhi perintah Allah tentulah sebagai sarana kedekatan kita dengan Allah sebagaimana yang Allah katakan “AKU INI DEKAT

Ke Enam : DAN HENDAKLAH MEREKA BERIMAN KEPADA-KU, AGAR MEREKA SELALU BERADA DALAM KEBENARAN. Ini adalah syarat ke dua setelah memenuhi perintah Allah, artinya benahi Aqidah atau ke Imanan kita, yakni ikhlaskan hati dalam berdo’a, sebab penyimpangan Iman atau Aqidah adalah dosa yang sangat besar, hal ini penting agar kita selalu dalam kebenaran, . kebenaran yang dimaksud tentulah kebenaran yang hakiki, yang menurut Allah, sebab kebenaran yg menurut manusia adalah kebenaran yang subyektif. Maka intinya, sebelum kita bertanya, mengapa doa doa kita seolah tak pernah di ijabah
Cobalah muhasabah, .. tanyakan pada diri kita , “kenapa Rasulullah sampai menyuruh seorang sahabat terkemuka untuk menemui seorang pemuda di sebuah tempat yang jauh di luar kota mekkah, hanya untuk minta doanya, ..wallahu a’lam