MagzNetwork

Musibah ketika kita jauh dari ulama

Diposting oleh Mastindi | 14.31 | | 0 komentar »
Prediksi Rasulullah tidak pernah salah , karena ucapannya adalah bimbingan Wahyu.
ketika kita menjauh dari ulama dari Fuqaha , artinya jauh dari majelis ilmu , padahal kebutuhan kita akan ilmu melebihi kebutuhan makan dan minum , kita lebih senang dan betah dengan sesuatu yang melalaikan kita. maka tidak perlu bertanya 'mengapa Allah menimpakan kita dengan dengan berbagai musibah.
Jerih payah kita dalam bekerja seperti tak bernilai, meski banyak yang kita dapat selalu terasa kurang , pertanda Allah mengangkat keberkahan rizeki.
bekerja kita bahkan kadang tak wajar, berangkat saat hari masih gelap dan pulang ketika semua anggota keluarga telah lelap, termasuk dari itu mahalnya harga harga dengan kenaikan yang tidak wajar , terasa jelas mencekik dan menguras pendapatan kita.
Yang berkuasa atas kita adalah pemimpin dzalim , dan yang kita lakukan mencaci bukan mendoakan agar Allah melembutkan hatinya, sehingga kedzalimannya semakin bertambah. kita berteriak teriak di tepi jalan , mengumpat dan memaki , padahal kita tahu dengan aturan yang di buat manusia sendiri , penguasa tak akan turun sebelum waktunya , yang ada nafsu berkuasa semakin menjadi jadi.
yang terakhir saat kita kembali tanpa membawa sesuatu yang sangat bernilai dalam diri seorang Muslim , yakni Iman. itulah musibah terbesar bagi seorang Muslim.
Naudzu billah min dzalik.

Cinta tauhid

Diposting oleh Mastindi | 19.20 | | 0 komentar »
Sekali lagi ormas yang bernaung di bawah NU yakni Banser , membuat sakit hati Ummat Islam , bukan hanya kebiasaannya membubarkan pengajian yang akan di isi oleh pemateri dari ustadz yang tidak sefaham, namun tindakan fatal kali ini ialah membakar bendera Tauhid.

protes tidak hanya marak di dalam negeri , tapi juga sampai ke Turki , yang di tunjukkan oleh keprihatinan presiden Erdogan , bahkan sampai ke denmark.
di dalam negeri demo pun marak , endingnya , mungkin karena sudah terakumulasi , para pendemo menuntut di bubarkannya Banser .

saudaraku ..

sepertinya tak pernah habis kerusakan di negeri ini, mungkin karena jauhnya kita dari Aqidah yang benar , maka .

Momen yang tepat ketika iman terusik oleh segelintir oknum yang merendahkan kalimat tauhid, hingga membangkitkan fanatisme rasa beragama kita.

bila kita cinta tauhid , ingat !..meng Esakan Allah satu paket dengan pengakuan rasul Muhammad sebagai utusannya.

maka Mentauhidkan Allah belum lengkap tanpa menjaga kemuliaan dan kemurnian sunnah sunnah rasul.

konsekwensinya.
Menjaga Tauhid berarti menjauhi syirik
menjaga Sunnah berarti menjauhi Bid'ah

jangan sampai semangat tak sebanding dengan pemahaman.

Melestarikan budaya syirik

Diposting oleh Mastindi | 22.55 | | 0 komentar »
sedekah laut pada hakikatnya memberi sesaji kepada Iblis di lautan.
tokoh masyarakat mengatakan ' melestarikan budaya sebagai bagian dari kearifan lokal.
tokoh agamanya mengatakan ' berdakwah harus bertahap , seperti pelarangan minuman keras, tapi anehnya dari dulu tak pernah jelas garis star dakwahnya , dan sudah sampai di mana, apa saja yang sudah di hasilkan, tak pernah ada evaluasi. 
yang ada semakin menjadi jadi , di mana ketika sudah dilupakan oleh masyarakat di hidupkan kembali.
ada satu kisah pada masa khalifah Umar bin Khattab, di mana ketika sungai Nil yang termasuk wilayah kekuasaannya kering para penduduk sudah terbiasa secara turun temurun , mereka melemparkan seorang gadis yang masih perawan setelah di beri perhiasan dan di rias secantik mungkin ke sungai tersebut dengan harapan sungai mengalir kembali.
Amr bin Al-Ash s yang waktu itu menjadi gubernur menyurati kalifah Umar dan menceriterakan hal tersebut, maka Umar membalas dengan secarik surat kecil , dan berpesan agar dilemparkan ke sungai Nil .
adapun isi suratnya ialah
Dari hamba Allah, Amirul Mukminin, Umar bin Khattab. Amma Ba’du.
Jika kau (sungai Nil) mengalir karena dirimu maka janganlah engkau mengalir. Namun jika yang mengalirkanmu adalah Allah, maka mintalah kepada Allah yang maha kuasa untuk mengalirkanmu kembali.
Amr bin Al-Ash kemudian melemparkan surat tersebut , dan dengan ijin Allah sungai Nil mengalir kembali.
andai saja tokoh masyarakat tegas bersama tokoh ulama, maka acara syirik tersebut tak kan ada lagi ..
bukan mengganti syirik lama dengan syirik baru, dengan alasan "dakwah harus bertahap.