sedekah laut pada hakikatnya memberi sesaji kepada Iblis di lautan.
tokoh masyarakat mengatakan ' melestarikan budaya sebagai bagian dari kearifan lokal.
tokoh agamanya mengatakan ' berdakwah harus bertahap , seperti pelarangan minuman keras, tapi anehnya dari dulu tak pernah jelas garis star dakwahnya , dan sudah sampai di mana, apa saja yang sudah di hasilkan, tak pernah ada evaluasi.
yang ada semakin menjadi jadi , di mana ketika sudah dilupakan oleh masyarakat di hidupkan kembali.
yang ada semakin menjadi jadi , di mana ketika sudah dilupakan oleh masyarakat di hidupkan kembali.
ada satu kisah pada masa khalifah Umar bin Khattab, di mana ketika sungai Nil yang termasuk wilayah kekuasaannya kering para penduduk sudah terbiasa secara turun temurun , mereka melemparkan seorang gadis yang masih perawan setelah di beri perhiasan dan di rias secantik mungkin ke sungai tersebut dengan harapan sungai mengalir kembali.
Amr bin Al-Ash s yang waktu itu menjadi gubernur menyurati kalifah Umar dan menceriterakan hal tersebut, maka Umar membalas dengan secarik surat kecil , dan berpesan agar dilemparkan ke sungai Nil .
adapun isi suratnya ialah
Dari hamba Allah, Amirul Mukminin, Umar bin Khattab. Amma Ba’du.
Jika kau (sungai Nil) mengalir karena dirimu maka janganlah engkau mengalir. Namun jika yang mengalirkanmu adalah Allah, maka mintalah kepada Allah yang maha kuasa untuk mengalirkanmu kembali.
Amr bin Al-Ash kemudian melemparkan surat tersebut , dan dengan ijin Allah sungai Nil mengalir kembali.
andai saja tokoh masyarakat tegas bersama tokoh ulama, maka acara syirik tersebut tak kan ada lagi ..
bukan mengganti syirik lama dengan syirik baru, dengan alasan "dakwah harus bertahap.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda