Suatu ketika ada beberapa orang ikhwan meminta untuk belajar gramatika bahasa arab tingkat dasar yaitu nahwu & sharraf sebagai bekal dalam tarbiyah, seperti biasa setelah belajar diisi dgn diskusi berbagai hal termasuk masalah aqidah, seorang ikhwan mengutarakan pendapatnya sebagai hasil kajian dari majlisnya (katanya) bahwa azab neraka itu abadi, argumentasinya didasari beberapa ayat yg menyatakan tentang itu yang selalu di ikuti dgn kalimat “Khalidina fiha abada, yang artinya “mereka kekal di dalamnya (neraka) selama-lamanya,. Saat itu saya teringat kajian khusus Ramadhan tentang Ilmu Kalam yang disampaikan oleh Ustadz di sebuah pon pes. Kalau tidak salah ini adalah merupakan sebahagian dari faham Mu’tazilah (suatu faham yg mengedepankan logika).
Dalam Faham as-‘ariyah atau ahlus sunnah wal jama’ah, seorang mukmin akan disiksa dalam neraka sesuai dgn kadar dosa yg telah ia perbuat selama ia hidup di dunia yg lalu ia mati tanpa sempat bertaubat, Sayyid Sabiq dalam kitabnya AL-‘AQAID (cetakan Darul Fikri Beirut Lebanon hal 295 s/d 300)pada bab “Mukmin tidak kekal di dalam neraka” beliau memberikan argumentasinya dari Qur,an maupun Sunnah, diantaranya sebuah hadits dari anas r.a berkata
“bahwasanya rasulullah saw bersabda.” Akan keluar dari Neraka orang yg berkata “la ilaha illallahu, dan pada hatinya ada kebaikan walau sebesar zarrah HR Bukhari ,Muslim dan Tirmidzi)
Dalam al-Qur,an juga ada dialaog antara penghuni surga yang sudah lama masuk dgn yang baru masuk,
“40. Berada di dalam syurga, mereka tanya menanya,
41. Tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,
42. "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"
43. Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak Termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,
44. Dan Kami tidak (pula) memberi Makan orang miskin,
45. Dan adalah Kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,
46. Dan adalah Kami mendustakan hari pembalasan, (QS 74:40 s/d 46)
Beliau melanjutkan penjelasannya dengan sebuah hadits tentang syafa’at rasulullah untuk ummatnya dengan syarat ummatnya tersebut tidak berbuat syirik.
Dari ungkapan ikhwan tadi , dgn tidak berprasangka buruk, mungkin syirik inilah yang membuat seseorang kekal dalam neraka,sebab Allah mengampuni semua dosa selain dosa syirik.
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
116. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS 4;48 & 116)
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda