MagzNetwork

Menghormati peran Ulama

Diposting oleh Mastindi | 19.00 | | 0 komentar »

Salah satu kegemaranku adalah menonton film horror, apalagi pada malam hari , dari sekian banyak film itu sebagian melibatkan peran Ustadz atau Kiai sebagai penolong dan selalu sama satu film dengan film yang lainnya, tidak ada yang aneh dalam Film itu, tapi bila kita kritisi apakah sekedar itu peran Ustadz dan Kiai.?

Saat ketika masih belajar nyantri di sebuah pesantren salah seorang Ustadz berbisnis MLM (multi level marketing) Ahad net , aku sempat bertanya “apa tidak menyita waktu ngajar Tadz ? beliau menjawab, “Ini untuk menghilang Imej /pandangan masyarakat agar yang namanya Ustadz bahkan Kiai tidak hanya sekedar tukang baca do’a dan ngusir setan seperti di film Horor.
Benar juga yang beliau sampaikan, walau argumentasinya harus (mungkin) tenggelam oleh pandangan masyarakat karena opini film horror begitu kuat menggiring pandangan dan penilaian masyarakat terhadap sosok ustadz dan Kiai.

Benarkah pandangan masyarakat yang telah tergiring opininya oleh sebuah peran ustadz atau kiai dalam sebuah film horror, bila kita baca sejarah para ulama yang tawaddhu dan istiqamah , ternyata mereka menghidupi keluarganya dgn usaha tangan mereka sendiri, baik ulama masa lalu maupun masa kini, meski ada juga yg menjadikan Ulama sebagai profesi bukan panggilan da’wah,.

Tersebut dalam syirah nabawiyah seorang guru mengaji datang kepada rasulullah “wahai rasulullah !. saya mengajar dan dari itu saya mendapat upah, rasul bersabda, “ bila waktu kamu untuk mencari ma’esah (penghidupan) habis untuk mengajar , maka ambillah,..tapi bila tidak, kamu telah memakan bagian dari neraka.

Ustadz, Kiai juga manusia., mereka pun punya keluarga yang menjadi tanggung jawabnya, dan sama tanggung jawab mereka dgn ummatyg dibimbingnya,. Namun sayang ummat terlalu menuntut banyak dari peran mereka sebagai panutan ummat, tanpa adanya konpensasi dalam bentuk memberikan kontribusi bagi kemajuan ummat itu sendiri. Salah satu contoh, bisakah seorang murid belajar mengaji dgn baik dgn kondisi desak desakan ? maka tentunya butuh ruangan yg luas,. Bisakah campur baur antara yg dewasa dgn anak anak, laki dan perempuan sementara meteri pelajarannya berbeda ? maka tentunya butuh ruangan kelas, lalu saat belajar malam butuh penerangaan,dan masih banyak lagi kebutuhan ummat agar menjadi lebih maju, tapi yang perlu diketahui semua butuh biaya dan waktu.
Begitu beratnya tanggung jawab seorang Kiai atau Ustdaz, bukan hanya keluarganya yang harus ia hidupi tapi operasional majlisnya juga menjadi beban pikirannya, sementara ummat banyak yang meremehkan dan mengacuhkan hal itu, lalu pantaskah mereka diindentikkan seperti itu ?

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.(QS 35 ; 28)
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar

Posting Komentar

Sampaikan keritik dan saran anda