Mencari ungkapan yang tepat
Selasa 24 Maret 2015 sehabis mengajar sekitar jam 20.00 mencoba mengintip kompetisi ajang pencari bakat di sebuah stasiun televisi.. pertama kali melihat entah peserta yang ke berapa, namun yang jelas seorang wanita cantik dengan lagu yang telah selesai dinyanyikan.
Beberapa orang dari tim juri sedang memberikan komentar
mungkin sebagai bahan koreksi untuk penampilan berikutnya agar lebih baik,
setelah memberikan koreksi pada pada lagu maka tibalah saatnya memberikan
koreksi dari tata busana, sang peserta berputar memperlihatkan bagian
belakangnya , pada saat itu busana yang dipakai sang calon artis dari pinggang
ke atas transparan dengan motif daun di samping , sang tim juri memberikan
pujian karena memang pantas sang artis memakainya lantaran kemulusan tubuhnya,
tidak ada baret , kotoran bahkan polisi tidur “katanya, sambil melawak. Tidak lama
sang artis pun berputar sang juri sempat memegang (maaf) tapi BH peserta sambil
berkata “ini tepat agar isinya tidak terburai kemana-mana (kurang lebih)...
Naudzu billah .. tsumma naudzu billah bin dzalik.
Dengan kaca mata apa harus menilai, kaca mata seni atau kaca
mata agama.
Tentunya dari sisi mana kita memandang maka hasil penilaiannya
jelas berbeda...
Tapi kita sebagai Muslim, tentunya bisa bersikap dan berkata
"Saya suka seni, tapi saya Muslim, atau malah berkata
sebaliknya
"Saya Muslim, tapi kan saya suka seni..
Bila yang pertama sikap kita, tentu tolak ukurnya jelas, yakni
Ridha Allah
Namun bila yang kedua, maka tolak ukurnya ialah perasaan.
Kesimpulannya ... tolong ajarkan
Ungkapan apa yang tepat untuk acara tersebut ? bila tolak
ukurnya norma agama.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda