Sekedar sharing melanjutkan bahasan kita siang
tadi, saya melihat dan memahami dari ungkapan
sisi yang paling mudah kita fahami sebagai orang awam.
Pertama : Zuyyina/dihiasi ini merupakan takdir yang menjadi
fitrah manusiawi artinya sifat ini sudah terintegrasi dalam penciptaan kita.
Kedua : linnasi
/untuk manusia (khusus manusia saja) ini dapat kita fahami bila kit abaca secara
utuh , yakni tidak mungkin selain manusia senang kepada Emas atau kendaraan.
Ketiga : Hubbush shahawati
/ kecenderungan menyukai dan disinilah entri poinnya., yakni
a. Minannisai wal banina /Kepada
istri dan anak-anak sebagai pendamping yang melayani dan memahami kita juga
anak – anak sebagai generasi penerus keturunan
atau keluarga.
b. Wal qanatiril mukantharati
minadz dhahabi wal fiddhati wal hailil musawwamati/harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, hal tersebut sebagai
symbol strata social , atau kedudukannya secara social di mata
masyarakat.
c. Wal an’ami wal hartsi/binatang-binatang ternak dan sawah ladang , juga merupakan symbol dari kesuksesan
karir.
Kesemuanya itu merupakan “mata’ul
hayatat dunya/ kesenangan kehidupan di dunia ,Namun yang perlu digaris bawahi
dan menjadi perhatian ialah
“Wallahu ‘endahu husnul
maab/dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
Artinya, bagaimana
kita mampu dengan Iman sebagai karunia tertinggi yang Allah anugerahkan kepada
kita, kita mampu menjadikan semua itu sebagai wasilah yang akan menghantarkan
kita tetap berada dalam koridor ridha-Nya.
Sehingga Allah
menjadikan kita pantas kembali kepada sang pemberi kenikmatan tersebut dengan
balasan surge, sebagai tempat kembali yang paling baik.
apa yang saya sampaikan sekedar apa yang saya fahami, untuk memahami lebih dalam lagi perlu waktu khusus agar kita bisa mengclerkan ayat ini dengan ayat yang lain hingga saling mendukung dan melengkapi.
Wassalam.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda