MagzNetwork

Ikhlas dalam ibadah

Diposting oleh Mastindi | 00.48 | | 0 komentar »

Dari amirul Mukmini Abi Umar al-Khattab Bin Nufail bin Abdil “uzza Bin Rayah bin Abdillah bin Kurti bin Razah bin Adiyyi bib ka’ab bin laawwi bin ghalib al-Quraisy al-‘adawi, semoga Allah Rihda kepadanya berkata : aku medengar Rasulullah SAW bersabda "
 “Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niatnya, dan sesungguhnya bagi seseorang tergantung apa yang ia niatkan, maka siapa yang hijrahnya kepada (karena) Allah dan RasulNya, maka Hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang ia ikutinya, dan wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang ia hijrah (HR. Muslim)

Bila kita perhatikan redaksi hadits ini, maka wajar kalau para ulama memakai hadits ini untuk beberapa masalah hukum.

Pertama : ulama ahli fiqih  memakai hadits ini sebagai rujukan dan argumentasi ‘bahwa sahnya amal tergantung kepada niat, ini dapat kita pahami bila kita melaksanakan shalat Subuh dan Fajar di waktu yang sama, apa yang membedakan ? .. toh bacaan dan gerakan serta waktunya sama, kalau buka niat.. hingga kemudian berkembang , apakah niat itu hartus di dzahirkan atau di sirkan, namun yang jelas niat itu hukumnya adalah wajib, (sebagian Ulama mengatakan ‘hukumnya adalah syarat)

Kedua : ulama ahli Aqidah, mereka menafsirkan hadits ini berkaitan dengan masalah Aqidah, yakni keikhlasan dalam beramal, yakni niat apa yang terkandung dalam hati kita saat kita melakukan sesuatu, karena Allah ? atau karena yang lainnya, baik itu bentuknya riya maupun sum’ah. Mereka melihat dari sisi asbabul wurudnya, yakni dilatar belakangi oleh hijrahnya yang Mulia dari Mekkah ke Yatsrib (Madinah) waktu itu motivasi para muhajirin berbeda-beda. Ada pedagang yang hijrah karena pelanggannya, ada pemuda yang sedang jatuh hati Hijrah karena wanita idamannya ikut hijrah,.namun sebagi sebuah perintah suci (karena dengan Hijrah itu Islam dapat diselamatkan dan di kembangkan di Madinah) Hijrah mempunyai keberkahan, tak terkecuali bagi yang bukan karena Allah.

Dalam hadits di atas kita di anjurkan agar meluruskan dan membersihkan hati dari segala pamrih selain Allah dam berbuat dan beramal, karena tidak ada amal atau perbuatan yang tanpa pamrih, namun pamrihnya seorang Mukmin adalah kepada Allah sebagai wujud cintanya kepada rasul.

Ingat !.. bila ada 100 kebajikan yang akan kita lakukan maka setan sanggup merusak hingga 99, kecuali satu yakni “ikhlas, sebagaimana pernyataannya.

39. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
40. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis[799] di antara mereka".(QS 15 39/40)

Ikhlas mempunyai antonim riya, sum,ah bahkan Ikhlas lawan kata lainnya adalah Syirik. Orang yang berbuat karena riya dan sum’ah persis seperti mengisikan air kepada keranjang (bukan ember), maka amalnya habis tercecer, dan kelak di yaumil akhir Alah akan mengusirnya dan meminta agar pelaku riya tersebut disuruh meminta pahala dari orang yang dulu di dunia ia berbuat riya dan sum’ah.
Naudzu billah.. maka ikhlaskan niat..bersihkan hari dari niat kotor.









Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar

Posting Komentar

Sampaikan keritik dan saran anda