Miris
sekali,.
hanya bisa mengurut dada saat membaca
sebuah berita , meski berita basi “ tentang anak sd yang hamil akibat sex bebas
Fenomena apa ini
? sejauh itukah kerusakan moral remaja kita, penelitian tersebut
dilakukan di sebuah daerah yang relatif bersih dari pengaruh hiruk-pikuk
kemaksiatan yang dapat dilihat secara nyata, seperti Jakarta, selain di dunia
maya.
Lalu bagaimana dengan di kota besar seperti Surabaya, Batam apalagi Jakarta
seperti gunung es, hanya sebagian yang dapat terdata, yang tersembunyi mungkin
lebih besar, tapi cukup keberadaan dan hasil penelitian tersebut sudah
mencerminkan bagaimana, rusaknya moral dan etika pergaulan anak-anak kita
mereka seolah mewakili yang senasib atau yang sejalan pola hidupnya, mereka
adalah gambaran realita, betapa kita abai terhadap masa depan mereka.
Ada Sebuah ungkapan , “pemuda hari ini adalah pemimpin esok
hari, atau anak-anak hari ini adalah pemimpin lusa hari, bagaimana nasib bangsa
kita beberapa belas atau puluh tahun kemudian , dapat di prediksi dari keadaan
remaja dan anak-anak hari ini.
Benarlah apa yang di nasehatkan Rasulullah
“didiklah anak-anakmu karena mereka tidak hidup di hari ini (melainkan pada
masa yang akan datang (al-hadits)
Apa yang disampaikan baginda
mulia adalah “warning, bahwa tantangan terberat bukan kini tapi pada masa depan
mereka, di mana hidup adalah sebuah kompetisi.
Dalam sebuah ayat-Nya Allah
berfirman .
وليخش
الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوا الله وليقولوا قولا سديدا
9.
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. (QS 4;9)
Ayat di atas merupakan peringatan Allah bagi setiap orang
tua agar memberikan perhatian yang cukup terhadap masa depan anak-anaknya, agar
mereka tidak lemah baik lemah akidahnya lemah sosialisasinya lemah ekonominya
maupun beberapa kelemahan lainnya yang akan menjadi penyebab anak anaki kita
menjadi tertinggal dari berbagai sisi kehidupan.
Seorang anak menjadi tanggung jawab orang tua sampai ia
menikah , dalam masa yang panjang itulah bagaimana kita sebagai orang tua
memberikan tanggung jawab yang maksimal agar pada saat sang anak mulai
bertanggung jawab bagi dirinya sendiri dan keluarganya bila ia seorang
laki-laki, atau sudah menjadi tanggungan orang lain bila ia seorang wanita
dapat membawa nama baik keluarga atau ke dua orang tuanya.
Allah mengulang
kembali pada redaksi berikutnya (“خافوا
عليهم) sebagai bentuk penegasan atas amanah yang dititipkan
kepada kita, agar kita dapat memberikan haknya secara adil yang di akhiri
dengan kalimat “syadidan, yakni tegas ini artinya jangan sampai rasa sayang
kita malah meracuni masa depan mereka dengan cara membiarkan anak-anak kita
jauh dari aturan Allah karena sayangnya kita kepada mereka , hingga mereka
larut dalam pergaulan yang tidak jelas batas-batasnya.
Kelak pada hari kiamat ada orang tua masuk surga karena
anaknya, juga ada orang tua yang masuk neraka karena anaknya, mengapa ? karena
ada hak anak yang diabaikan, atau masuk surga karena kedua orang tuanya
maksimal dalam memberikan haknya, hingga sang anak menjadi orang yang berguna
baik bagi keluarga maupun lingkungannya terutama kepada agamanya.
Wallahu a’lam
bissawab.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda