Hati hati kamu dari doanya orang yang teraniaya karena sesungguhnya antara dia dengan Allah tidak ada hijab/penghalang (HR Tirmidzi)
Hadits di atas menyuruh kita agar menjaga diri atau hati hati dalam melakukan tindakan meski sifatnya adalah balasan, yakni bila suatu saat karena sesuatu hal kita didzalimi oleh orang lain, lalu pada kesempatan yang lain kita mendapat peluang yang sangat bagus untuk menuntut balas.
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang dzalim.(QS 42;40)
ayat tersebut memang membolehkan kita membalas manakala kita disakiti oleh orang lain, namun ingat !.. memberi maaf adalah lebih utama apalagi pada saat kita punya kekuasaan untuk membalasnya, karena menjadi sifat bahkan , katakanlah "tabiat manusia, manakala di sakiti maka balasan yang ingin dilampiaskan ingin lebih dasyat, bila kita dipukul dengan beban 1 kilo kita ingin membalas 2 kilo bahkan ingin lebih, bila perlu bahkan dihabisi sekalian, bukankah balasan seperti ini sudah berlebihan namanya dan masuk dalam kategori dzalim, tentunya ada korban yang didzalimi.
maka pada saat itulah, di saat kita mampu membalas dendam dan kita melampiaskannya sepuas hati,doa dari orang yang kita aniaya sangat di dengar oleh Allah, meski dia seorang kafir sekalipun.
sifat lembut dan pemaaf adalah sifat mulia yang di ajarkan oleh baginda yang mulia kepada kita, betapa banyak cerita tentang itu yang sampai ke telinga kita, tidak lain agar kita meniru demi dapat tercapainya kehidupan yang racmatan lil alamin, yang wajib kita tebarkan sebagi seorang Muslim.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda