Demokrasi memang
bukan bagian dari ajaran Islam, apalagi system itu merupakan wasilah memilih
pemimpin, maka sangat mungkin orang kafir, munafik dan dzalim menjadi pemimpin,
tapi untuk merubahnya tidak semudah membalik telapak tangan, karena itulah
banyak saudara kita dari kalangan syalafi juga HT bahkan JAT memilih Golput dengan
entri poinnya karena tidak bersesuaian dengan system Islam yakni Syuro.
Saya hanya
berandai-andai ...
andai seluruh ummat Islam (yang benar benar islam) yang jumlahnya mayoritas memilih Golput, saya punya keyakinan pemilu akan tetap berlangsung , dan sangat mungkin ini sebagai tiket gratis bagi orang kafir dan sekuler sebangsa JIL melenggang mudah masuk senayan dan Istana serta menduduki posisi penting dan strategis , sebagai konsekuensi dari terpilihnya mereka.
Kita juga tahu
tugas anggota legislatif bertugas membuat undang undang sebagai instrumen dalam menjalankan
kebijakan , adapun presiden yang punya hak prerogatif juga bisa mengeluarkan kepres,(Keputusan presiden)
menteri pun juga bisa mengeluarkan permen (peraturan
menteri) sedangkan kepala daerah juga bisa membuat perda (peraturan daerah).
Dan mereka semua
seperti yang saya katakan di atas ,
adalah orang kafir dan sekuler , tentunya sebagaimana yang Allah katakan “
“Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. (QS 2;120)
Yang perlu menjadi
catatan kita ialah yahudi bukan sebagai sebuah bangsa , akan tetapi Yahudi Melayu,
yakni bangsa Melayu dengan ideologi yahudi, di mana mereka pasti akan
menjadikan Islam sebagi musuh bersama, dan di posisi mereka yang strategis dan
bisa bekerja sama baik dalam hal kekuasaan maupun finansial sangat memungkinkan
untuk membuat sebuah kebijakan yang sangat merugikan Ummat Islam, baik secara
terang-terangan maupun tersembunyi dengan kedok toleransi maupun sejenisnya.
Masih ingat jaman
orde baru ?.. di mana ummat Islam benar-benar marginal karena perannya dikebiri,
para khotib di awasi dan banyaknya rekayasa-rekayasa yang memojokkan Islam,
semua itu tidak lepas dari “di mana posisi jabatan-jabatan strategis dikuasai
oleh kalangan mereka.
Lalu apa jadinya
kalau hal itu terjadi.
Kini saudara –
saudara kita berjuang masuk parlemen dengan ijtihad politiknya, kita tidak tahu
apa isi hati mereka, namun yang jelas
telah banyak kerja-sama antar partai Islam mengeluarkan kebijakan-kebijakan
kepada ummat Islam dari uud seperti UUD perkawinan, sisdiknas dll maupun perda-perda
syareah telah mewarnai perundang-undangan yang ada sebagi hasil jerih payah dan
perjuangan mereka dalam mempersembahkan yang terbaik yang mereka mampu , meski
harus berhadapan dengan partai besar.
Bukan hanya itu,
keberadaan mereka di posisi penting ,baik di eksekutif maupun legislatif
membuat gerakan Islam menjadi diperhitungkan dan mempunyai nilai tawar tinggi
serta tidak begitu mudah di peralat dan direkayasa, apalagi sampai di bubarkan,
sekali lagi ada peran penting sebagai sifat amanah meski relatif.
Untuk rekan-rekan
syalafi , HTI dan yang merasa punya loyalitas kepada Islam, apakah kita diam
saja saat ada saudara kita yang berjuang dengan ijtihad politiknya, sementara
musuh-musuh Islam sudah sangat optimis mampu meraup suara , sekali lagi meraup
suara dari saudara –saudara kita yang menjadi korban penggiringan opini dan
pencitraan palsu.
Jalan dakwah anda
kami hargai, bantu jugalah saudara – saudara kita yang telah memberi celah
dengan kebijakan yang mereka perjuangkan sehingga anda dapat berdakwah tanpa
rasa cemas.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda