Rabbi zidni ‘ilma war zuqni fahma (ya Allah beri aku pengetahuan dan beri aku pemahaman)
Doa di atas menjadi bacaan wajib santri santri di rumah sesaat sebelum mulai belajar,.. lalu apa bedanya tahu dan faham ? ku coba mencari tahu penjelasannya.
Aku menjadi ingat tentang istilah nabi dan rasul yang didefinisan oleh para Ulama, yaitu nabi ialah orang yang mendapat wahyu untuk dirinya sendiri dan dia bukan rasul,. Adapun rasul ialah yang mendapat wahyu untuk dirinya dan orang lain dan rasul juga seorang nabi., tadak sama memang tapi istilah ini menjadi inspirasi untuk aku memahami tentang tahu dan faham.
Tahu suatu hal belum berarti seseorang itu mengerti apa yang dilihat dan di dengarnya namun jika seseorang faham akan sesuatu berarti itu meliputi tahu dan mengerti maka menjadi syarat yang cukup untuk menyampaikannya pada orang lain, intinya “tahu itu hanya bisa untuk konsumsi sendiri, tapi kalau kita faham berarti sudah bisa meyampaikannya pada orang lain.
“sampaikan dariku meski hanya satu ayat “ begitulah bunyi sebuah hadits,.. namun bukan berarti asal menyampaikan tanpa memperhatian qaidah aidah ke ilmuan yang berkaitan dgn perkara yang kita sampaikan., rasulullah memberi contoh dalam hal ini , saat beliau menyampaikan dan menyuruh sesuatu beliaulah yang lebih dahulu menjadi pelaksananya, seorang dai akan mantap dan penuh percaya diri dalam menyampaikan suatu hal bila dia cukup memahami karena mengalaminya sendiri bahkan bila bisa secara detail & spesipik hal yang ia jadikan materi dakwahnya.
Menyampaikan materi keagamaan tidaklah sama dengan menyampaikan materi yang bersifat umum, katakanlah seorang insinyiur memberikan presentasi yang salah tentang struktur sebuah jembatan yang akan dilintasi beban seberat 200 ton (misalnya) , maka akibat yang terjadi dari kesalahan tersebut adalah tidak kokohnya sebuah jembatan baik dari segi usia maupun kemampuan dalam menopang sebuah beban dan akibat paling fatal roboh,.. konsekwensinya yg terburuk adalah imej yg buruk tuk sang insinyiur, namun ketahuilah sifatnya hanyalah duniawiah,. Namun bagaimana jika seorang yang baru mengerti tentang suatu hal, apalagi berkaitan dengan masalah hukum hukum dan disiplin keilmuan tertentu yang ia kurang fahami lalu ia sampaikan pada orang lain hanya dengan modal “TAHU,. Lalu yang mendengar menyampaikan lagi pada orang lain, dan orang lain itu menyampaikan pada orang lain lagi dan seterusnya, maka yang terjadi jauh lebih fatal dari sekedar rubuhnya “sebuah jembatan .
Tuk rekan sekalian,,. salah satu sisi baik adanya situs pertemanan semacam fecebook menjadi hal yang positif untuk menghidupkan al-qur,an karena banyak juga yang menjadikan ayat al-Qur,an sebagai mengisi status sebuah akun, namun kita sudah cukup fahami bersama tentu tidaklah cukup memahami agama hanyalah lewat facebook yang serba terbatas halamannya, di tambah lelahnya jari mengetik uraian suatu hal,hingga yang terjadi tak jarang suatu perkara disampaikan apa adanya, atau secara global, lalu kalau begitu kapan kita faham suatu perkara, paling tidak sekedar tahu…
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(QS 17;36)
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda