MagzNetwork

UJIAN ALLAH ATAU TEGURAN

Diposting oleh Mastindi | 08.43 | | 0 komentar »

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

Bulan bulan ini , terasa betul Allah memberi banyak cobaan, al-hamdulillah semoga ini pertanda meningkatnya keimanan keluarga kami, biarlah ujian ini berjalan sesuai dengan ke hendakNya , namun harapanku semoga Allah melimpahkan kebesaran hati dan kelapangan jiwa serta kesabaran yang tiada henti, yang jelas kami harus yakin pasti ada hikmah di balik setiap kehendak Allah..

Sebenarnya Untuk mengatakan suatu musibah adalah cobaan, mungkin terlalu muluk untuk muslim sekelas aku , sebab cobaan hanya Allah berikan kepada hamba-hambaNya yang terpilih untuk di uji tingkat ke imanannya, bila kita kaji , suatu musibah bila menimpa seseorang akan berbeda penempatannya, dan tentunya setiap ujian sudah Allah tetapkan dan disesuaikan dengan kabar kemampuan si penerima.

1. Bila menimpa orang beriman berarti Allah hendak menguji kesabarannya.

2. Bila menimpa orang beriman yang banyak dosanya berarti peringatan, sebagai tanda
Allah masih akung agar hamba tersebut segera bertaubat.

3. Bila menimpa orang kafir maka musibah tersebut boleh jadi sebagai Azdab, naudzu billah.

4. Bila musibah tersebut karena di sengaja oleh korbannya maka itulah akibat.

Hikmah ini baru terasa dan kita sadari manakala musibah telah berlalu, dan kita akan merakan lebih ringan suatu musibah, bila berkumpul atau mengunjungi hamba yang senasib, banyak hikmah bila kita mau kritis menelaah setiap langkah kita dalam menghadapi suatu ujian atau teguran dari Allah.

Saat kita berobat ke Puskesmas atau ke Rumah sakit kita akan melihat antrian yang panjang padahal jam buka masih beberapa jam lagi,dan kamar yang penuh bila harus di opname, dan akhirnya harus bersedia di rawat di lorong-lorong rumah sakit, cabalah bandingkan dengan hunian hotel yang selalu hanya tidak jauh dari 50 persen, yang baru akan penuh menjelang hari hari tertentu. Dari situ kita bisa memetik hikmah bukan kita saja yang mengalami.

Saat aku pulang berobat tak lupa sebagai bagian dari prosudur berobat adalah menebus resep, ada beberapa macam yang harus diminum tentunya, saat itulah aku teringat akan Isra’ dan mi’raj nabi yang pulang dari panggilan Allah ke Sidratul-Muntaha sebagai penghibur dari kesedihan hatinya setelah di tinggal orang-orang tercintanya, sekaligus menerima perintah yang maha penting yaitu ibadah Shalat suatu ibadah yang menjadi pembeda antara Muslim dan kafir, mungkin obat ini menjadi falsafah bila aku ingin sembuh dan menjadi bagian dari masyarakat sehat tentunya harus di minum tepat waktu dan intensitas meminumnya, begitu pun shalat harus kita kerjakan tepat waktu dan hitungan kalinya, bila kita ingin menjadi bagian dari Muslim, seperti sabda Rasul yg mulia. Sebagian besar atau secara umum di antara obat yang kita tebus untuk di minum pasti terselip anti biotik, yang tak lupa selalu di pesan harus di minum habis, sebab kuman atau virus akan semakin kuat bila dia beradaptasi dengan anti biotik yang tidak full pengobatannya, mungkin itulah shalat Subuh , dengan tentunya tidak menganggap enteng shalat yg lain, sebab shalat Subuh menjadi ukuran ketaatan seorang hamba kepada Rabb Nya saat Muadzin memanggil bahwa “Shalat itu lebih baik dari pada tidur. Wallahu a’lam bis sawab
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar

Posting Komentar

Sampaikan keritik dan saran anda