Suatu ketika saat sedang silaturrachim ke salah seorang teman mengajar yang kebetulan mempunyai usaha yang sama ,yaitu warung kelontong kecil – kecilan dan kebetulan juga pada malam hari, ada seorang pembeli yang menanyakan silet , apakah boleh dijual ? kalau ada ia mau beli karena sedang butuh sekali untuk suatu keperluan, maka tanpa perasaan ragu langsung ikwan (teman) menjawab Ada !.. maka transaksipun terjadi , setelah selesai dengan agak bercanda saya nyeletuk eh kan pamali ? kata orang tua menjual silet pada malam hari,... hus!... Pamali sudah gak ada yang ada bu(Ibu) mali.
Banyak hal yang bersifat tabu, dan belum dapat kita pahami oleh orang tua kita selalu dibahasakan Pamali, saya tidak faham apa itu yang di maksud dgn Pamali mungkin yang di maksud adalah tabu, atau terlarang, Cuma mereka tidak dapat menjelaskan argumentasi di balik istilah itu.
Orang tua kita mereka adalah orang orang yang bijaksana , bukan pada tempatnya mengatakan mereka kolot atau sindiran lainnya yang tidak etis, karena mereka hidup memang pada jamannya, tapi saya yakin, ada hal baik dibalik istilah itu, yang tak dapat mereka dijelaskan secara logika, maka dgn keterbatasan wawasan mereka yang mampu mereka katakan adalah kata atau istilah itu, bukankah pada masa al-Qur,an diturunkan banyak terdapat ayat, (maaf dengan tidak ada maksud sedikitpun membandingkan) yang pada masa itu belum dapat dijelaskan secara logika, dan baru ditemukan jawabannya sekarang, , mungkin perbedaannya adalah pada ‘ekab atau akibatnya, jika Islam akibatnya adalah siksa atau dosa, maka orang tua kita mengemas istilah Pamali atau tabu bila dilanggar menjadi kualat atau setumpuk mitos yang memang , didasari oleh kepercayaan mereka kepada Animisme atau Dinamesme yang menjadi bagron kepercayaan mereka.
Memang tidak semua istilah Pamali kita dapat tolelir, terlebih bila berkenaan dengan masalah Aqidah , namun selama hal itu masih bisa ditolerir, tugas kitalah mencoba mencari pemahaman dari maksud mereka, sebagaimana tugas kita memahami, ayat-ayat Allah yang berkenaaan dengan fenomina alam.
Jangan duduk di depan pintu , karena tamu yang datang boleh jadi akan mengurungkan niatnya, hal ini masuk di akal terlebih bila cara duduk kita menunjukkan siat tidak welcom atau bersahabat, bukankah Islam menyuruh kita menghormati tamu, yang diawali dengan menjawab salam dengan muka ceria dan mempersilahkan masuk.
Jangan menjual minyak, bila memakai takaran pada malam hari, secara economi ini cukup logis , sebab pada malam hari dengan cuaca dinginnya minyak akan menyusut, dan ini tidak menguntungkan bagi sebelah pihak, yaitu penjual, memang penyusutan tidak banyak, namun bila dalam jumlah besar sangat besar selisihnya dengan takaran pada siang hari.
Dia tas saya hanya menjelaskan dua hal dan masih banyak lagi, sesuatu yang dikaitkan dengan Pamali dapat kita temukan jawabannya secara logika, maka dengan ini marilah bersikaf arif terhadap Istilah-istilah dari orang tua kita. Wallahu a’lam.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda