MagzNetwork

Saat Nafsu menjadi tuhan

Diposting oleh Mastindi | 00.04 | | 0 komentar »



|M÷ƒuäur& Ç`tB xsƒªB$# ¼çmyg»s9Î) çm1uqyd |MRr'sùr& ãbqä3s? Ïmøn=tã ¸xÅ2ur ÇÍÌÈ

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, (QS 25;43)

Ayat di atas mengingatkan saya kepada Allahu yarham Imanuddin yang akrab dipanggil bang Imad, beliau memang bukan seorang ulama , namun seorang ahli fisika di dewan pakar ICMI.

Beliau mendefinisikan tuhan , “bahwa tuhan ialah “ sesuatu yang kita rela di dominasi olehnya.

Artinya, bila sesuatu hal telah mendominasi kehidupan kita dan dalam hal tersebut tak ada nilai ibadahnya sebagai bentuk ketundukan kita kepada Allah, maka hal tersebut telah menjelma menjadi tuhan dalam kehidupan kita.

Karena “Al-hawa maknanya adalah kecenderungan kepada sesuatu yang begitu kuatnya kecenderungan tersebut hingga mengalahkan hati dan pikiran sehat kita, ibarat hewan yang diperturutkan hingga lepas kendali dan kita tidak bisa lagi menjinakkannya.

Begitu pun hawa nafsu yang kita perturutkan tanpa pengendalian , maka lambat laun pelan namun pasti maka hawa nafsu itu akan mendominasi kehidupan kita, tengoklah para maniak, betapa mereka merelakan banyak hal demi hobbynya, yang terkadang tidak dapat dicerna dengan logika sehat.

Pada akhir ayat ada kalimat “Istifham, yakni pertanyaan dari Allah

 “Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya.

Pertanyaan retoris, yakni tidak perlu di jawab, karena pertanyaannya sebenarnya adalah jawaban, yakni “tidak mungkin nafsu di kendalikan lagi bila hati kita pun telah buta.


Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar

Posting Komentar

Sampaikan keritik dan saran anda