MagzNetwork

Dosamu sebenarnya adalah aib.

Diposting oleh Mastindi | 00.57 | | 0 komentar »

Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. (QS 20;121)

Ayat  di atas mengisahkan keadaan nabi Adam ketika melanggar larangan Allah, untuk tidak mendekati apalagi memakan buah Khuldi, tapi karena tipu daya setan yang terus dilancarkan melalui siti Hawa maka keduanya terjerumus terhadap larangan Allah.

lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, kata aurat boleh jadi adalah pengertian hakiki, yakni aurat yang sebenarnya dengan diperjelas oleh redaksi ayat setelahnya dengan kata “menutupinya dengan daun-daun , karena lenyapnya pakaian ahli surga yang mereka kenakan .

Namun saya memahaminya dari sisi majazinya, AURAT , berasal dari kata “ara, ya’uru, auratan maknanya telanjang, Adam menutupi tubuh telanjangnya tentunya karena rasa malu, perbuatan maksiat yang dilakukan oleh Adam adalah sesuatu Aib, cela yang menimbulkan rasa malu, yang mana sebagai manusia yang telah Allah ciptakan lebih mulia dari makhluk lainnya termasuk Setan masih dapat jatuh kepada tipu daya setan, yang derajatnya berada di bawah manusia .

Intinya dosa atau maksiat sebenarnya adalah sesuatu aib, cela yang seharusnya membuat malu pelakunya, sebagaimana yang dialami Adam AS, namun bagaimana bila maksiat yang dilakukan seseorang tak lagi membuat malu pelakunya ?,. dalam hal ini nabi SAW menjelaskan tentang maksiat atau dosa, ketika seorang sahabat bertanya .

“wahai Rasulullah apa dosa itu ? nabi menjawab

الاسم ما حاك في نفسك وكرهت أن يطلع الناس

Dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan hatimu dan kamu malu , tidak suka bila dilihat orang..

Begitulah yang terjadi pada nabi Adam, perbuatan maksiat yang dilakukan telah membuat keduanya seperti telanjang bulat..

Namun dalam keterangan selanjutnya berbahagialah bila rasa malu itu masih ada, karena itu bertanda kita masih punya iman, akan menjadi musibah manakala maksiat yang kita lakukan tak lagi membuat kita gelisah, hilanglah rasa salah dan berdosa ,hingga akhirnya kita berbuat dosa merasa tidak bersalah..
Hingga akhirnya nanti enggan bertaubat.//. Naudzu billah.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar

Posting Komentar

Sampaikan keritik dan saran anda