والذين هم عن اللغو معرضون
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna,(QS 23;3)
lanjutan
dari artikel SEBELUMNYA
Ciri orang beriman selanjutnya adalah meninggalkan ucapan sia-sia
“Ucapan sia-sia , artinya yang sia-sia saja ia mau tinggalkan, padahal secara
syar’e mubah, apalagi yang keji, karena memang seorang Mukmin akan selalu
berhati hati terhadap hal yang tidak memberi manfaat, apalagi jika sampai
mendatangkan mudharat baik bagi dirinya maupun terlebih kepada orang lain sebagaimana
yang di tausihkan baginda yang mulia (potongan haditsnya)
“jika kamu beriman kepada Allah
dan rasulNya hendaklah berkata yang baik atau diam..(al-hadits)
Menjaga lisan adalah implementasi dari pelaksanaan shalat , yakni “Tanha
anil fahsha wal mungkar, Fahsya berarti kata-kata tak senonoh baik berupa
umpatan, makian hinaan , celaan, kotor maupun kata yang tak pantas lainnya.
Seorang Mukmin, yang senantiasa menjaga posisinya dalam koridor yang
diridhai Allah tentu yakin , ‘bahwa tidak ada satu huruf/lafadz yang luput dari
pengawasan Allah, sebagaimana firmannya.
ما يلفظ من قول إلا لديه رقيب عتيد
Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS 50;18)
Bahkan nabi menjamin dengan sebuah haditsnya
“Salamatul insan li hifdzil lisan (selamatlah manusia bila
mampu menjaga lidahnya)
Ada beberapa dosa yang disebabkan lidah, dari gihab, fitnah, adu domba,
ucapan keji kotor, mengumpat dan beberapa hal lagi yang mengakibatkan pelakunya
terjerumus ke dalam neraka, masihkah kita tetap mengumbar ucapan sia-sia atau
malah lebih mudharat lagi..ingat !.. semakin banyak kita bicara semakin banyak
kita bersalah, dan semakin tahulah orang siapa kita,. Dari ucapan kita boleh
jadi kata kata tak senonoh, bohong dan berderet deret hal negatif lainnya, yang
menjadi menghalang kita menuju surganya..
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda