Saat kita mulai
menapaki jalan dakwah, maka manajemen dakwah juga mutlak kita kuasai, baik dari
segi materinya maupun mad,unya (objek dakwah) dari mana dakwah itu kita mulai.
Salah satu pijakan dalam berdakwah dari sisi objeknya Allah
telah membuat sebuah pijakan dalam salah satu ayatnya .
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang
terdekat, (QS 26 : 214)
Dekat, baik dalam hal pertalian nasab/keluarga maupun
geografis.
Berdakwah mulai dari yang terdekat inilah yang banyak
diabaikan, padahal ada beberapa sisi positif yang dapat terbentuk .
Pertama :secara psikologis da’i akan menjaga sikap dan
kata-katanya karena dia tinggal dalam
lingkungan jamaah/murid-muridnya.
Kedua : da’i laksana
dokter yang harus tahu persis penyakit pasiennya, dengan demikian akan mudah
mendiagnosanya, artinya seorang da’i harus tahu penyakit sosial dan moral serta
kebutuhan spiritual jamaahnya, dan hal itu tidak mungkin manakala seorang dai
jauh dari jamaahnya, serta minim
interaksi .
Ketiga : Dakwah dimulai dari tablig/promosi, taklim/pembelajaran
lalu taqwin/ pelaksanaan dan dekatnya seorang da’i kepada jamaahnya akan mudah
mempermudah proses keberhasilan dakwah, itu pun dengan catatan adalah sinergi
atau kerja sama dari semua pihak, baik dari lingkungan keluarga maupun
masyarakat.
Dan beberapa hal manfaat yang lainnya.
Maka sangat ironi, bila dalam sebuah lingkungan masyarakat ,
ada satu dua orang hamba yang Allah berikan kemampuan dalam hal menyampaikan
ilmu, tapi berdakwah jauh dari lingkungan tempat ia tinggal, diabaikan masyarakat di mana ia dibesarkan.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda