Shalat ibarat
miniatur kehidupan kita, ada kalanya
kita berdiri tegak, ada kalanya kita merunduk ruku, bahkan tersungkur bersujud.
Begitulah hidup
ini , suat ketika kita dapat berdiri tegak dengan suatu kebanggaan, karena apa
pun yang kita inginkan dapat kita raih, namun pada saat yang lain kita harus puas dengan apa adanya, harus
merunduk agar mata tak melihat yang lebih tinggi, bahkan tak jarang kepala yang
kita hormati harus sejajar dengan kaki, artinya kita harus sejajar dengan
bawahan kita.
Namun bagaimanapun
posisi kita tetap fokoskan arah wajah kita ke tempat sujud, sebagai simbol dari
tanah dan ke tanahlah kelak kita kembali.
Hidup ini akan
teratur bila di latar belakangi dengan keyakinan , yakni “kita pasti mati,
karena itulah rangkaian hidup ini harus teratur sesuai dengan kehendak sang
Maha pencipta.
Suatu ketika
Rasulullah pernah di datangi Jibril AS, dan Jibril berkata.
Ya Rasulullah
isna’ masyi’na fa innakum mayyitun (berbuatlah sekehendakmu, tapi ingat kamu
pasti mati)
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda