Besarnya Nikmat Allah
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus
Saat merenungi Ayat demi ayat Allah yang terdapat dalam surat al-Kautsar, malu rasanya,bahkan malu rasanya untuk berdo’a sekalipun, meski itu di anjurkan oleh Allah , betapa tidak ,tidak berdo’pun nikmat Allah tak terhingga besarnya yang telah di anugerahkan kepada kita.
Nikmat yang banyak..
itulah pernyataan Allah pada ayatnya yang pertama, lebih jelas lagi Allah memaparkan dengan sebuah perumpamaan pada ayatnya yang lain..
Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).(QS 18;109)
Dan pada ayat Nya yang lain
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS 16;18)
Maka dirikanlah shalat karena tuhanmu’
Shalat yang diperintahkan adalah wujud syukur, atas nikmat yang banyak tersebut ,bukan wujud rasa takut,atau menginginkan balasan Surga , sebab betapapun besarnya amal ibadah kita tak akan bisa menandingi kebesaran Nikmat Allah,meski hanya sebelah mata bahkan hidup inipun suatu nikmat yang tak ada apa apanya di banding amal kita.
Jadi Surga bukan di dapat karena amal kita, namun di dapat karena Rachmad dan Ridha Allah yang di hasilkan karena kedekatan kita atau taqarrub kita kepada Allah, adapun kedekatan itu sendiri karena patuh dan taatnya kita kepada Allah yang selalu melakukan hubungan baik dalam bentuk ibadah formal maupun non formal, yang dengan ibadah itu Allah menjanjikan pahala yang menjadi tiket, di surga mana kita akan ditempatkan...
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus
Saat kita dekat kepada Allah dengan amal ibadah sebagai sarananya, maka sebenarnya kita telah menjadikan Allah sebagai tempat kita menggantungkan segala sesuatu, dan kedekatan kita kepada Allah otomatis juga harus terbarengi dengan kedekatan kita kepada sesama manusia sebagai makhluk sosial, sebagai konsekwnsinya maka siapa yang membenci kita , dialah orang yang terputus dari rachmad Allah..
Wallahu a’lam..
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan keritik dan saran anda