MagzNetwork

Menganggap sial

Diposting oleh Mastindi | 23.33 | | 0 komentar »

تطير

Tathayyur (menganggap sial)

Seorang santri bertanya , pertanyaannya “ benarkan ada hari baik dan hari buruk dalam Islam ?

Apa yang ditanyakan santri ini, dalam istilah al-Qur,an disebut dengan “tathayyur artinya menganggap sial. Kata atau kalimat (dalam bahasa Arab) تطير , maknanya adalah burung yang diterbangkan, saat admin tinggal berdekatan dengan TAPEKONG (tempat ibadah umat Budha) banyak saudara kita yang datang ke sana dengan tujuan untuk melepaskan kesialannya dengan cara membeli burung yang sudah di beri mantra lalu dilepaskan, begitu pula yang dilakukan umumnya masyarakat Arab semasa Rasulullah. Selain itu ada juga metode lain yang mereka lakukan bila hendak bepergian, mereka menggunakan anak panah yang telah diberi mantra lalu dibidikkan secara tegak lurus, lalu ke mana arah anak panah itu jatuh dijadikannya sebagai petunjuk ke arah mana mereka memulai sesuatu perjalanan.

Dalam tradisi pagan nenek moyang kita dengan kepercayaan terhadap Animismenya, mereka mempunyai sesuatu keyakinan, bahwa setiap benda, tempat ataupun orang mempunyai hari naas atau sial yang dikaitkan dengan hari lahirnya, dan kepercayaan itu ternyata masih tetap mengakar kuat dan mentradisi bahkan bercampur dengan ajaran Islam sebagai konsekuensi dari sinkretisme atau pembauran yang diterapkan oleh sunan kali jaga dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa.

Kita sering mendengar bahkan mengalaminya sendiri saat akan melakukan sesuatu hal yang besar, seperti Menikah, buka Usaha, pulang dari dan ke kampung halaman, pindah rumah dll. selalu bertanya tentang peruntungan yang dikaitkan dengan hari baik, dan biasanya hari sial bagi seseorang ialah jatuh pada hari ketiga setelah hari lahirnya, bahkan lebih detail lagi yang pernah saya lihat bukan hanya hari yang mereka rekomendasikan tapi juga jam memulai sesuatu pekerjaan, berikut ke mana kita menghadap.

Ada dua referensi yang digunakan oleh seorang dukun yang berkedok ustad sebagai bahan rujukan dalam menyampaikan argumentasinya. pertama dengan ilmu nujum atau perbintangan, kedua yang pernah saya lihat adalah dengan menggunakan kitab “TAJUL MULUK, dan MUJARABAT.

Sebagai manusia sempurna yang oleh Allah dianugerahi akal, tentunya hal seperti ini sangat di luar logika sehat, karena memang tak ada hubungannya peruntungan seseorang dengan hari, karena semua hari adalah baik, bahkan dalam meraih sesuatu lebih cepat lebih baik, dengan motto “kerjakan secepat mungkin dari detik ini, ini mungkin karena ketatnya persaingan terutama dalam hal usaha.

Boleh-boleh saja kita membuat sesuatu kalkulasi yang berkenaan dengan hari, seperti hari baik untuk jalan-jalan adalah hari libur, hari baik untuk mengundang walimah adalah hari Sabtu Malam senin atau kalkulasi-kalkulasi yang lain, yang intinya ada alasan logis yang tidak berkaitan dengan sesuatu yang merusak aqidah kita.

Dan bila kita kembalikan kepada Islam tentang Tatayyur ini jelas sangat bertentangan dengan Aqidah kita, karena menganggap sial atau menetapkan sesuatu hari adalah baik atau buruk berarti sudah melangkahi wewenang Allah dalam hal Takdir-Nya, tak ada kaitannya nasib seorang hamba Allah dengan bintang di langit, bila saja hari ini dianggap hari sial, kenapa Allah mengeluarkan seorang hamba yang baru dari rahim sang ibundanya, bukankah secara tersirat kita telah menuduh Allah itu Dzalim ? naudzu billah.

Imam Achmad meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Umar RA. Bahwasanya Rasulullah SAW. Bersabda “ barang sipa yang mengurungkan niatnya karena “Tiyarah (menganggap sial) maka ia telah syirik.

Dalam sebuah ayat-Nya Allah berfirman, yang intinya tidak akan terjadi sesuatu hal melainkan dengan idzin Allah.

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS 64;11)

Selanjutnya, marilah kita kembali kepada ajaran Islam yang sangat sempurna ini, jangan kita campurkan yang hak dengan yang batil, lalu kita menyembunyikan yang hak itu padahal kita mengetahuinya.

Wallahu a’lam...

Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar

Posting Komentar

Sampaikan keritik dan saran anda