KADHAL FAKRU AN YAKUNA KUFRAN (hampir saja kefakiran menjerumuskan kepada kekafiran)
Al-fakru meski secara kalimat ma’rifat (khusus) namun secara makna adalah umum, Fakir adalah “ketiadaan sesuatu, boleh jadi fakir ilmu, fakir pengalaman, fakir informasi, fakir etik atau fakir budaya dan fakir harta. Dan semua kefakiran tadi akan menjerumuskan pemiliknya kepada kekafiran baik kafir secara maknawi maupun kafir secara istilahi.
Orang yang fakir ilmu, ia akan berbicara dan berbuat cenderung di luar perhitungan logika sehat, yang pada akhirnya membuat akal sehatnya menjadi tertutup, tidak ada yang dapat dibanggakan dari dirinya, tidak ada nilai plus, tidak kreativitas yang bisa dihasilkannya.
Orang yang fakir informasi , akan merasa seolah tertutup dari dunia luar, berbeda dengan orang kaya informasi,. Meski berada dalam rumah terasa berada di dunia luar.
Orang yang fakir etika, ia akan merasa ucapan dan tingkah lakunya sudah benar, ia tidak sadar di dunia mana ia berada, yang dalam sebuah ungkapan di sebutkan “di mana bumi di pijak di sana langit dijunjung, ia mengingkari budaya atau etika sekitar.
Yang terakhir fakir harta, masalah ekonomi yang menghimpit kehidupan seseorang tidak jarang cenderung menjerumuskan diri orang tersebut kepada sesuatu sikap di mana ia terpaksa atau suka rela melakukan sesuatu yang bertentangan bahkan menutupi nuraninya, lebih fatal lagi menutupi keimanannya , itulah yang disebut kafir secara istilahi, adapun kafir secara maknawi, adalah menutupi.