Suatu ketika saat pengajian mengadakan tausiah umum kepada semua santri, dari anak anak sampai usia remaja dewasa materinya cukup sederhana yaitu MENGAPA KITA BERAGAMA ISLAM ? sebelum taklim di mulai dilontarkanlah suatu pertanyaan (pertanyaan tersebut akan menjadi bahasan dalam tausiah), maka muncullah beberapa jawaban.
1. Karena Islam adalah agama yang paling benar (dijawab oleh santri dewasa)
2. Karena Islam adalah agama yang cocok dengan fitrah manusia (juga oleh santri dewasa)
3. Yah ! karena orang tua kita Islam Kak ! kalau bukan Islam kita belum tentu beragama Islam (juga oleh santri dewasa)
4. Menggelengkan kepala (ketika pertanyaan ini diberikan pada santri kecil, atau sekelas TPA)
Bila kita perhatikan jawaban tadi cukup sederhana, sesederhana pengetahuan mereka yang didapat dari pengajian, tentunya dengan guru (saya sendiri) yang pengetahuannya juga terbatas, namun jawaban tadi sebenarnya merupakan cerminan realita dari umat islam secara umum, seolah mewakili kenyataan yang ada.
Yang pertama mengatakan “Karena Islam adalah agama yang paling benar” mungkin ini karena didasari Sikap fanatik (dan itu sebetulnya wajib, jika tidak buat apa rasulullah sampai berperang ), buat apa Allah menurunkan surat al-kafirun kalau kita tidak disusuh fanatiq (dalam kamus bahasa Indonesia, kata FANATIK berarti KUAT KEYAKINANNYA TERHADAP SESUATU YANG DIYAKININYA), Namun akan jauh lebih arif kalau sikap fanatik itu dilandasi dengan ilmu, bila mungkin mempelajari berbandingan agama, tentunya dengan tetap perpegang teguh dengan aqidah Islam, jadi sikap kefanatikannya dapat dipertanggung jawabkan.
Yang kedua mengatakan “Karena Islam adalah agama yang cocok dengan fitrah manusia” jawaban ini adalah jawaban yang cerdas yang keluar dari seorang muslim yang faham akan makna Islam, yang mempunyai makna berserah diri, patuh, pasrah yang bila kita ingin melihat akan islam, lihatlah alam sekitar kita, semua berjalan sesuai dengan sunnahtullah/ketenuan Allah, lihatlah bagaimana tomat , anggur dan cabai yang ditanam dalam satu pot yang sama, disiram air yang sama dengan pupuk yang sama, tanah yang sama mengapa buah dan rasanya tidak pernah tertukar, mereka tumbuh secara alamiah yang dalam Islam disebut sunnnahtullah, jadi mereka pasrah, patuh dan tunduk pada ketentuan Allah, Subhanallah.. Meski terkadang pada pohon dan buah terjadi proses aneh, namun namun bila dipersentasi hanya beberapa persen dari yang tumbuh sesuai kodratnya, itupun menurut para ahlinya kemungkinan adanya senyawa kimia yang tak dapat dijelaskan bagi orang yang awam, namun intinya hal itu sebetulnya adalah peristiwa alamiah.
(Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri atau pun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.Qs 13/15)
Jawaban ketika “Intinya kita Islam lantaran kedua orang tua kita, jadi kesimpulannya kita Islam keturunan, itulalh realitas umat umat yang ada, dan cermin dari kenyataan yang terpampang dalam kehidupan sehari-hari, Islam hanya identitasnya, bahkan yang banyak kita jumpai, seseorang akan diketahui Islam karena 2 kondisi setelah mukhallaf/terbebani kewajiban syara .
1. Ketika nikah (saat itulah kita tahu orang itu Islam dari proses nikahnya)
2. Ketika mati (diketahui juga dengan prosesi acara pemakamamnya, dari dimandikan, dishalatkan lalu dikubur dipekuburan Islam)
Betapa banyak umat islam sadar atau tidak meninggalkan sesuatu yang rukun/mesti bagi agamanya, padahal bila kita mau sedikit faham tentang rukun Islam artinya yang wajib/mesti/harus bagi orang Islam, (bila kita belajar fardhu wudhu atau fardhu shalat tentunya kita faham apa konswekwensi bagi yang meninggalkan secara sengaja salah satu yang fardhu, tentunya wudhu atau shalat kita batal, lalu bagaimana dengan Islam, atau kita meninggalkan rukun Islam, dikecualikan zakat dan haji), inilah yang tidak banyak difahami umat islam secara umum, bahwa sebetulnya, islam kita bisa gugur batal, dalam istilah lain kita murtad secara tidak sadar, naudzu billah min dzalik.
Jawaban terakhir, adalah tidak tahu” ini juga ternyata banyak mewakili umat Islam secara umum, betapa banyak yang tidak tahu mengapa mereka Islam, bahkan lebih fatalnya adalah ketidakfahaman akan kewajibannya selaku muslim, bagi mereka hidup adalah hari ini, dan akherat adalah akan dating, hingga aktifitas /rotasi hidupnya , berjalan tanpa nilai disisi Allah, berangkat pagi lalu pulang sore, lalu mandi, makan tidur, bangun lagi mandi sarapan dan berangkat lagi kerja. Lalu dimana nilai Islam kita ? bukankah hal itu juga dilakukan oleh seekor ayam, wallahu a'lam bissawab
1. Karena Islam adalah agama yang paling benar (dijawab oleh santri dewasa)
2. Karena Islam adalah agama yang cocok dengan fitrah manusia (juga oleh santri dewasa)
3. Yah ! karena orang tua kita Islam Kak ! kalau bukan Islam kita belum tentu beragama Islam (juga oleh santri dewasa)
4. Menggelengkan kepala (ketika pertanyaan ini diberikan pada santri kecil, atau sekelas TPA)
Bila kita perhatikan jawaban tadi cukup sederhana, sesederhana pengetahuan mereka yang didapat dari pengajian, tentunya dengan guru (saya sendiri) yang pengetahuannya juga terbatas, namun jawaban tadi sebenarnya merupakan cerminan realita dari umat islam secara umum, seolah mewakili kenyataan yang ada.
Yang pertama mengatakan “Karena Islam adalah agama yang paling benar” mungkin ini karena didasari Sikap fanatik (dan itu sebetulnya wajib, jika tidak buat apa rasulullah sampai berperang ), buat apa Allah menurunkan surat al-kafirun kalau kita tidak disusuh fanatiq (dalam kamus bahasa Indonesia, kata FANATIK berarti KUAT KEYAKINANNYA TERHADAP SESUATU YANG DIYAKININYA), Namun akan jauh lebih arif kalau sikap fanatik itu dilandasi dengan ilmu, bila mungkin mempelajari berbandingan agama, tentunya dengan tetap perpegang teguh dengan aqidah Islam, jadi sikap kefanatikannya dapat dipertanggung jawabkan.
Yang kedua mengatakan “Karena Islam adalah agama yang cocok dengan fitrah manusia” jawaban ini adalah jawaban yang cerdas yang keluar dari seorang muslim yang faham akan makna Islam, yang mempunyai makna berserah diri, patuh, pasrah yang bila kita ingin melihat akan islam, lihatlah alam sekitar kita, semua berjalan sesuai dengan sunnahtullah/ketenuan Allah, lihatlah bagaimana tomat , anggur dan cabai yang ditanam dalam satu pot yang sama, disiram air yang sama dengan pupuk yang sama, tanah yang sama mengapa buah dan rasanya tidak pernah tertukar, mereka tumbuh secara alamiah yang dalam Islam disebut sunnnahtullah, jadi mereka pasrah, patuh dan tunduk pada ketentuan Allah, Subhanallah.. Meski terkadang pada pohon dan buah terjadi proses aneh, namun namun bila dipersentasi hanya beberapa persen dari yang tumbuh sesuai kodratnya, itupun menurut para ahlinya kemungkinan adanya senyawa kimia yang tak dapat dijelaskan bagi orang yang awam, namun intinya hal itu sebetulnya adalah peristiwa alamiah.
(Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri atau pun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.Qs 13/15)
Jawaban ketika “Intinya kita Islam lantaran kedua orang tua kita, jadi kesimpulannya kita Islam keturunan, itulalh realitas umat umat yang ada, dan cermin dari kenyataan yang terpampang dalam kehidupan sehari-hari, Islam hanya identitasnya, bahkan yang banyak kita jumpai, seseorang akan diketahui Islam karena 2 kondisi setelah mukhallaf/terbebani kewajiban syara .
1. Ketika nikah (saat itulah kita tahu orang itu Islam dari proses nikahnya)
2. Ketika mati (diketahui juga dengan prosesi acara pemakamamnya, dari dimandikan, dishalatkan lalu dikubur dipekuburan Islam)
Betapa banyak umat islam sadar atau tidak meninggalkan sesuatu yang rukun/mesti bagi agamanya, padahal bila kita mau sedikit faham tentang rukun Islam artinya yang wajib/mesti/harus bagi orang Islam, (bila kita belajar fardhu wudhu atau fardhu shalat tentunya kita faham apa konswekwensi bagi yang meninggalkan secara sengaja salah satu yang fardhu, tentunya wudhu atau shalat kita batal, lalu bagaimana dengan Islam, atau kita meninggalkan rukun Islam, dikecualikan zakat dan haji), inilah yang tidak banyak difahami umat islam secara umum, bahwa sebetulnya, islam kita bisa gugur batal, dalam istilah lain kita murtad secara tidak sadar, naudzu billah min dzalik.
Jawaban terakhir, adalah tidak tahu” ini juga ternyata banyak mewakili umat Islam secara umum, betapa banyak yang tidak tahu mengapa mereka Islam, bahkan lebih fatalnya adalah ketidakfahaman akan kewajibannya selaku muslim, bagi mereka hidup adalah hari ini, dan akherat adalah akan dating, hingga aktifitas /rotasi hidupnya , berjalan tanpa nilai disisi Allah, berangkat pagi lalu pulang sore, lalu mandi, makan tidur, bangun lagi mandi sarapan dan berangkat lagi kerja. Lalu dimana nilai Islam kita ? bukankah hal itu juga dilakukan oleh seekor ayam, wallahu a'lam bissawab