Banyak orang mengatakan Muhammad bin Abdul Wahhab dan Arab Saudi adalah agen Inggris.
Mari lihat bukti kebenaran sejarah berikut ini...
Kenalkah anda dua gambar ini...??
Gambar pertama lelaki tua berjubah itu ialah Syarif Husse'in bin Ali (Gubernur Makkah).
Gambar sebelah bawah itu ialah Faisal bin Hussein bin Ali (Gubernur/Raja Iraq) yang juga anak Syarif Husse'in bin Ali.
Syarif Husse'in lahir 1854 dan meninggal 1931. Sejarah telah membuktikan bahwa Syarif Husse'in bin Ali telah mengkhi'anati Turki Uthmaniyyah sehingga tercetusnya pemberontakkan Arab yang membawa kejatuhan kesultanan Turki. Bersama bantu'an Inggris, Syarif Husse'in bersama kelu'arganya dan pengikutnya berhasil membu'at masyarakat Arab bangkit untuk melawan kesultanan Turki.
Beliau bukan Wahhabi, bukan juga kelu'arga Saud. Beliau adalah Gubernur Makkah yang dilantik Sultan Abdul Hamid (Turki) dan beliau bermazhab Asya'irah...!!
Sebagaimana telah diketahui bersama jabatan Gubernur atau Amir Mekah sejak pemerintahan Dinasti Qitadah tidak lagi dipilih oleh khalifah tetapi menjadi hak turun temurun golongan dari Dinasti Qitadah. Dinasti Qitadah memerintah Mekah dan Madinah dari tahun 1201- 1924. Pemerintah terakhirnya ialah Syarif Husa'in bin Ali, yang mencetuskan pemberontakan terhadap Turki utsmani.
Dia juga mengusulkan kepada Inggris untuk segera mengumumkan dirinya yang menjadi Gubernur Makkah, sebagai Khalifah bagi ka'um Muslimin.
Apa ka'itan Wahhabi dalam cerita kejatuhan Kesultanan Turki...??
Jawaban: 'Wahhabi' hanyalah 'kambing hitam'. Dalam gambar kedua, lelaki kulit putih yang berdiri di barisan tengah, dua dari kanan, namanya T.E Lawrence (Lawrence Of Arabia). Dialah utusan Inggris dan juga dalang pemberontakan Arab.
Jadi Syi'ah Rhafidoh dan sekutunya mengambil foto ini mengatakan ini adalah syeikh "Muhammad Ibnu Wahab" yang mereka sebut sebagai Wahabi. ini bukan foto syekh "Muhammad Ibnu Wahab" mela'inkan ini foto Syarif Huse'in bin Ali....!!!
Perjanji'an Sykes-Picot pada 1916, secara resmi dikenal sebagai 'Perjanji'an Asia Kecil" (Asia Minor Agreement), adalah sebu'ah kesepakatan rahasia antara pemerintahan Inggris dan Perancis, dengan persetuju'an Rusia, yang menggambarkan pengaruh global dan pengendali'an masing-masing negara tersebut di Asia Barat setelah keruntuhan Imperi'um Utsmaniyah selama Perang Dunia I.
Dalam perjanji'an tersebut Syarif Husse'in bernegosi'asi dengan Inggris dan Perancis untuk membagi-bagi Khilafah Islam yang menaunginya dan "MENJU'AL DIRINYA" kepada Inggris serta melakukan tawar-menawar untuk mengapling-ngapling wilayah Khilafah Islam menjadi beberapa negara.
Keraja'an Turki Utsmani dipecah menjadi beberapa negara yang dipimpin oleh putra-putra keturunan dari Syarief Huse'in :
1. Putranya tertuanya, Ali bin huse'in menjadi Raja di Hejaz
3. Abdullah bin Husse'in menjadi Raja di Yordania
4. Pangeran Za'id, saudara Fa'isal, dideklarasikan menjadi Pangeran di Iraq
5. Palestina akan berada di bawah mandat Inggris sebagai persi'apan pembentukan negara yahudi
6. Keraja'an Mesir dibawah kendali Inggris, dengan rajanya Fu'ad
Jadi.....
TIDAK ADA HUBUNGANNYA ANTARA MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB DENGAN PENJAJAH INGGRIS.....!!!
Syarief Huse'in memerintah Hijaz hingga Ibnu Saud menyerang dan mengalahkannya pada 1924. Ia menyerahkan keraja'an dan semua gelarnya kepada anak lelakinya yang tertua Ali dan menjabat selama setahun.
Syarif Husa'in harus turun tahta dari Hijaz dan memilih Siprus sebagai tempat tinggalnya sejak itu dan meninggal di Amman, Yordania.
La'in kali kaji dulu ya, jangan ma'in sebut Wahabi tapi tidak tahu apa itu Wahabi.