اذا مات ابن ادم ان قطع كل
عمله الا من ثلاث اشياء
صدقة جارية, علم نافع , ولد
صالح يدعو له
Apa bila anak Adam meninggal maka putuslah semua amalnya ,
kecuali tiga perkara
1.
Shadaqah jariah
2.
Ilmu yang berguna
3.
Anak yang saleh yang mendoakan.
Hadits yang mulia di atas tidak hanya bermakna secara
personal atau individu, atau di mana ketika seseorang telah dipanggil menghadap
Allah maka semua amal ibadahnya menjadi terputus disebabkan Kematian itu
sendiri .
Seorang Muslim harus mempunyai jiwa visioner (berwawasan
jauh ke depan) apa yang diperbuatnya hari ini merupakan cikal bakal sebuah
perubahan bagi masa depan.
Saat anda mengantar anak ke sekolah , realistis memang bila
yang terbayang dan anda rasakan adalah repotnya menjalani rutinitas yang
menjemukan setiap hari , atau mendset
yang terbangun ialah sedang
membangun masa depan anak agar
tiba di sekolah tidak terlambat, dapat mengikuti pelajaran dengan baik, tidak
harus lelah di perjalanan (karena di antar) hingga segala sarana pra sarana anda siapkan, bila pola pikir anda hanya
sekedar itu maka investasi yang anda tanam sebatas anak anda hidup sangat pragmatis karena bersifat kini dan dini . namun bagi
seorang Muslim apa yang anda lakukan untuk anak anda mendset yang di bangun ialah
sedang membangun peradaban melalui anak anda.
Tanggung jawab seorang Mukmin dalam membangun masa depan
depan ummat , tidak terbatas ketika ia
masih hidup, akan tetapi seperti apa
yang dikisahkan dalam sirah nabawiyah
“andai kamu tahu kiamat besok hari dan di tanganmu ada biji kurma untuk
kau tanam , maka jangan kamu urungkan .
Shadaqah jariah adalah investasi yang harus dikeluarkan oleh seorang muslim
yang akan menjadi sarana kepentingan umum , dan kepentingan ummat sebagai media penunjang membangun ummat yang yang cerdas.
Ilmu yang berguna
merupakan manajerial yang yang akan menata tiap sisi kehidupan seorang dari hamba, baik secara pribadi maupun berjamaah.
Anak yang shaleh merupakan sumber daya manusia yang berguna
sekaligus menjadi aset ummat
yang siap menjadi mengganti
atau khalifah atau wakil Allah Dwimuka bumi, yang senantiasa berdoa dan
berusaha dengan ikhlas, sehingga Allah mewariskan bumi ini kepada yang memang
berhak mengelolalanya.
“Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang
yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kami lah mereka dikembalikan. (QS 19;40)