Suatu ketika
sebuah Gelas jatuh terbanting dan pecah
dengan suara keras ke atas
lantai.
Suatu
peristiwa sederhana dan logis , tapi ternyata tidak sesederhana itu setiap
orang mengasumsikan kejadian tersebut.
Berbagai
asumsi (pernyataan tanpa bukti) pun bermunculan
Pertama
: gelas sengaja dijatuhkan
Kedua
: gelas licin
Ketiga
: ada yang berusaha menarik
Ke
empat : karena adanya gravitasi
Kisah
di atas hanya sebuah tamsil/gambaran dalam kehidupan ini , sebagai sebuah
contoh adalah pada kehidupan sebuah rumah tangga, ketika terjadi suatu permasalahan
yang menimpa bahtera rumah tangga tersebut, berbagai dugaan akan muncul , mulai
dari orang yang terdekat sampai orang Yang hanya mendengar kejadiannya saja , bahkan orang yang ahli di
bidangnya turut memberikan dugaan, sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka
atau informasi yang didengar.
Sebagai
Muslim kita diwajibkan saat mendengar suatu berita dengan dua sikap,
pertama
: kita abaikan jika memang itu bukan urusan yang layak kita campuri seperti
urusan pribadi atau rumah tangga orang lain, atau kita bukanlah orang yang ahli
dalam hal tersebut, seperti apa yang di sabdakan oleh baginda yang mulia,
“Apabila
suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya
.( al-Hadits)
Kedua
: melakukan tabayyun atau klarifikasi, hal ini penting agar kita mengetahui duduk
perkara yang sebenarnya, bukan hanya berdasarkan asumsi atau dugaan semata,
tidak cukup itu melainkan kepada kedua belah pihak dan memposisikan kita pada
posisi netral atau tidak berpihak.
Hukum
kausalitas atau sebab akibat selalu ada dalam setiap permasalahan, atau yang
sering kita dengar adalah ungkapan pepatah “ tidak ada asap tanpa adanya api,
bila di lanjutkan siapa yang menyulut api tersebut ?
Ketika
sebuah bahtera rumah tangga mulai tidak harmonis, tindakan adil yang dilakukan tidak cukup hanya mengetahui sumber masalah tersebut
melainkan berusaha mencari solusi agar masalah tersebut dapat di selesaikan.
Waalahu
a’lam bissawab.