MagzNetwork

BILA KITA ABAI POLITIK

Diposting oleh Mastindi | 19.16 | | 0 komentar »
Masih ingat undang undang sisdiknas , dimana RUU nya mewajibkan siswa dalam mata pelajaran agama harus di ajari yang seagama . al hamdulillah meski pihak non muslim dan liberal menolak berkata politikus yang masih punya iman akhirnya bisa lolos , tak dapat dibayangkan bila anak kita sekolah disekolah non muslim lalu di ajari oleh yang tidak seagama.
Satu lagi undang undang  perkawinan beda agama , berkat perjuangan politikus muslim bisa digagalkan .

System pemilihan pemimpin di negeri kita memang bukan system Islam (syura) namun demokrasi , namun faktanya tidak memilih dengan alasan bukan ajaran Islam, tetap akan ada yang diangkat . sedangkan  pemimpin atau presiden atau gubernur dengan hak progratifnya akan memilih pembantu dan membuat keputusan strategis . terbayang tidak jika pembantu yang di pilih dan regulasi serta kebijakan tidak berpihak kepada Islam.

Demokrasi menghitung jumlah suara , ringkasnya siapa yang terbanyak dialah pemenangnya. Sementara jumlah pemilih sudah jelas ummat Islam.

Secara asumsi matematik jika ada 100 orang, dengan uraian pemisalan   15 orang non muslim 85 orang muslim , dan muslim juga terbagi ada yang munafiq ada yang shaleh , yang shaleh pun terbagi dalam hal berpolitik ada yang menolak ada yang perduli . lalu diajukan 2 calon 1 muslim 1 non muslim . non muslim biasanya dalam hal ini 1 suara . lalu muslim yang munafiq ikut memilih yang non muslim karena berbagai alasan . sedangkan muslim yang shaleh memilih pemimpin muslim , sedangkan sisanya muslim yang abai . diatas kertas tentu sudah dapat di tebak hasilnya (pemenangnya)

Terakhir . demokrasi memang bukan ajarn Islam , namun memilih pemimpin yang seagama hukumnya wajib untuk kemaslahatan ummat islam.


Kaedah syara mengatakan “ mala yatimmul wajibu illa bihi fahuwa wajibun . bila sesuatu yang wajib tidak tercapai tanpa suatu perantara , maka perantara itu hukumnya wajib.
Sebagai Muslim kita adalah Ummat terbaik
dipilih oleh Allah sebagai Ummatan wasathan , ummat penengah .
Allah mengajarkan kepada Rasulullah dengan wahyu, pengalaman nabi terdahulunya bagaimana menghadapi umat manusia dengan dua hal yang tidak boleh terpisah
"Amar Ma'ruf dan nahi munkar, keduanya adalah satu paket dalammisinya agar dakwah dapat berjalan , agar aturan Allah dapat tegak.
Amar ma'ruf atau menyeru kepada kebaikan mungkin dapat berjalan karena naluri dan fitrah manusia yang menyukai hal hal baik.
namun mencegah dari yang munkar, dari sesuatu yang merusak jelas butuh power , butuh payung hukum yang legal agar darah kaum Muslimin dapat terjaga.
ketika kekuasaan berada di tangan non Muslim , dapatkah keduanya tegak ? amar ma'ruf nahi munkar harus sesuai aturan Allah , harus sesuai kehendak Allah , setidaknya merujuk atau bernafaskan aturan Allah.
Kemusyrikan adalah kedzaliman yang besar " Innasy syirka la dzulmon adzim.
bila kepada Allah saja Dzalim bagaimana kepada manusia.
Dzalim adalah "Wad'u syaiin bi ghairi makanihi (meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya)