MagzNetwork

Rehat sejenak di ujung Ramadhan

Diposting oleh Mastindi | 16.58 | | 0 komentar »
Kitab Ramadhan hampir usai kita baca, dalam wujud amaliyah..

Rehatlah sejenak , refresh keimanan kita, apakah target membacanya sudah sampai di bab Taqwa

Ramadhan tamtsil sebuah kitab, untuk melatih diri menjadi mukmin yang muttaqin.

Melatih menjaga lisan, Hati, melatih berlaku jujur, Sabar ,Tadarrus, shalat Sunnah,menumbuhkan rasa empati, bahkan segala bentuk amal , hingga Allah janjikan dengan pahala berlipat ganda.

Tercapai atau tidak target shaum, terbukti bukan di bulan ini.

Namun setelahnya.

Di bulan Syawwal , yang artinya “peningkatan , apakah semakin meningkat amal kita

Di bulan Dzul Qa’idah , yang artinya, yang terikat , apakah masih terikat dan menjadi amaliyah rutin apa yang secara kontinu kita lakukan di bulan Ramadhan .

Semoga kita terpilih menjadi seperti apa yang di inginkan Rasulullah “KA WALADATHU UMMU , seperti bayi yang baru lahir , bersih tanpa dosa , karena di bakar oleh kobaran api Ramadhan.

Bukan hanya sekedar “IDUL FITRI atau kembali berbuka, di mana kita kembali bebas makan minum di siang hari, namun

“IDUL FITRAH, kembali suci

Karena Shaum kita juga di tutup dengan ZAKAT FITRAH, agar kata Rasulullah SAW, “jangan sampai ada di hari raya itu yang masih kelaparan.

Dan Zakat Fitrah merupakan simbol rasa empati atau keperdulian sosial, terhadap sesama.


Lengkap sudah Ramadhan sebagai sarana Training dalam membina, ‘Hablum minallah dan Hablum minan nasi

salurkan zakat melalui amil zakat.

Diposting oleh Mastindi | 09.18 | | 0 komentar »
Untuk Ikhwan & Akhwat yang hartanya sudah memenuhi nisab dan khaul, ada baiknya pertimbangkan saat akan menyalurkan zakat, di berikan sendiri agar tepat sasaran seperti keinginan kita, atau melalui amil , agar sesuai secara syar’e seperti yang Allah jelaskan dalam surat 9 ayat 60.

Menurut saya ada baiknya kita serahkan kepada Amil zakat yang ada di sekitar kita atau lembaga yang sudah profesional dalam pengelolaan zakat. ada beberapa hal mengapa kita di sunnahkan berzakat melalui amil zakat

Pertama . agar terhindar dari Riya

Kedua : agar mustahiq tidak merasa berhutang budi , karena ia tidak tahu siapa muzakkinya, padahal zakat itu memang merupakan haknya, yang Allah titipkan kepada para Muzakki.

Ke tiga :Dengan pengelolaan yang baik , (berbeda dengan zakat fitrah, yang harus di bagi habis karena bersifat konsumtif), zakat maal  bila dikelola secara profesional dan amanah bisa meningkatkan taraf hidup mustahiq (semacam memberi modal kerja) setidaknya mustahiq tahun ini dapat menjadi Muzakki tahun depan.

Artinya, mari jadikan lembaga amil zakat sebagai sarana atau wasilah atau mediator  , agar gap atau jurang perbedaan strata sosial antara Aghniya dan Fuqara wal masakin tidak semakin lebar.

Kelalaian saat kita memberi sendiri zakat maal kita ialah,  yakni terkadang kita memberikan kepada orang yang sebenarnya masih dalam tanggungan kita. Bukan 8 asnaf/golongan yang Allah maksudkan.

Selain itu ada sebagian para pedagang menjadikan bingkisan kepada pelanggan sebagai bahagian dari zakat, ini adalah anggapan yang keliru. padahal hal tersebut terjadi karena kaitan dengan kerja sama yang saling menguntungkan.



Islam, Iman & Taqwa

Diposting oleh Mastindi | 21.37 | | 0 komentar »
Taqwa ialah target atau tujuan dalam menjalankan ibadah puasa

Taqwa ialah status yang amat tinggi di sisi Allah “inna aqramakum, ‘endallahi atqakum “sesungguhnya yang paling mulia di sisiku di antara kalian, “ialah yang paling bertakwa.
Secara terminologi lughawi “taqwa berarti terpelihara, adapun secara istilah taqwa ialah ‘Imtistalul awamira , wajtinabun nawahiyah “ menjalankan perintah Allah & menjauhi larang-NYa.

Kesimpulan korelasi/hubungan dari dua hal tersebut ialah, orang bertakwa ialah orang yang mampu menjaga diri dari larangan Allah, dan menjanda diri agar senantiasa mampu menjalankan perintah Allah.

Para ulama membuat visual tentang jenjang Islam, Iman & taqwa dengan beberapa lingkaran, lingkaran pertama adalah Islam, di mana bila posisi kita dalam lingkaran pertama , kita belum menjadi seorang Mukmin , seperti yang Allah jelaskan dalam surat 49 ayat 14, ada pun ketika semakin baik ke Islaman kita masuklah kita ke dalam lingkaran Iman, selanjutnya semakin baik ke Imanan kita masuk;ah kita ke dalam lingkaran Taqwa. Intinya , saat kita berada dalam lingkaran taqwa , sekali gus kita berada dalam lingkaran Iman dan Islam, dan bila kita hanya ada pada lingkaran Iman maka kita hanya berada pada dua lingkaran yakni , Islam dan Iman itu sendiri (kitab Durratun nasihin)

Dalam surat al-Baqarah secara tersirat Allah menjelaskan siapa orang bertakwa itu ? ayat selanjutnya menjelaskan , yakni “orang-orang yang beriman.... (badal tafsir)

Begitu pun shaum yang kita lakukan , panggilan untuk kaum yang beriman dan targetnya mencapai derajat taqwa.


Tujuan kita diciptakan

Diposting oleh Mastindi | 00.51 | | 0 komentar »
Allah memerintahkan kita shaum tentu punya tujuan yang jelas , yakni menjadi orang yang bertakwa, bila dalam suatu perintah saja ada tujuan yang pasti, maka bagaimana dengan penciptaan makhluknya ?

Ada dua makhluk “Mukallaf ,  yang dikenakan kewajiban menjalankan menjalankan ibadah , yakni bangsa jin dan manusia, karena ke dua makhluk inilah yang Allah anugerahi 2 hal yaitu akal dan hawa nafsu.

Lalu apa ibadah itu, dan apa tujuannya , lalu bagaimana wujud dan cakupannya ?
Ibadah secara maknawi menghamba, karena memang kita adalah hamba

Ibadah ialah segala perbuatan & perkataan baik, yang diniatkan ikhlas semata-mata karena Allah itulah ibadah .

Tujuan ibadah ialah , ialah mendapat Ridha Allah , karena itulah kita diciptakan
Ibadah mempunyai dua bentuk.

Pertama Mahdah atau ibadah ritual yang tata caranya sudah contohkan oleh Rasulullah

Kedua : ibadah ghairu Mahdah atau sosial kemasyarakat, meliputi muamalah, munakahhat.. dll.


Adapun cakupannya, sangat luas, untuk mengetahui cakupan dan batasan-batasannya itulah Islam membuka pintu Ijtihad.

memahami kalimat la ilaha illallaha

Diposting oleh Mastindi | 18.29 | | 0 komentar »
Membahas kalimat Tauhid butuh waktu yang benar benar luang, namun sekedar sharing saya  akan sedikit paparkan uraian kalimat tersebut, secara lughat dan syar’e.
“Mifatahul jannah “LAILAHA ILLALAHA (kunci surga ialah ‘lailaha illallaha) al-hadits
Begitu mudahnya masuk ke dalam surga, bahkan dalam hadits yang lain nabi bwersabda “ Man qala lailaha illalllaha , dakhalal jannah ( Siapa yang mengucapkan “LAILAHA ILLALLAHA ,pasti masuk surga)
Namun faktanya, mengapa orang Arab Quraisy terutama, mereka begitu fobia dan antipati mengucapkan kalimat tersebut, padahal imbalannya adalah surga, dan saat itu Rasulullah, apapun yang disampaikan selalu dipercaya, sehingga mendapat gelar al-amin.

Jawabannya, bangsa Arab adalah bangsa yang sangat mengagungkan sastra, yakni keindahan suatu ungkapan dan kedalaman maknanya, sehingga setiap tahun para penyair berkumpul membuat pertandingan/perlombaan sipakah yang paling bagus membuat suat seni gaya bahasa, dan pemenangnya selain mendapat penghargaan juga dapat mengangkat martabat qabilahnya, dan yang lebih membanggakan lagi bait sastranya ditempelkan di dinding ka’bah.

Lalu apa relevansinya dengan kalimat tauhid ? ( lailaha illallaha) , ternyata kalimat tersebut adalah kalimat sumpah, atau baiat kepada Allah, yang konsekuensi bagi yang mengucapkan ialah, ialah ia harus meninggalkan sesembahan - sesembahan yang telah diwariskannya oleh nenek moyang mereka, bahkan mereka telah menganggap sebagai peninggalan ajaran nabi Ibrahim. Naudzu billah, sehingga wajar pada masa itu jumlah patung di sekitar ka’bah lebih dari 300 buah.

Selanjutnya saya ingin sedikit berbagi pengetahuan, atau bernostalgia dengan rekan yang sudah paham, tentang kalimat tersebut.

Pertama :kalimat “LA, disebut ‘ LA li nafyil jinsi , yakni LA , YANG MENIADAKAN SEMUA JENIS, LA ini jarang terpakai dalam al-Qur,an kecuali hanya di beberapa tempat , karena yang terbanyak ialah LA nafi (peniadaan) LA nahi (larangan). Lalu apa yang ditiadakan oleh LA jenis ini ? yakni kalimat selanjutnya

Kedua : ILAHA (tuhan) inilah yang ditiadakan oleh LA di atas , artinya semua jenis tuhan, dan tentunya kita paham, tuhan itu banyak sekali , berikut ta’rif atau definisi tuhan secara umum “ Tuhan ialah sesuatu yang kita rela didominasi olehnya, sehingga al-qur,an mengatakan ilahaka hawaka (tuhanmu adalah hawa nafsumu).. contoh lainnya : kita rela hidup kita didominasi oleh pekerjaan kita, sehingga kita melupakan kewajiban sebagai makhluk. Dan faktanya kalimat “ILAHA , tidak hanya merujuk kepada Allah, namun juga kepada yang lainnya.

Ketiga : perlu kita pahami juga, telah masyhur dalam qaidah tata bahasa Arab , kalimat LA , selalu menyembunyikan khabar/beritanya (dalam konteks ini kalimat ilaha berlaku sebagai mubtada/permulaan, padahal mubtada/permulaan selalu diiringi oleh khabar/kalimat berita), lalu apa yang disembunyikan (dalam hati kita).. nah !..di sini tergantung tingkat keimanan kita, dalam beberapa kitab tauhid, kalimat yang disembunyikan ialah “MA’BUDUN (yang wajib di ibadah) , sehingga lengkapnya “Tidak ada tuhan (yang wajib di ibadahi atau disembah) kecuali Allah. Inilah yang membuat para kafir Qurais enggan mengucapkan kalimat Tauhid, karena dalam sirah telah kita ketahui para kafir quraisy selain menyembah Allah , mereka juga menyembah yang lainnya, seperti latta , ‘uzzah, manat dan hubal.

Ke empat : ILLA (istisna) pengecualian , yakni di kecualikan dari tuhan tuhan yang disembah.

Ke lima : Allaha , dibaca Fathah atau dhommah (Mustasna),dikecualikan dari tuhan itu ialah “Allah , ada pun ulama ahli lughat/bahasa membaca Fathah dengan alasan , karena Allah bukan ilah/tuhan seperti tuhan-tuhan yang ditiadakan oleh kalimat “LA. Adapun dengan membaca Dhommah , karena Allah adalah juga tuhan namun di kecualikan dari tuhan-tuhan yang ditiadakan oleh kalimat “LA.


Mohon maaf , meski tulisan ini panjang namun uraian sebenarnya lebih dari ini.

Fitrah manusia

Diposting oleh Mastindi | 07.34 | | 0 komentar »
Sekedar sharing melanjutkan bahasan kita siang tadi, saya melihat dan memahami dari ungkapan  sisi yang paling mudah kita fahami sebagai orang awam.

Pertama : Zuyyina/dihiasi ini merupakan takdir yang menjadi fitrah manusiawi artinya sifat ini sudah terintegrasi dalam penciptaan kita.

Kedua : linnasi /untuk manusia (khusus manusia saja) ini dapat kita fahami bila kit abaca secara utuh , yakni tidak mungkin selain manusia senang kepada Emas atau kendaraan.

Ketiga : Hubbush shahawati / kecenderungan menyukai dan disinilah entri poinnya., yakni

a.    Minannisai wal banina /Kepada istri dan anak-anak sebagai pendamping yang melayani dan memahami kita juga anak – anak sebagai generasi penerus  keturunan atau keluarga.

b.    Wal qanatiril mukantharati minadz dhahabi wal fiddhati wal hailil musawwamati/harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, hal tersebut sebagai  symbol strata social , atau kedudukannya secara social di mata masyarakat.

c.    Wal an’ami wal hartsi/binatang-binatang ternak dan sawah ladang , juga merupakan symbol dari kesuksesan karir.

Kesemuanya itu merupakan “mata’ul hayatat dunya/ kesenangan kehidupan di dunia ,Namun yang perlu digaris bawahi dan menjadi perhatian ialah

“Wallahu ‘endahu husnul maab/dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
Artinya, bagaimana kita mampu dengan Iman sebagai karunia tertinggi yang Allah anugerahkan kepada kita, kita mampu menjadikan semua itu sebagai wasilah yang akan menghantarkan kita tetap berada dalam koridor ridha-Nya.

Sehingga Allah menjadikan kita pantas kembali kepada sang pemberi kenikmatan tersebut dengan balasan surge, sebagai tempat kembali yang paling baik.

apa yang saya sampaikan sekedar apa yang saya fahami, untuk memahami lebih dalam lagi perlu waktu khusus agar kita bisa mengclerkan ayat ini dengan ayat yang lain hingga saling mendukung dan melengkapi.


Wassalam.