MagzNetwork

Shalat miniatur kehidupan

Diposting oleh Mastindi | 00.36 | | 0 komentar »


Shalat ibarat miniatur kehidupan kita,  ada kalanya kita berdiri tegak, ada kalanya kita merunduk ruku, bahkan tersungkur bersujud.

Begitulah hidup ini , suat ketika kita dapat berdiri tegak dengan suatu kebanggaan, karena apa pun yang kita inginkan dapat kita raih, namun pada saat yang lain  kita harus puas dengan apa adanya, harus merunduk agar mata tak melihat yang lebih tinggi, bahkan tak jarang kepala yang kita hormati harus sejajar dengan kaki, artinya kita harus sejajar dengan bawahan kita.

Namun bagaimanapun posisi kita tetap fokoskan arah wajah kita ke tempat sujud, sebagai simbol dari tanah dan ke tanahlah kelak kita kembali.

Hidup ini akan teratur bila di latar belakangi dengan keyakinan , yakni “kita pasti mati, karena itulah rangkaian hidup ini harus teratur sesuai dengan kehendak sang Maha pencipta.

Suatu ketika Rasulullah pernah di datangi Jibril AS, dan Jibril berkata.

Ya Rasulullah isna’ masyi’na fa innakum mayyitun (berbuatlah sekehendakmu, tapi ingat kamu pasti mati)

Lihat gambar ini jadi ingat cerita peristiwa Isra’ dan Mi’raj nabi SAW. Dulu hampir di setiap rumah kita ada gambar tersebut, pertanyaannya siapa yang membuat gambar ilustrasi tersebut ?

Ternyata kita tidak sadar , kalau ternyata gambar tersebut sebenarnya adalah pelecehan terhadap Rasulullah, karena pembuatnya adalah orang Yahudi, lalu apa makna gambar tersebut ?

Kuda yang merupakan kendaraan mewah pada masa itu adalah simbol kemewahan yang dikejar Rasulullah apalagi dengan kalung Emas yang bertahtakan  berlian dengan penutup kepala yang juga melambangkan kemewahan, hingga untuk mendapatkan semua itu , Rasulullah harus memerangi bangsa-bangsa atau kabilah yang tidak mau tunduk kepada kekuasaannya, dan hal ini dilanjutkan oleh para khalifahnya.

Adapun wanita yang menjadi kepala dari kuda tersebut adalah simbol / tamtsil dari kesenangan baginda nabi kepada wanita hingga karena itu beliau memiliki banyak istri bahkan yang termuda adalah Siti Aisah Ummul Mukminin RA.

Itulah makna dari ilustrasi gambar buatan orang Yahudi tersebut.

Dalam Isra’ dan Mi’raj Rasulullah melalukan perjalanan yang melebihi kecepatan cahaya, hingga diasumsikan rasul menaiki sebuah kendaraan yang namanya “BURAQ.

Kata BURAQ (BARQUN)sendiri memang bahasa Arab, yang artinya kilat, dalam sebuah kitab, yakni Durratun Nasihin  entah valid/saheh sumbernya atau tidak, memang dikisahkan, “buraq adalah hewan surga yang selalu murung  karena kerinduannya kepada Rasulullah SAW. Begitu besar dan tidak dapat terobati, hingga di pilih oleh Allah untuk menjadi sarana penjemput Rasulullah dalam perjalanan Isra’ Mi’raj.

Lalu masihkah anda menyimpan gambar tersebut, bila masih ada segera turunkan.


Isra’ mi’raj

Diposting oleh Mastindi | 16.44 | | 0 komentar »

z`»ysö6ß üÏ%©!$# 3uŽó r& ¾ÍnÏö7yèÎ/ Wxøs9 šÆÏiB ÏÉfó¡yJø9$# ÏQ#tysø9$# n<Î) ÏÉfó¡yJø9$# $|Áø%F{$# Ï%©!$# $oYø.t»t/ ¼çms9öqym ¼çmtƒÎŽã\Ï9 ô`ÏB !$oYÏG»tƒ#uä 4 ¼çm¯RÎ) uqèd ßìŠÏJ¡¡9$# 玍ÅÁt7ø9$# ÇÊÈ  

1.     Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya  agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Isra’ (perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa) dan Mi’raj (naiknya Rasulullah SAW dari bumi Palestina ke Sidratil Muntaha) adalah peristiwa agung, yang kita kenal dengan “MU’JIZAT            , yakni peristiwa luar biasa sebagai tanda kenabian yang berada di luar logika manusia.

Allah telah memulia ayat-Nya yang mulia dengan kalimat Tasbih (Subhanallah) yang jarang diberlakukan pada ayat yang lain, yang mana peristiwa luar biasa tersebut pada akhir kemudiannya menjadi fitnah di kalangan ummat Islam, yang dangkal imannya, yakni tentang apakah rasul Isra’ mi’rajnya dengan jasad, atau ruhnya saja ? atau hanya mimpi saja ?

Ada yang mengatakan “secara logika dengan perjalanan yang begitu singkat pada jarak yang begitu jauh, tidak mungkin rasul Isra’ mi’rajnya dengan jasad, karena secara teori fisika, bila benda padat dilontarkan dengan kecepatan tinggi bahkan melebihi kecepatan cahaya maka akan hancur.

Yang lain mengatakan peristiwa Isra’ mi’rajnya adalah mu’jizat jadi tidak ada yang tidak mungkin dalam mu’jizat karena pelakunya adalah Allah.

Yang lain mengatakan Rasulullah Isra’ mi’rajnya hanya melalui mimpi.

Bagi saya yang awam mencoba memahami peristiwa tersebut dengan logika keimanan karena logika keimanan wilayahnya bukan otak dengan akalnya namun wilayahnya adalah hati.

Saya memahami juga melalui tata bahasa dari ayat tersebut.

Pertama : Allah memulai ayat-Nya dengan kalimat Tasbih (Subhanallah) yang menunjukkan ayat tersebut merupakan visualisasi dari sebuah mu’jizat.

Kedua :ayat tersebut pada kata kerjanya (Asra)menggunakan kata kerja aktif (Muta’addi) di mana dalam ayat tersebut subjek/fail atau pelaku bukanlah Rasulullah melainkan Allah, posisi rasul ketika itu adalah pasif, yang bekerja adalah Allah.

Ketiga: ayat tersebut pada Maf’ulbihnya/objeknya menggunakan kata bantu “BI (bi’abdihi) yang menunjukkan kekhususan/littahsis, ini artinya hanya Rasulullah yang diberikan kekhususan dalam perjalanan tersebut, dan tidak diberikan kepada nabi dan rasulnya yang lain.

Ke empat: kata/kalimat “LAILAN, adalah isim Nakirah yang menunjukkan makna umum, namun dalam redaksi ayat tersebut kalimat “LAILAN mempunyai makna sedikit, yakni sedikit malam, sebagaimana yang disepakati oleh para ahli tafsir, bahwa perjalanan Isra’ mi’rajnya baginda mulia hanya memakan waktu tak lebih dari semalam, itulah yang menjadi tanda akan mu’jizatnya, yakni perjalanan jauh ditempuh dengan waktu yang singkat.

Ke lima : mengambil star dari Masjidil Haram sampai Masjidil Aqsa yang kelak keduanya menjadi kiblat ummat Islam.

Ke enam : rute perjalanan Isra’ mi’rajnya, ialah di daerah yang sebelumnya telah dilahirkan beberapa nabi dan rasul dan setelahnya menjadi bukti keteguhan keimanan ummat Islam yakni Palestina sebagai yang menjadi tujuan jalan pintas menuju surga , yaitu dengan berjihad membela kehormatan ummat Islam yang dilambangkan dengan Masjidil Aqsa.

Selanjutnya : Allah menunjukkan kekuasaan-Nya dengan berbagai peristiwa di luar logika kita dalam perjuangan ummat Islam di Palstina.

Ini pandangan saya , lalu bagaimana menurut anda ?