MagzNetwork

Yang aneh di dunia sekolah

Diposting oleh Mastindi | 23.22 | | 0 komentar »

Pada akhir tahun ajaran baru yang tidak akan lama lagi, sebagai orang tua, pasti akan dipusingkan dengan berbagai hal yang berkaitan dengan kewajibannya sebagai orang tua , yakni memberikan pendidikan yang layak kepada putra-putrinya, dari pendaftaran Online, membeli perlengkapan kegiatan belajar sampai jalan jalan perpisahan.

Nah yang terakhir inilah yang saya anggap aneh, kenapa aneh ?

Saya kasih contoh sebuah lembaga pendidikan akan mengadakan perpisahan ke Bali (misalnya)dengan anggaran biaya Rp. 600.000/siswa.

Anehnya kegiatan tersebut adalah kegiatan extra/tambahan yang pada pelaksanaannya ,etikanya harus sebuah panitia yang dibentuk oleh sebuah forum, dan forumnya jelas harus berasal dari orang tua/wali murid. Meskipun kegiatan extra, rencana tersebut dikondisikan sedemikian rupa, seolah olah wajib dan rugi bagi yang tidak ikut.

Yang aneh, yang diundang hanya segelintir wali murid , bahkan ada yang hanya memberi tahu kepada komite sekolah.

Singkat cerita tahu-tahu ada pemberitahuan tentang acara tersebut, selembar kertas yang isinya rincian biaya global (tanpa uraian), dan di bawahnya tertera catatan 
“bagi yang tidak ikut serta, wajib membayar separonya” ....aneh


Bila siswa yang tidak ikut karena sudah pernah ke Bali lalu membayar separo bisa di maklumi, lalu bagaimana bagi siswa yang tidak mampu ? punya tabungan tapi sudah dialokasikan untuk biaya pendidikan selanjutnya.

Harus membayar separonya ? itu yang aneh. jelas tidak mendidik, bagaimana mungkin, bukankah ini sama saja mensubsidi siswa yang mampu untuk bersenang-senang.

Penyelenggara beralasan , biaya tersebut adalah asumsi dari kalkulasi pembayaran  transportasi , atau sewa bis yang di bagi dengan jumlah murid.. weleh.. weleh... kalau estimacinya 4 bis , lalu yang gak ikut sejumlah satu bis, mau di kemanakan  satu bisnya ?

Dalam pandangan saya dewan guru adalah orang terpelajar... kegiatan tersebut adalah kegiatan yang bersifat terencana, maka karena sifatnya yang terencana seharusnya disosialisasikan jauh-jauh hari , ada deadlin yang berjenjang , atau batas waktu yang antara hari H nya dengan batas pembayaran cukup waktu.

Dari sisi manajerial, beri discoun bagi yang membayar lebih awal, beri sangsi bagi yang membatalkan akad. Agar tidak terjadi fitnah buatlah open manajemen (manajemen terbuka) karena boleh jadi ada segelintir wali murid yang merasa tidak mewakilkan kepada siapa siapa Keputusan tour tersebut. Berilah laporan  sirkulasi  keuangan yang logis dan rasional. jaman sekarang tempat hiburan mana yang karcis atau tiketnya yang tidak diketahui harganya, apalagi dibeli untuk kolektif, tentu lebih murah. Kita tinggal lacak di internet

Jauh di daerah luar Jakarta seorang sahabat yang juga seorang guru Madrasah, juga mengadakan kegiatan yang sama, menurut saya sangat etik dan ideal, ada panitia yang ditunjuk oleh fourum , ada rincian biaya yang rasional , saat chatting  saya tanya ‘bagaimana bila beberapa siswa ada yang gak ikut ? kita kurangi jumlah armada bisnya, atau malah dari yang isi 40 menjadi bis ¾, kita tidak mau membebankan biaya transportasi kepada yang tidak ikut, karena yang tidak ikut jelas karena tidak mampu. Saya tanya lagi’ kalau yang tidak ikut mayoritas ? dia menjawab ‘ ya sudah kalau begitu tidak usah jalan-jalan, atau cari alternatif lain yang memungkinkan semuanya bisa ikut bergembira.

Sebagai orang tua, terasa sekali beratnya biaya pendidikan bagi anak-anak, bukan hanya satu anak tapi beberapa, memang benar sekolah sekarang gratis, tapi ada pembiayaan yang tentunya tidak harus di tanggung pemda dan pemerintah.


Bersyukur

Diposting oleh Mastindi | 16.12 | | 0 komentar »
Menceriterakan nikmat Allah adalah tanda syukur, mengabaikannya adalah kufur, barang siapa yang tidak berterima kasih kepada yang sedikit tidak akan berterima kasih kepada yang banyak, siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, ia tidak akan berterima kasih kepada Allah, dan bersatu adalah rachmad adapun bercerai berai adalah adzab.

Apa yang terlintas dalam benak anda saat membaca hadits di atas, saat ini di mana apa yang semula terkunci telah terbuka lebar, satu sisi betapa mudah memperoleh kekayaan sumber pendapatan bagi mereka yang beruntung seolah mengalir tanpa henti memenuhi pundi-pundi tabungannya, dengan kepintarannya uang dapat dilipat gandakan baik dalam bentuk usaha formal yang halal maupun haram, namun pada sisi yang lain bagi yang tidak beruntung betapa sulitnya mencari penghasilan, kompetisi mencari kerja yang sangat ketat di tambah sempitnya lapangan kerja dan susahnya membuka lahan usaha, persaingan yang tidak sehat, banyaknya usaha-usaha ritael yang dikelola para pengusaha besar dalam bentuk mini Market kian menggurita menggulung usaha-usaha micro yang nota bene milik pengusaha kecil, telah menjadikan jurang pemisah secara sosial kian menganga lebar, sementara tidak ada kebijakan atau regulasi yang populer atau pro rakyat.

Saat itulah yang diberi keberuntungan dalam hidup karena kesibukannya kian jauh dari norma syara, bagi mereka waktu adalah, uang bukan peluang mencari ridha Allah, hingga syukur yang mereka nampakkan berubah menjadi pamer, bukan pengayoman terhadap yang lemah secara ekonomi hingga yang tumbuh adalah kecemburuan sosial, kecemburuan yang timbul karena terlalu jauhnya jurang sosial akibat termarginalisasi .

Pada bagian kehidupan yang lain, banyak pihak yang menyembunyikan nikmat Allah, dengan banyak mengeluh tentang kekurangan dalam kebutuhan hidupnya tentunya kekurangan versi mereka, saat di mana kekurangan itu sengaja diciptakan dan dikondisikan sedemikian rupa , dengan tujuan agar orang lain tidak datang meminta bantuan baik dalam bentuk pinjaman maupun kewajiban zakat, lalu bagaimana menceritakan nikmat Allah ? tentunya tidak demonstratif , yakni menceritakan semua keberhasilan dan hartanya pada tempat dan pendengar yang tidak seharusnya.

 ceritakan nikmat Allah dalam bentuk kemurahan hati, dalam bentuk sikap hingga tercipta kedekatan antara aghniya dan masakin agar tercipta kedekatan bahkan keluarnya do’a yang tulus dari mereka (para du’afa), hal ini dapat terwujud apabila si kaya mempunyai rasa empati dan keperdulian yang tinggi terhadap nasib mereka yang tidak seberuntung dirinya.

Syukuri nikmat Allah sekecil apapun, karena syukur yang seperti itu akan mengundang nikmat Allah yang lain sebagaimana janji-Nya

øŒÎ)ur šc©Œr's? öNä3š/u ûÈõs9 óOè?öx6x© öNä3¯RyƒÎV{ ( ûÈõs9ur ÷LänöxÿŸ2 ¨bÎ) Î1#xtã ÓƒÏt±s9 ÇÐÈ  

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS 14;7)

Berterima kasihlah terhadap kebaikan atau jasa sesama, sebagai bentuk Training untuk kita berterima kasih yang lebih besar dan banyak yaitu Allah.

Sebuah ungkapan mengatakan “ hutang uang bisa di bayar hutang budi dibawa mati, jangan kita remehkan atau menganggap kecil budi baik orang lain, apalagi mengasumsikan kebaikannya hanya sesuatu yang wajar, seperti pemberian hutangan dari warung atau toko baik dalam bentuk barang maupun uang di saat kondisi keuangan kita sedang sekarat, lalu setelah jatuh tempo dan mampu membayarnya kita lunasi hutang tersebut, maka hal yang perlu kita ingat saat itu ialah, yang kita bayar ialah jumlah nominal sebagai barter dari barang yang kita ambil , bukan kebaikan orang tersebut yakni memberi piutang kepada kita di saat kita kesulitan.

Ciptakan kebersamaan, karena bersatu itu adalah indah, bila bersatu dalam tujuan , maka cara apapun yang kita lakukan bila niatnya untuk tujuan yang sama , maka perbedaan akan menjadi suatu khazanah dan mudah untuk di maklumi ikhtilafnya.

Adapun bercerai berai adalah siksaan batin, betapa gamlbang dan begitu jelas contohnya, Multi partai di negeri kita telah membuat permusuhan bukan hanya tingkat akar rumput, tapi jauh menyelusup ke kaum intelektual, buka hanya bertengkar konsep tapi tak jarang juga fisik.







kajian riyadush shalihin

Diposting oleh Mastindi | 07.12 | | 0 komentar »
Dari Abu bakar nafi’ bin haris , semoga Allah ridha kepadanya, bahwasanya nabi SAW bersabda “apabila berhadapan dua orang muslim dengan pedang terhunus, maka yang membunuh dan yang terbunuh neraka (dua duanya), aku bertanya, ya Rasulullah !.. ya .. kalau yang membunuh lalu bagaimana dengan yang terbunuh ? bersabda , sesungguhnya keadaan (keduanya) satu tujuan untuk membunuh sahabatnya. (HR Bukhari Muslim)

Apa yang disampaikan Rasulullah dalam haditsnya menunjukkan, betapa berharganya jiwa dalam ajaran Islam, bahkan di antara dosa yang terbesar adalah membunuh jiwa dengan tanpa alasan yang dibenarkan atau hak.

Kalau ada yang mengatakan hukum dalam Islam khususnya dalam hal pembunuhan adalah tidak manusiawi atau melanggar HAM (hak asasi manusia) maka ada dua kemungkinan yang terjadi

Pertama : belum pernah menjadi korban setidaknya orang dekatnya dari pembunuh, kita bisa saksikan di pengadilan atau kantor polisi bagaimana reaksi keluarga korban pembunuhan terhadap pelaku atau terdakwa, bisa dipastikan mereka akan merasa puas dan mendapat keadilan manakala tersangka dihukum berat atau setimpal yakni mendapat hukuman mati.

Kedua : tidak adanya ke Imanan dalam hatinya atas syareat Allah dalam kasus tersebut hingga merasa perlu untuk menentang hukum Allah, dengan retorika dan logikanya dia merasa mampu membuat sebuah produk hukum yang dirasa sesuai dengan selera atau kebutuhan zaman. Naudzu billah...

Dalam hal ini pada sebuah Ayat-Nya Allah berfirman.

öNä3s9ur Îû ÄÉ$|ÁÉ)ø9$# ×o4quŠym Í<'ré'¯»tƒ É=»t6ø9F{$# öNà6¯=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÐÒÈ  

" Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (QS 2;179)

Dalam Qishaas ada kehidupan, yakni terjaminnya kelangsungan kehidupan, karena seseorang yang berniat ingin membunuh ia akan berpikir berkal-kali saat akan melakukan aksinya, dikarenakan hukumnya yang akan ia terima terima adalah dibunuh juga. Tentunya di kecualikan dari hal ini adalah orang yang terpaksa membunuh di sebabkan membela diri.




Kematian adalah nasehat

Diposting oleh Mastindi | 15.47 | | 0 komentar »

Jum,at jam 19.00 -+ Allah kembali menunjukkan keabsolutannya, salah seorang kerabat kami telah ia panggil kembal ke haribaanNya.

Jum,at pagi antara jam 9 s/d jam 11 saat menjenguk di RS UD Koja kami ngobrol seperti biasa , tidak ada hal yang mengkhawatirkan  yang nampak  pada raut wajah beliau , kecuali permintaannya agar aku menghubungi kerabat yang lain tentang posisinya di rumah Sakit.

Sempat terbetik keinginan agar beliau dirawat jalan saja, karena kondisinya yang cukup stabil , namun putrinya tentunya lebih berhak dan tahu karena profesinya memang juga seorang dokter di Semarang, dia cukup percaya dengan penanganan tenaga  medis yang ada.

Jam 16. Beliau mendapat kamar, adapun kondisinya mendadak berubah buruk , tak ada yang menyangka hari itu Jum,at 1 Pefruari 2013 antara jam 9 s/d 11 adalah hari terakhir berbincang dengan beliau.

Jam 19 (kurang lebih) dengan begitu mudah dalam pandangan kami semua anak-anak keponakan dan kerabatnya menyaksikan beliau naza..

Sebenarnya tidak ada sakit dan Kematian yang mendadak, karena ada juga penyakit yang memakan raga kita sedikit demi sedikit tanpa terasa, bahkan tetap segar bugar hingga pada stadium tertentu baru terasa akibatnya. Begitu pun Kematian , hanya dalam pandangan kita seakan mendadak padahal Kematian itu sudah  tertulis beriringan dengan kelahiran kita, sudah tertulis di laihul Mahfudz.

Selamat jalan untuk kakek Jum’edin.. semoga Arwahmu mendapat tempat yang layak disisi-Nya , sesuai dengan amalmu, dan semoga Allah mengampuni segala dosamu, dan kematianmu menjadikan bagi kami sebagai mau’edzh.